Sayaka Osakabe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 19:
Sayaka Osakabe lahir di Jepang pada 1978.<ref name="Stewart (2015)" /> Ia bekerja sebagai editor majalah. Ketika hamil, ia seharusnya bekerja dalam waktu yang lebih pendek. Namun pimpinannya justru tidak mengizinkannya dan bahkan menyuruhnya untuk keluar dari pekerjaan. Akibatnya, Sayaka mengalami dua kali keguguran. Ia kemudian meminta cuti jika ia hamil lagi namun permintaannya ditolak oleh atasan. Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti dan memilih untuk memperkarakannya di pengadilan buruh.<ref name="Okabayashi (2014)">{{cite news|last1=Okabayashi|first1=Sawa|title=Women joining hands to combat 'maternity harassment' at work|url=http://ajw.asahi.com/article/behind_news/social_affairs/AJ201410040022|accessdate=23 Juli 2020|publisher=The Asahi Shinbun|date=4 Oktober 2014|work=}}</ref>
 
Pada Juni 2014, Sayaka memenangkan kasusnya. Ia kemudian membentuk grup dukungan yang diberi nama Matahara Net yang diambil dari kosakata [[Bahasa Inggris]] yakni ''"maternity and harassment"'' (keibuan dan pelecehan).<ref name="Tomisawa (2014)">{{cite news|last1=Tomisawa|first1=Ayai|last2=Ando|first2=Ritsuko|title=Women fight maternity harassment in the shadow of ‘Abenomics’|url=http://www.japantimes.co.jp/news/2014/09/25/national/women-fight-maternity-harassment-shadow-abenomics/#.VQRjT-E5vrg|accessdate=23 Juli 2020|agency=Reuters|work=The Japan Times|date=25 September 2014}}</ref><ref name="Okunuki (2013)">{{cite news|last1=Okunuki|first1=Hifumi|title=Matahara: turning the clock back on women’s rights|url=http://www.japantimes.co.jp/community/2013/09/23/issues/matahara-turning-the-clock-back-on-womens-rights/#.VQYcteE5vrg|accessdate=23 Juli 2020|work=The Japan Times|date=23 September 2013}}</ref> Tindakan tersebut ia lakukan karena dilatarbelakangi dengan keadaan Jepang yang kurang ramah terhadap keberadaan pekerja wanita, khususnya bagi yang sedang hamil. Berdasarkan data dari Forum Ekonomi Dunia pada 2014, satu dari empat wanita pekerja Jepang mengalami pelecehan saat hamil sehingga menempatkan Jepang pada peringkat 104 dalam urusan kesetaraan di tempat kerja. Jabatan seorang wanita Jepang bahkan bisa diturunkan hanya karena ia hamil saat bekerja.<ref name="Uhlmann (2014)">{{cite news|last1=Uhlmann|first1=Chris|title=Hopes that court cases will challenge Japan's gendered workplaces|url=http://www.vocalook.com/articles/hopes-that-court-cases-will-challenge-japans-gendered-workplaces/|accessdate=23 Juli 2020|publisher=vocalook|date=November 3, 2014|work=|archive-date=2019-05-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20190504182440/http://www.vocalook.com/articles/hopes-that-court-cases-will-challenge-japans-gendered-workplaces/|dead-url=yes}}</ref>
 
Melalui Matahara'','' Sayaka memberikan dukungan kepada sesama wanita hamil yang mengalami hal yang sama. Berkat usahanya, [[Mahkamah Agung Jepang]] kemudian memutuskan bahwa penurunan pangkat atau tindakan hukuman lain terkait kehamilan yang dialami seorang wanita ketika bekerja melanggar undang-undang peluang kesetaraan pekerjaan. Keputusan tersebut ditetapkan pada 23 Oktober 2014 setelah melalui serangkaian sidang yang digelar pada 18 September 2014.<ref name="Okabayashi (2014)" /><ref name="Okunuki (2014)">{{cite news|last1=Okunuki|first1=Hifumi|title='Maternity harassment' verdict benefits women, men — and our humanity|url=http://www.japantimes.co.jp/community/2014/10/29/issues/maternity-harassment-verdict-benefits-women-men-humanity/#.VQR2h-E5vrg|accessdate=23 Juli 2020|work=The Japan Times|date=29 Oktober 2014}}</ref>