Kustini Sri Purnomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
}}
 
'''Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo''' (lahir di [[Kabupaten Jepara|Jepara]], [[Jawa Tengah]], pada 12 Oktober 1960, 60 tahun) adalah istri dari Bupati Sleman periode 2015-2020, [[Sri Purnomo]]. Pada gelaran [[Pemilihan umum Bupati Sleman 2020|Pilkada Sleman 2020]], Kustini Sri Purnomo diusung oleh [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDIP) berpasangan dengan Danang Maharsa (kader PDIP) Danang Maharsa. Kustini Sri Purnomo dan [[Sri Purnomo]] dikaruniai tiga orang anak. Mereka adalah Dr. Aviandi Okta Maulana, S.E., M.Acc., Ak., CA sebagai anak pertama (salah satu tenaga pengajar/dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis [[Universitas Gadjah Mada|UGM]]). Anak kedua bernama dr. [http://www.slemankab.go.id/profil-bupati-dan-wakil-bupati-sleman-2016-2021 Nudia Rimanda Pangesti]. Sementara itu, anak ketiga adalah dr. [https://setdprd.slemankab.go.id/dr-raudi-akmal/ Raudi Akmal].
 
== Masa kecil dan pendidikan ==
Kustini Sri Purnomo menghabiskan masa kecilnya di tengah keluarga yang islami. Kustini menempuh pendidikan pendidikan Sarjana Muda di [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta|Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga]], Yogyakarta, DIY. Setelah itu, dia melanjutkan studi S1 di tempat yang sama dengan mengambil Jurusan [[Akidah Islam|Ushuluddin]], Fakultas Perbandingan Agama.
 
== Perhatian dan riwayat organisasi ==
Baris 31:
Sebagai [https://republika.co.id/berita/qeg0pr399/sleman-siapkan-gedung-dekranasda-bantu-promosi-ukm Ketua Dekranasda], Kustini Sri Purnomo merasa Kabupaten Sleman belum mempunyai buah tangan hasil kerajinan sebagai ciri khas. Oleh sebab itu, pada 2013, Dekranasda bersama Pemerintah Kabupaten Sleman menggelar sayembara [https://mediacenter.slemankab.go.id/batik-parijoto-salak-jadi-ikon-batik-sleman/ ikon batik Sleman].
 
Sayembara tersebut diikuti 215 peserta. Setelah seleksi, terpilih 7 motif hingga akhirnya motif Parijotho Salak menjadi pemenangnya. “Parijoto adalah tanaman asli Sleman yang tumbuh di lereng [[Gunung Merapi]] dan banyak ditemukan di [[Pakem, Sleman|Pakem]] dan [[Cangkringan, Sleman|Cangkringan]]. Tanaman yang hanya tumbuh di atas ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut ini juga memiliki banyak manfaat dan memiliki khasiat sehingga bisa melambangkan kemakmuran,” kata Kustini.
 
Sementara itu, [[salak pondoh]] adalah tanaman asli Kabupaten Sleman. Kombinasi keduanya menjadi kombinasi khas Kabupaten Sleman yang memiliki nilai kultural di dalamnya.
 
Untuk memperkenalkan motif Parijotho salak, sekaligus membantu perekonomian pembatik, Kustini mencetuskan “Gerakan Beli Batik Sleman” pada 2020. "Adanya Gerakan Beli Batik Sleman harapannya untuk kedepan semua yang ada di Sleman harus membeli batik dari pengrajin di Sleman. Kita harus menggunakan produk yang dibuat oleh masyarakat kita sendiri," kata Kustini.
Baris 46:
 
Pada 2019, Kustini meraih dua penghargaan. Pertama, Penghargaan Pakarti Madya III Tingkat Nasional untuk kategori Pelayanan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat IVA Test. Kedua, menjadi pencetus boneka Salman sebagai souvenir khas Kabupaten Sleman dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dekranasda.
 
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Dekranasda]]
[[Kategori:Kelahiran 1960]]
Baris 52 ⟶ 55:
[[Kategori:Tokoh dari Jepara]]
[[Kategori:Tokoh Aisyiyah]]
[[Kategori:Bupati Sleman]]