Artidjo Alkostar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Karier: +foto Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Tambahan kehidupan pribadi dan organise this page in general. |
||
Baris 1:
{{Infobox person
| name = Artidjo Alkostar
| image = Artidjo Alkostar.jpg
| alt =
| caption =
| birth_name =
| birth_date = {{Birth date|1948|5|22}}
| birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Kabupaten Situbondo]], [[Jawa Timur]]
| death_date = {{Death date and age|2021|2|28|1948|5|22}}
| death_place = {{negara|Indonesia}} [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
| nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
| other_names =
| alma_mater = [[Universitas Islam Indonesia]] <br> [[Universitas Northwestern]]
| occupation = Advokat,
| known_for = Algojo Para Koruptor
| religion = [[Islam]]
| spouse = Sri Widyaningsih
| children =
| parents =
}}
'''Artidjo Alkostar''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Situbondo]], [[Jawa Timur]]|22|5|1948|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|28|2|2021}}) adalah seorang ahli hukum [[Indonesia]]. Ia merupakan mantan [[Hakim Agung Indonesia|Hakim Agung]] sekaligus Ketua Kamar Pidana [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Mahkamah Agung RI]] yang mendapat banyak sorotan atas keputusan dan pernyataan perbedaan pendapatnya dalam banyak kasus besar atau dikenal dalam dunia hukum sebagai ''dissenting opinion''. Sebelum wafat, ia menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] periode 2019-2023.<ref>{{Cite news|last=Ihsanuddin|date=27 Januari 2020|title=Dilantik jadi Dewas KPK, Syamsuddin dan Artidjo Datangi Istana|url=https://nasional.kompas.com/read/2019/12/20/13201041/dilantik-jadi-dewas-kpk-syamsuddin-dan-artidjo-datangi-istana|work=Kompas.com|access-date=28 Februari 2021}}</ref>
Namanya terangkat
== Latar
=== Kehidupan awal dan pendidikan ===
Artidjo Alkostar lahir di Situbondo, Jawa Timur. Ayah dan ibunya berasal dari [[Kota Sumenep, Sumenep|Sumenep]], [[Madura]]. Ia menamatkan pendidikan SMA di Asem Bagus, Situbondo. Artidjo meraih gelar sarjana hukum (
=== Karier ===
[[Berkas:Artidjo Alkostar KPK.png|jmpl|Artidjo sebagai Anggota Dewan Pengawas KPK]]
Karier Artidjo Alkostar di bidang hukum dimulai pada tahun 1976. Awalnya, ia menjadi tenaga pengajar di FH UII Yogyakarta. Pada tahun 1981, ia menjadi bagian dari Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, masing-masing menjadi wakil direktur (1981-1983) dan direktur (1983-1989).<ref name=":0" /> Pada saat yang sama, ia bekerja selama dua tahun di [[Human Rights Watch|Human Right Watch]] divisi Asia di [[New York]]. Sepulang dari Amerika, ia mendirikan kantor hukum Artidjo Alkostar and Associates hingga tahun 2000. Selanjutnya, pada tahun 2000 ia terpilih sebagai [[Hakim Agung Republik Indonesia]].
Ketika masih sebagai pengacara, Artidjo tercatat sering menangani perkara berisiko.<ref name=":1">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-02-28|title=Tutup Usia, Ini Profil Artidjo Alkostar, Mantan Hakim Agung yang Ditakuti Koruptor Halaman all|url=https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/28/161700365/tutup-usia-ini-profil-artidjo-alkostar-mantan-hakim-agung-yang-ditakuti|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-03-08}}</ref> Ia pernah menjadi penasihat hukum kasus Komando Jihad, kasus penembakan gali atau bromocorah di Yogyakarta, kasus Santa Cruz (Timor Timur), kasus pembunuhan wartawan Bernas Muhammad Syafruddin (Udin), dan ketua tim pembela gugatan Kecurangan Pemilu 1997 di Pamekasan, Madura.<ref name=":1" />
== Kehidupan Pribadi ==
Artidjo menikah dengan Sri Widyaningsih pada 1998 atau 1999.<ref name=":2">{{Cite web|date=2003-09-11|title=Artidjo Alkostar: Hakim Agung yang Melawan Arus|url=https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol8790/artidjo-alkostar-hakim-agung-yang-melawan-arus/|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2021-03-08}}</ref>
Pada awalnya, Artidjo tidak pernah berniat untuk berkarir di dunia hukum dan justru bermaksud mengambil jurusan eksakta dan masuk Fakultas Pertanian. Sayangnya, pendaftaran untuk fakultas pertanian sudah ditutup sehingga ia mendaftar di Fakultas Hukum [[Universitas Islam Indonesia]] untuk mengisi waktu sampai pembukaan pendaftaran di tahun depan. Setelah setahun berlalu, ternyata Artidjo merasa betah di Fakultas Hukum dan hilang minat untuk mendaftar di Fakultas Pertanian.<ref name=":2" />
Menurut Artidjo, kualitas manusia terletak pada pola pikir dan substasi perbuatan yang dilakukan seseorang untuk masyarakat, bangsa dan negara.<ref>{{Cite web|last=Saputra|first=Andi|title=Hakim Agung: Pak Artidjo Tetap Hidup Bersahaja Seperti Orang Desa|url=https://news.detik.com/berita/d-4035071/hakim-agung-pak-artidjo-tetap-hidup-bersahaja-seperti-orang-desa|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2021-03-08}}</ref> Ia juga pernah mengatakan bahwa seorang hakim harus lebih pintar dari pembuat Undang-Undang dan koruptor.<ref name=":1" />
Artidjo juga pernah mengeluarkan beberapa buku, diantaranya berjudul "Artidjo Alkostar Titian Keikhlasan, Berkhidmat untuk Keadilan," "Dimensi Filosofis Ilmu Hukum dan hukum Pidana (70 Tahun Artidjo Alkostar Mengabdi Kepada Bangsa dan Negara)," dan "Alkostar Sebuah Biografi yang ditulis oleh Puguh Windrawan."<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-02-28|title=Tutup Usia, Ini Profil Artidjo Alkostar, Mantan Hakim Agung yang Ditakuti Koruptor Halaman all|url=https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/28/161700365/tutup-usia-ini-profil-artidjo-alkostar-mantan-hakim-agung-yang-ditakuti|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-03-08}}</ref>
== Mahkamah Agung ==
Artidjo Alkostar mengawali kariernya sebagai hakim agung pada tahun 2000, dan pensiun pada 22 Mei 2018. Sepanjang 18 tahun mengabdi, ia telah menyelesaikan sebanyak 19.708 berkas perkara di [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Mahkamah Agung]].<ref>{{Cite web|last=Sukmana|first=Yoga|date=31 Mei 2018|title=Artidjo Alkostar, 18 Tahun, 19.000 Perkara, dan Urus Kambing...|url=https://nasional.kompas.com/read/2018/05/31/11482391/artidjo-alkostar-18-tahun-19000-perkara-dan-urus-kambing|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2020-05-31}}</ref> Berbagai kasus besar telah ia tangani, seperti kasus proyek pusat olahraga Hambalang, suap impor daging, dan suap ketua Mahkamah Konstitusi.<ref>{{Cite web|last=Mardani|date=10 Juni 2015|title=Putusan-putusan Hakim Agung Artidjo bikin koruptor 'sekarat'|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/putusan-putusan-hakim-agung-artidjo-bikin-koruptor-sekarat.html|website=merdeka.com|access-date=2020-05-31}}</ref>
Kiprah Artidjo sebagai hakim agung terkemuka sebab ia berani berbeda pendapat dengan majelis hakim lain pada perkara mantan Presiden [[Soeharto]] dan [[skandal Bank Bali]] dengan terdakwa [[Djoko Tjandra|Djoko Soegiarto Tjandra]]. Pada kasus Djoko Tjandra, ia menyimpulkan terdakwa bersalah dan dihukum 20 tahun meski dua hakim agung lain membebaskannya. Putusan kasus ini memperkenalkan ''dissenting opinion'' dari Artidjo yang membuat namanya kian mencuat. Menurutnya, melalui ''dissenting opinion'' tersebut ia berharap orang tidak menganggapnya sebagai pecundang, karena adanya dukungan kepada pendapatnya.<ref name=":1" /> Sembari berkelakar, ia menambahkan adanya kemajuan dari dirinya, sebab ketika jadi pengacara ia kerap kalah dalam menangani kasus karena tidak mau memberi suap kepada hakim dan jaksa.<ref name=":1" />
Sebagai Hakim Agung, ia kerap memberi putusan kasasi dengan tambahan masa hukuman dalam kasus korupsi. Oleh karena itu, koruptor rajin mencabut perkaranya ketika mengetahui Artidjo yang akan menangani perkaranya.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2018-05-31|title=Artidjo Alkostar, 18 Tahun, 19.000 Perkara, dan Urus Kambing...|url=https://nasional.kompas.com/read/2018/05/31/11482391/artidjo-alkostar-18-tahun-19000-perkara-dan-urus-kambing|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-03-08}}</ref>
== Kematian ==
|