Invasi Indonesia ke Timor Leste: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 5 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 66:
[[Berkas:Dading Kalbuadi East Timor.jpg|jmpl|kiri|lurus|Kolonel [[Dading Kalbuadi]], komandan Indonesia untuk Operasi Seroja]]
Operasi Seroja adalah operasi militer berskala besar yang pernah dilakukan oleh Indonesia.<ref name="Ind77p39">Indonesia (1977), p. 39.</ref><ref>Budiardjo and Liong, p. 22.</ref> Setelah kapal perang TNI Angkatan Laut membombardir kota Dili, pasukan yang berlayar dari laut Indonesia mendarat di kota sekaligus menurunkan pasukan.<ref>Schwarz (2003), p. 204</ref> 641 Pasukan terjun payung Indonesia melakukan penerjunan ke kota [[Dili]], di mana mereka terlibat dalam enam jam pertempuran dengan kelompok bersenjata [[Pasukan Pertahanan Timor Leste|FALINTIL]]. Menurut penulis Joseph Nevins, kapal perang Indonesia mengarahkan pasukan tentara untuk maju dan pesawat transportasi Indonesia sendiri menurunkan beberapa pasukan tentara mereka di atas pasukan Falintil yang akhirnya mundur dan menderita akibat serangan tersebut.<ref>A not-so-distant horror: mass violence in East Timor, By Joseph Nevins, Page 28, Cornell University Press, 2005</ref> Pada tengah hari, pasukan Indonesia telah merebut kota dengan korban 35 tentara Indonesia yang tewas, sementara 122 orang bersenjata FALINTIL tewas dalam pertempuran tersebut.<ref>
Pada tanggal 10 Desember invasi kedua menghasilkan penguasaan kota terbesar kedua, [[Baucau]], dan pada Hari Natal, sekitar 10.000 hingga 15.000 tentara mendarat di Liquisa dan [[Maubara]]. Pada April 1976 Indonesia memiliki sekitar 35.000 tentara di Timor Timur, dengan 10.000 lain berdiri di Timor Barat Indonesia. Sebagian besar pasukan ini berasal dari pasukan elit di Indonesia. Pada akhir tahun, 10.000 tentara menduduki Dili dan 20.000 lainnya telah dikerahkan di seluruh Timor Leste.<ref>Ramos-Horta, pp. 107–08; Budiardjo and Liong, p. 23.</ref> Kalah jumlah, pasukan FALINTIL melarikan diri ke gunung-gunung dan terus melancarkan operasi tempur gerilya.<ref>Dunn (1996), pp. 257–60.</ref>
Baris 95:
=== Korban di Timor Timur ===
Pada bulan Maret 1976, pemimpin UDT Lopes da Cruz melaporkan bahwa 60.000 orang Timor telah tewas selama invasi.<ref name= GWU>James Dunn cites a study by the Catholic Church suggesting that as many as 60,000 Timorese had been killed by the end of 1976. This figure does not appear to include those killed in the period between the start of the civil war in August 1975 and the invasion on 7 December. See James Dunn, “The Timor Affair in International Perspective”, in Carey and Bentley, eds., ''East Timor at the Crossroads'', p. 66</ref> Sebuah delegasi pekerja bantuan Indonesia setuju dengan statistik ini.<ref>Taylor (1991), p. 71.</ref> Dalam sebuah wawancara pada tanggal 5 April 1977 dengan ''Sydney Morning Herald'', Menteri Luar Negeri Indonesia [[Adam Malik]] mengatakan jumlah korban tewas adalah "50.000 orang atau mungkin 80.000".<ref name="turner207">Quoted in Turner, p. 207.</ref> Seorang tokoh menyebut korban sebanyak 100.000 yang dikutip oleh McDonald (1980) dan oleh Taylor. Amnesty International memperkirakan bahwa sepertiga penduduk Timor Timur, atau 200.000 total, meninggal karena aksi militer, kelaparan dan penyakit dari tahun 1975 sampai 1999. Pada tahun 1979 ''US Agency for International Development'' memperkirakan bahwa 300.000 orang Timor Timur telah pindah ke kamp-kamp yang dikuasai oleh angkatan bersenjata Indonesia.<ref>(Suharto's Indonesia, Blackburn, Australia: Fontana, 1980, p. 215); "East Timor: Contemporary History", in Carey and Bentley, ''East Timor at the Crossroads'', p. 239. McDonald's figure includes the pre-invasion period while Taylor's does not. From [http://www2.gwu.edu/~nsarchiv/NSAEBB/NSAEBB62/ National Security Archive – George Washington University]</ref> Komisi PBB untuk Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi di Timor Timur memperkirakan jumlah kematian selama pendudukan juga kelaparan dan kekerasan menjadi sekitar 90.800 sampai 202.600 termasuk antara 17,600 sampai 19,600 mengalami kematian kekerasan atau penghilangan, dari populasi penduduk sekitar 823.386 pada tahun 1999. Komisi kebenaran diselengarakan untuk pasukan Indonesia yang bertanggung jawab atas sekitar 70% pembunuhan dan kekerasan yang sudah dilakukan.<ref>[http://www.google.co.uk/publicdata/explore?ds=d5bncppjof8f9_&met_y=sp_pop_totl&idim=country:TMP&dl=en&hl=en&q=east+timor+population East Timor population] World Bank</ref><ref name=CAVR>
== Upaya integrasi ==
Baris 126:
=== Keterlibatan Australia ===
Pada September 2000 Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia merilis sebelumnya tentang file rahasia yang menunjukkan bahwa komentar oleh Pemerintah Buruh Whitlam mungkin telah mendorong rezim Suharto untuk menyerang Timor Timur.<ref>{{cite news|title=Fed: Cables show Australia knew of Indon invasion of Timor
Pemerintah Australia melihat hubungan baik dan stabilitas di Indonesia (tetangga terbesar di Australia) yang menyediakan penyangga keamanan penting untuk utara Australia.<ref name="primeministers.naa.gov.au">http://primeministers.naa.gov.au/primeministers/keating/in-office.aspx</ref> Namun demikian, Australia memberikan perlindungan penting untuk pendukung kemerdekaan Timor Timur seperti [[José Ramos-Horta]] (yang bermarkas di Australia selama pengasingannya). Jatuhnya Presiden Indonesia Soeharto dan pergeseran dalam kebijakan Australia oleh Pemerintahan Howard pada tahun 1998 membantu memicu proposal untuk referendum mengenai masalah kemerdekaan Timor Timur.<ref name="abc.net.au">{{cite web|url=http://www.abc.net.au/news/howardyears/content/s2422684.htm|archiveurl=https://web.archive.org/web/20100923201217/http://www.abc.net.au/news/howardyears/content/s2422684.htm|title=The Howard Years: Episode 2: "Whatever It Takes"|work=Program Transcript|date=24 November 2008|archivedate=2010-09-23|publisher=Australian Broadcasting Commission|accessdate=19 October 2014|dead-url=no}}</ref> Pada akhir tahun 1998, pemerintah Australia menulis surat ke Indonesia tentang pengaturan sebuah perubahan kebijakan Australia, menunjukkan bahwa Timor Timur akan diberi kesempatan untuk memilih kemerdekaan dalam satu dekade. Surat itu mengacaukan Presiden Indonesia [[Bacharuddin Jusuf Habibie|BJ Habibie]], yang melihat bahwa Indonesia menyiratkan "kekuatan kolonial" dan ia memutuskan untuk mengumumkan referendum sekejap setelahnya.<ref name="abc.net.au"/> Sebuah referendum yang disponsori oleh PBB diselenggarakan pada tahun 1999 menunjukkan persetujuan yang luar biasa untuk sebuah kemerdekaan, tetapi diikuti oleh bentrokan dan krisis keamanan, dihasut oleh milisi anti-kemerdekaan. Australia kemudian memimpin Pasukan Internasional PBB yang didukung untuk Timor Timur untuk mengakhiri kekerasan dan ketertiban dipulihkan. Sementara intervensi itu akhirnya berhasil, hubungan Australia-Indonesia memakan waktu beberapa tahun untuk kembali pulih.<ref name="abc.net.au"/><ref name="ReferenceA">http://works.bepress.com/cgi/viewcontent.cgi?article=1001&context=robert_cribb{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
=== Keterlibatan Inggris ===
Baris 165 ⟶ 164:
* [http://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1132335834 Indonesian Casualties in East Timor, 1975–1999: Analysis of an Official List.]
* [http://www.gendercide.org/case_timor.html Gendercide Watch. Case Study: East Timor (1975–99)]
* [
* [http://www.copi.com/articles/etimorus.html USING ATROCITIES: U.S. Responsibility for the SLAUGHTERS IN INDONESIA and EAST TIMOR] ( Peter Dale Scott, PhD)
* [http://www.yale.edu/gsp/east_timor/03-263_Ch_09.pdf War, Genocide, and Resistance in East Timor, 1975–99: Comparative Reflections on Cambodia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051106181057/http://www.yale.edu/gsp/east_timor/03-263_Ch_09.pdf |date=2005-11-06 }} (Ben Kiernan)
[[Kategori:Timor Timur]]
|