Sudwikatmono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 33:
Sementara itu, PT Dwi Golden Graha didirikan pada September 1984,<reF>[https://books.google.co.id/books?id=DdnsAAAAMAAJ&q=dwi+golden+graha+1984&dq=dwi+golden+graha+1984&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi538-B2fbuAhUJWX0KHXrwA3sQ6AEwAnoECAAQAg Informasi, Volume 13,Masalah 151-154]</ref> dan memiliki struktur bisnis, kepemilikan dan manajemen yang berbeda dengan Subentra Grup. Diperkirakan pada 1994 Dwi Golden, yang merupakan patungan Dwi dengan [[Bambang Sutrisno (pengusaha)|Bambang Sutrisno]] memiliki 40 perusahaan.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=NOPsAAAAMAAJ&q=Di+dalam+kelompok+merintis+ini+terdapat+sekitar+40+-+an+kelompok+perusahaan+,+yang+di+...&dq=Di+dalam+kelompok+merintis+ini+terdapat+sekitar+40+-+an+kelompok+perusahaan+,+yang+di+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiy_J6k2fbuAhUFSX0KHWRvCwcQ6AEwAXoECAgQAg Kisah sukses Sudwikatmono: dari Wuryantoro ke Sineplek]</ref> Bisnis Dwi di sini terutama adalah [[supermarket]] dan [[ritel]] dengan nama [[Golden Truly]] yang cukup populer pada 1980-1990an, bank bernama [[Bank Surya]] (sejak 1987), PT Golden Dragon yang berperan dalam [[manufaktur]] [[sabun]] dan beberapa perusahaan lainnya seperti dalam bidang properti.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=2P7sAAAAMAAJ&q=bank+surya+golden+truly&dq=bank+surya+golden+truly&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiQx5z62fbuAhUBXn0KHXOjCDwQ6AEwCHoECAcQAQ Sudwikatmono: sebuah perjalanan di antara sahabat]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=DdnsAAAAMAAJ&dq=dwi+golden+graha+1984&focus=searchwithinvolume&q=truly Informasi, Volume 13,Masalah 151-154]</ref> Selain itu, Dwi juga memiliki banyak usaha lain yang tidak tergabung dalam dua induk, misalnya tambang [[batu bara]] di [[Bengkulu]],<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=Kq0uAQAAIAAJ&q=bank+surya+golden+truly&dq=bank+surya+golden+truly&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwimy_Xb2vbuAhUNXisKHYOgCDg4ChDoATAHegQICBAC Indonesia Reports, Masalah 36-46]</ref> saham di [[SCTV]] ([[penyiaran]]), [[Chandra Asri Petrochemical|Tri Polyta Indonesia]] ([[petrokimia]]), Tasik Madu Group (perkapalan), [[Djajanti]] (kehutanan), Grup Astenia ([[kimia]]), dan masih banyak lagi. Dwi juga memegang banyak posisi penting di berbagai perusahaan dan memiliki saham mayoritas maupun minoritas di perusahaan-perusahaan lain.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=6hxqDwAAQBAJ&pg=PT475&dq=Sudwikatmono+1967&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjansiv0fbuAhXXXCsKHbLmBGoQ6AEwA3oECAYQAg#v=onepage&q=Sudwikatmono%201967&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group]</ref><ref>[https://tirto.id/sudwikatmono-sepupu-daripada-soeharto-mitra-bisnis-sudono-salim-f5s2 Sudwikatmono: Sepupu daripada Soeharto, Mitra Bisnis Sudono Salim]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=8IvtCAAAQBAJ&pg=PA209&dq=sudwikatmono+djajanti&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjEnLmdmvjuAhUBheYKHcWZBJEQ6AEwBHoECAYQAg#v=onepage&q=sudwikatmono%20djajanti&f=false World Forests, Society and Environment]</ref>
Pasca [[krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]], berbagai kerajaan bisnis Sudwikatmono itu goyang diterjang hutang yang besar. Bank Surya dan Subentra miliknya ditutup pada 1998, dan pada 1999 Dwi terjerat hutang ke [[BPPN]] senilai Rp 1,84 T.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=utjsAAAAMAAJ&q=bppn+sudwikatmono&dq=bppn+sudwikatmono&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjV3uz82_buAhUDQH0KHfjbBvYQ6AEwAHoECAUQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 15,Masalah 18-26]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=TuVHAAAAMAAJ&q=bppn+sudwikatmono&dq=bppn+sudwikatmono&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjV3uz82_buAhUDQH0KHfjbBvYQ6AEwCXoECAMQAg A Country in Despair: Indonesia Between 1997 and 2000]</ref> Dalam krisis itu, Dwi juga terlibat persengketaan dengan partnernya, seperti dengan [[Henry Pribadi]] dan Bambang Sutrisno. Khusus [[Bambang Sutrisno (pengusaha)|Bambang]], bahkan Dwi menyatakan bahwa ialah yang merusak kerjasama bisnis mereka, terutama Bank Surya (sialnya, justru Bambang kabur ke [[Singapura]] dan kini tak tentu rimbanya).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=NbNWAAAAMAAJ&q=bank+surya+golden+truly&dq=bank+surya+golden+truly&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwint7L22_buAhVLWH0KHUE0D_sQ6AEwAHoECAUQAg Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 11,Masalah 17-18]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=x3IvAAAAMAAJ&dq=bank+surya+bambang&focus=searchwithinvolume&q=dwi Eksekutif, Masalah 235-239]</ref> Dwi pun juga mendapat masalah karena ia mulai disingkirkan atau mengundurkan diri dari banyak posisi. Untuk mengatasi problem hutang, Dwi kemudian menyerahkan banyak asetnya ke BPPN, dan melakukan restrukturisasi dengan menutup banyak usahanya yang tidak menguntungkan, atau juga menjual sahamnya kepada pihak lain. Ini termasuk bisnis utamanya di bidang perfilman dan bioskop yang dilepas pada bekas partnernya di Subentra, Benny Suherman pada 1999.<ref>[http://news.detik.com/read/2011/01/08/130308/1542254/103/2/selamat-jalan-pak-dwi Artikel:"Selamat Jalan Pak Dwi" di detik.com]</ref> Pada 2004, BPPN menyatakan bahwa Dwi sudah berhasil melunasi hutangnya.<ReF>[https://books.google.co.id/books?id=J3hYAAAAMAAJ&q=sudwikatmono+bppn&dq=sudwikatmono+bppn&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj45NKo3fbuAhXSF3IKHb8lAd4Q6AEwAXoECAAQAg Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 17,Masalah 3-4]</ref> Sejak krisis itu, Dwi tidak pernah terlalu terlihat lagi mengelola bisnis secara langsung, atau memiliki kerajaan bisnis seperti dulu. Bisa dikatakan, kemudian anak-anaknyalah yang mengelola bisnisnya dan membangun bisnisnya masing-masing, yaitu:
* [[Martina Sudwikatmono]], mengelola ''[[franchise]]'' sejumlah [[restoran]] seperti [[Planet Hollywood]], Fabrice World Music Bar's, [[Lawry's]] dan [[Tomy Roma's]]. Selain itu, ia juga mengelola tempat pe[[lelang]]an, sejumlah perusahaan keuangan dan PT J&M Incorporation International Investments.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Et7sAAAAMAAJ&q=sudwikatmono+planet+hollywood&dq=sudwikatmono+planet+hollywood&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwickebx3fbuAhVz8HMBHQfhC-gQ6AEwA3oECAYQAg Para superkaya Indonesia: sebuah dokumentasi gaya hidup]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=6hxqDwAAQBAJ&pg=PT475&dq=Sudwikatmono+1967&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjansiv0fbuAhXXXCsKHbLmBGoQ6AEwA3oECAYQAg#v=onepage&q=Sudwikatmono%201967&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=KGlvAAAAMAAJ&dq=sudwikatmono+planet+hollywood&focus=searchwithinvolume&q=fabrice Harta Habibie]</ref> Bisnis ini dibantu awalnya secara permodalan oleh Dwi ketika didirikan di tahun 1990-an, dan kemudian dua anaknya yang lain, Miana dan Tri Hanurita juga bergabung dalam bisnis saudarinya.
* [[Agus Lasmono Sudwikatmono]], dianggap sebagai "penerus" bisnis ayahnya sesungguhnya karena ialah yang paling sukses. Dengan wadah [[Indika Group]], Agus awalnya merintis bisnis di bidang hiburan, seperti [[rumah produksi]] [[sinetron]] dan film dengan nama [[Indika Pictures]]
== Referensi ==
|