Kekhalifahan Umayyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 141:
==== 2. Periode Kedua (755-912 M) ====
Pada periode ini. [[Spanyol]] berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan [[Islam]], yang ketika itu dipegang oleh [[khalifah Abbasiyah]] di [[Baghdad]]. Amir pertama adalah [[Abdurrahman I]] yang memasuki [[Spanyol]] '''tahun 138 H/755 M''' dan diberi gelar [[Al-Dakhil]] (Yang Masuk ke [[Spanyol]]). Dia adalah keturunan [[Bani Umayyah]] yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan [[Bani Umayyah]] di [[Damaskus]]. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti [[Bani Umayyah]] di [[Spanyol]]. Penguasa-penguasa [[Spanyol]] pada periode ini adalah [[Abdurrahman al-Dakhil]], [[Hisyam I]], [[Hakam I]], [[Abdurrahman al-Ausath]], [[Muhammad ibn Abdurrahman]], [[Munzir ibn Muhammad]], dan [[Abdullah ibn Muhammad]].
 
Pada periode ini, umat [[Islam]] [[Spanyol]] mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. [[Abdurrahman al-Dakhil]] mendirikan masjid [[Cordova]] dan sekolah-sekolah di kota-kota besar [[Spanyol]]. [[Hisyam I]] dikenal berjasa dalam menegakkan hukum [[Islam]], dan [[Hakam I]] dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di [[Spanyol]]. Sedangkan [[Abdurrahman al-Ausath]] dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama di zaman [[Abdurrahman al-Aushath]]. Ia mengundang para ahli dari dunia [[Islam]] lainnya untuk datang ke [[Spanyol]] sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di [[Spanyol]] mulai semarak.
 
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan [[Kristen fanatik]] yang mencari kesyahidan. Namun, [[Gereja Kristen]] lainnya di seluruh [[Spanyol]] tidak menaruh simpati pada gerakan itu, karena pemerintah [[Islam]] mengembangkan kebebasan beragama. Penduduk [[Kristen]] diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan [[hukum Kristen]]. Peribadatan tidak dihalangi. Lebih dari itu, mereka diizinkan mendirikan [[gereja]] baru, [[biara-biara]] disamping asrama [[rahib]] atau lainnya. Mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau menjadi karyawan pada instansi militer.
 
Gangguan politik yang paling serius pada periode ini datang dari umat [[Islam]] sendiri. Golongan pemberontak di [[Toledo]] pada '''tahun 852 M''' membentuk negara kota yang berlangsung selama '''80 tahun'''. Disamping itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh [[Hafshun]] dan anaknya yang berpusat di pegunungan dekat [[Malaga]]. Sementara itu, perselisihan antara orang-orang [[Barbar]] dan orang-orang Arab masih sering terjadi.
 
==== 3. Periode Ketiga (912-1013 M) ====