Żul Qarnain: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
'''Dzulqarnain'''{{efn|Beberapa ejaan lain dalam literatur bahasa Indonesia: '''Zulqarnain''', '''Zulkarnain'''}} ({{lang-ar|ذُو ٱلْقَرْنَيْن}}, , {{IPA-ar|ðuː‿l.qar.najn|IPA}}) adalah seorang tokoh dalam [[Al-Qur'an]]. Dia juga disebutkan dalam berbagai hikayat dan legenda rakyat. Kisah Dzulqarnain biasanya berpusat pada masalah pembangunan dinding yang menghalangi jalan masuk [[Ya'juj dan Ma'juj]] dan pengembaraannya ke berbagai belahan dunia.
Beberapa penafsir dan sejarawan Muslim telah berusaha
== Ayat ==
Baris 17:
* Dibunuh dan dihidupkan kembali. Disebutkan bahwa dia menyeru kaumnya untuk menyembah Allah, tapi dia kemudian dipukul tanduknya sampai meninggal. Allah menghidupkannya kembali dan dia kembali menyeru kaumnya. Kaumnya kembali memukul tanduknya lagi sampai meninggal.<ref>Diriwayatkan dari [[Sufyan ats-Tsauri|Sufyan Ats-Tsauri]] (lahir 716 - wafat 778), diriwayatkan dari Habib bin Abi Tsabit, dari Abu Thufail, dari Ali bin Abu Thalib.</ref>
* Telah melanglang buana ke sisi barat dan timur bumi
* Kekuasaannya mencapai dua tanduk matahari, yaitu dari timur ke barat
"Qarn" juga dapat diartikan sebagai "periode" atau "abad", dan nama Dzulqarnain oleh karena itu memiliki makna simbolis sebagai "Dia dari Dua Zaman".
== Kisah ==
Baris 25 ⟶ 26:
}} dan kisahnya disebutkan dalam Surah Al-Kahfi (18): 83-102.
Al-Qur'an tidak memberikan penjelasan tersurat mengenai asal-usul Dzulqarnain, waktu dia hidup, atau nama negeri-negeri yang dia kunjungi. Secara garis besar, kisahnya dalam Al-Qur'an dibagi menjadi empat bagian:
'''Awalan'''
Baris 38 ⟶ 39:
{{Cquote|(89) Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain). (90) Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari) itu, (91) demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada padanya (Zulkarnain).}}
Qatadah menyebutkan bahwa kaum yang ditemui Dzulqarnain dalam perjalanan ke timur tinggal di tanah yang tidak bisa menumbuhkan sesuatu apapun. Apabila matahari telah terbit, mereka bersembunyi di liang-liang. Mereka keluar dan bekerja saat matahari terbenam.<ref>Tafsir Ibnu Katsir. Juz 16: ayat 89-91</ref>
'''Bertemu kaum yang terancam Ya'juj dan Ma'juj'''
{{Cquote|(92) Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). (93) Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan. (94) Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?” (95) Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka. (96) Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” (97) Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya. (98) Dia (Zulkarnain) berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu benar.” (99) Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya.}}
== Genealogi ==
|