Gereja Kristen Jawa Salib Putih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
 
<blockquote>''Awit déné Allah enggoné ngasihi marang djagad iku kongsi masrahaké kang Putra ontang-anting, supaja saben wong kang ngugemi, adja kongsi nemu karusakan, nanging nduwènana urip langgeng''.''{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=76|ps=}}''<br>
(Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan berolehmemperoleh hidup yang kekal).<ref>{{Cite web|last=Yayasan Lembaga Sabda (YLSA)|first=|date=tanpa tanggal|title=Yohanes 3:16 (Versi Paralel)|url=https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=yoh&chapter=3&verse=16|website=Alkitab Sabda|access-date=22 Desember 2020}}</ref></blockquote>
 
Menurut Mulyati yang mengutip keterangan dari ''Buku Sejarah Salib Putih'', ''14 Mei 1902–4 Mei 2013'', bentuk bangunan gereja tersebut masih asli sejak pertama kali didirikan. Tiang dan ''skur'' (kayu penahan) yang digunakan masih asli, tetapi fondasinya telah diganti dengan batu bata. Gereja itu merupakan satu-satunya gereja di Kota Salatiga yang menggunakan atap mansard{{efn|Atap mansard juga disebut dengan atap prancis atau atap trotoar adalah atap pinggul gaya empat sisi yang ditandai oleh dua lereng di setiap sisinya dengan kemiringan yang lebih rendah, tertusuk oleh jendela atap pada sudut yang lebih curam daripada atas ({{harvnb|Kindangen|2019|pp=29}}). Garis patahan atap di tambahan kasau miring atau atap mansard adalah garis pertemuan antara dua bidang atap yang berbeda kemiringannya. Arahnya sejajar dengan garis tirisan atap, berarti kedudukannya mendatar (horizontal) ({{harvnb|Frick|Setiawan|2001|pp=187}}).}} (atap prancis atau atap trotoar).''{{sfnp|Mulyati|2020|p=307|ps=|}}'' Hasil kajian dan identifikasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah tahun [[2009]] turut memperjelas bahwa konstruksi dinding gereja ini menggunakan kombinasi kayu dan papan.''{{sfnp|Hatmadji, dkk|2009|p=271|ps=}}'' Pintu gerbang gereja ini memuat tulisan [[Injil Markus]] dengan [[aksara Jawa]], yaitu ''padalemaningsun sinebuta dalem pamujan'' (rumahku disebut sebagai rumah pemujaan).''{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=74|ps=}}''