Pelanduk kalimantan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Malacocincla menggunakan HotCat
Ramma Aja (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
}}
Burung '''Pelanduk kalimantan''' ('''''Malacocincla perspicillata''''') adalah spesies burung penyanyi misterius di dalam kelurga [[Timaliidae]]. Burung ini endemik Indonesia, kemungkinan terdapat di Pulau [[Kalimantan]]. Hanya ada spesimen tunggal yang diketahui, didapatkan pada abad ke-19.
 
Habitat alaminya adalah hutan lembap dataran rendah tropis atau subtropis. Status adalah kurang dikenal, meski kemungkinan belum punah.
 
Sebelumnya diklasifikasikan sebagai Rentan oleh [[IUCN]] <ref>BLI (2006)</ref>. Tetapi penelitian baru menunjukkan kurangnya informasi yang dapat dipercaya, sementara di sisi lain beberapa asumsi dugaan telah dikumpulkan dari spesimen yang ada, membuka jalur-jalur baru penelitian. Akibatnya, statusnya berubah menjadi Kurang Data pada tahun 2008<ref>BLI (2008)</ref>.
</ref>.
 
<ref>Pada 5 Oktober 2020 Burung Langka ini kembali ditemukan Setelah 172 Tahun
<br>
Burung pelanduk ini memang menjadi teka-teki dan misteri sejak ditemukan pertamakali pada pertengahan abad ke-19. Pasalnya, para ilmuwan bahkan tidak yakin di mana spesies itu berasal sampai hampir 50 tahun kemudian sejak ditemukan.
<br>
Ditemukan atau dicatat oleh sains dunia pertamakali pada 1848, baru pada tahun 1895, saintis meyakini bahwa spesies burung ini memang endemil Kalimantan, dan bukan Jawa seperti yang mereka duga sebelumnya.
“Penemuan kembali baru-baru ini akhirnya memastikan bahwa burung itu sebenarnya dari Kalimantan,”
<br>
Burung super langka ini berhasil ditemukan berkat dua warga lokal yang secara kebetulan menemukan seekor burung yang tidak mereka kenali di provinsi Kalimantan Selatan pada 5 Oktober 2020.
<br>
Kedua warga tersebut, yang bernama Muhammad Suranto and Muhammad Rizky Fauzan, berhasil menangkapnya dan memotret burung itu. Setelah melepaskan kembali sang burung, mereka melaporkan penemuan itu ke kelompok pengamat burung setempat yang meneruskan pada pakar ornitologi.
<br>
Menurut Ding Li Yong, peneliti dari BirdLife International sekaligus salah satu penulis makalah yang mempublikasikan temuan burung pelanduk Kalimantan tersebut, menyebut bahwa penemuan ini membuktikan burung pelanduk Kalimantan tetap bertahan hidup meskipun terjadi deforestasi besar-besaran di pulau tersebut. Dia mengatakan, kehidupan burung pelanduk Kalimantan sedang di ujung tanduk karena kehilangan habitat mereka.</br>
 
<br>
 
== Catatan kaki ==