PERDAMI: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
 
 
Aktivitas Perdami di antaranya adalah menyelenggarakan kongres setiap 4 tahun sekali, dan mengadakan Pertemuan Ilmiah Tahunan tiap tahun, yang bertempat di berbagai kota besar di JakartaIndonesia secara bergantian.Perdami dalam aktivitasnya berkolaborasi dengan berbagai organisasi nasional dan internasional.
 
Perdami juga memegang peranan penting dalam penanggulangan masalah kebutaan di Indonesia, yang saat ini angkanya merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara (1.5%). Kebutaan di Indonesia terutama disebabkan oleh katarak (lebih dari 50%), glaukoma, gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, kelainan kornea, dan kelainan retina meliputi Age-Related Macular Degeneration (AMD) dan Retinopati Diabetik.
 
Dalam usaha penanggulangan katarak, Perdami menyelenggarakan operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu (Bakti Sosial) yang sebagian besar dikoordinasi oleh Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perdami (SPBK) serta oleh LSM lainnya. Dalam kurun waktu 1987 hingga saat ini telah diselenggarakan operasi katarak bakti sosial di berbagai wilayah di Indonesia yang dana operasionalnya diperoleh dari berbagai LSM dan pemerintah. Berbagai LSM dan perusahaan yang tercatat bekerjasama dengan Perdami meliputi Yayasan Dharmais, Helen Keller Indonesia (HKI), Christofel Blindenmission (CBM), Lions Club Indonesia, Budha Tzu Chi.Ch, Bank Mandiri, Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV), Indosiar, Rapi Film, Mata Hati-Peduli Kesehatan Mata (kolaborasi Perdami, Lions Club Indonesia, Kompas–Gramedia dan Harian Guo Ji Ri Bao), Yayasan Tahija, dan Yayasan Pelita Usila.
 
Sebagai catatan, dalam peringatan World Sight Day 2008, Perdami melalui Mata Hati selama bulan Oktober - Nopember 2008 telah melakukan sekitar 1100 operasi bagi masyarakat di berbagai pelosok Indonesia (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Batam, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara Timur).
Baris 47:
Perdami masih terus berusaha memberikan advokasi kepada masyarakat mengenai berbagai penyakit mata, baik dalam bentuk penyuluhan dan melalui publikasi.
 
Perdami juga berusaha mengumpulkan data prevalensi; berbagai sentra pendidikan menyelenggarakan studi mengenai angka kejadian berbagai penyakit mata di masyarakat. Berbagai penelitian dalam bidang ilmu mata banyak dilakukan dan dipresentasikan dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Perdami maupun pertemuan nasional dan internasional, serta dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Perdami memiliki Jurnal Kesehatan Mata Nasional (yaitu Majalah Ophthalmologica Indonesiana)