Kritik terhadap Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20210309)) #IABot (v2.0.8) (GreenC bot |
||
Baris 157:
=== Keandalan Hadis ===
[[Hadis]] adalah tradisi Muslim yang berkaitan dengan Sunnah (perkataan dan perbuatan) dari Muhammad. Mereka diambil dari tulisan-tulisan ulama antara 844 dan 874 Masehi, lebih dari 200 tahun setelah kematian Muhammad pada tahun 632 Masehi.<ref>[http://www.atheists.org/Islam/mohammedanism.html An Atheist's Guide to Mohammedanism] by Frank Zindler</ref> Di Islam, mahzab dan sekte yang berbeda memiliki pendapat yang berbeda pada pilihan yang tepat dan penggunaan Hadis. Empat mahzab Islam Sunni semua menganggap Hadis kedua setelah Quran, meskipun mereka berbeda pendapat pada berapa banyak kebebasan interpretasi diperbolehkan bagi sarjana resmi.<ref>{{Cite book|last=Goddard|first=Hugh|coauthors=Helen K. Bond (Ed.), Seth Daniel Kunin (Ed.), Francesca Aran Murphy (Ed.)|title=Religious Studies and Theology: An Introduction|publisher=New York University Press|year=2003|isbn=0-8147-9914-0|page=204}}</ref> Ulama Syi'ah tidak setuju dengan ulama Sunni tentang Hadis harus dipertimbangkan handal . Syiah menerima Sunnah Ali dan para Imam sebagai otoritatif di samping Sunnah Muhammad, dan sebagai konsekuensi mereka mempertahankan koleksi Hadis mereka sendiri, yang berbeda.<ref>{{Cite book|last=Esposito|first=John|title=Islam: The Straight Path|url=https://archive.org/details/islamstraightpat0000espo|publisher=Oxford University Press|year=1998|isbn=0-19-511234-2|page=[https://archive.org/details/islamstraightpat0000espo/page/85 85]}}</ref>
Telah dikemukakan bahwa ada sekitar tiga sumber utama korupsi Hadis: konflik politik, prasangka sektarian, dan keinginan untuk menerjemahkan makna yang mendasari, bukan kata-kata asli verbatim.<ref name="fedex">Brown, Daniel W. "Rethinking Tradition in Modern Islamic Thought", 1999. p. 113 & 134</ref>
Baris 163:
Kritikus hadits, Quranis, dari Muslim menolak otoritas hadits atas dasar teologis, merujuk ayat-ayat dalam Al-Quran itu sendiri: "Tidak ada yang telah Kami hilangkan dari Kitab",<ref>Quran, [[s:The Holy Qur'an (Maulana Muhammad Ali)/6. The Cattle|Chapter 6. The Cattle]]: 38</ref> menyatakan bahwa semua instruksi yang diperlukan dapat ditemukan dalam Al-Qur'an, tanpa perlu mengacu pada hadits. Mereka mengklaim bahwa Hadis telah menyebabkan orang menyimpang dari tujuan awal wahyu Allah kepada Muhammad, kepatuhan terhadap Quran sendiri.<ref>Donmez, Amber C. "The Difference Between Quran-Based Islam and Hadith-Based Islam"</ref> [[Syed Ahmed Khan]] (1817-1898) sering dianggap sebagai pendiri gerakan modernis dalam Islam, terkenal oleh aplikasinya "ilmu rasional" terhadap Quran dan Hadis dan kesimpulannya bahwa hadis itu tidak mengikat secara hukum pada umat Islam.<ref name="call"/> Muridnya, Chiragh Ali, melangkah lebih jauh, menunjukkan hampir semua hadis hasil rekayasa.<ref name="call">Latif, Abu Ruqayyah Farasat. [http://calltoislam.com/pdf/The%20Quraniyoon%20of%20the%20twentieth%20century%20-%20Abu%20Ruqayyah%20Farasat%20Latif.pdf The Quraniyun of the Twentieth Century]{{dead link|date=November 2011}}, Masters Assertion, September 2006</ref> [[Ghulam Ahmed Pervez]] (1903-1985) adalah seorang kritikus kondang Hadis dan percaya bahwa Quran sendiri adalah semua yang diperlukan untuk membedakan kehendak Allah dan kewajiban kita. Sebuah fatwa, yang berkuasa, yang ditandatangani oleh lebih dari seribu ulama ortodoks, mencelanya sebagai 'kafir', bukan orang beriman.<ref>Ahmad, Aziz. "Islamic Modernism in India and Pakistan, 1857 -1964". London: Oxford University Press.</ref> Karyanya, Maqam-e Hadis, berpendapat bahwa hadis terdiri dari "kata-kata kacau abad sebelumnya ", tetapi ia tidak menentang gagasan tentang ucapan yang dikumpulkan dari Nabi, hanya saja ia akan mempertimbangkan setiap hadits yang bertentangan dengan ajaran Quran telah dipalsukan untuk dikaitkan dengan Nabi.<ref>Pervez, Ghulam Ahmed. [http://www.tolueislam.com/Parwez/mh/mh.htm Maqam-e Hadith] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111113215748/http://www.tolueislam.com/Parwez/mh/mh.htm |date=2011-11-13 }}, [http://www.tolueislam.com/Urdu/mhadith/mh.htm Urdu version] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111004044003/http://www.tolueislam.com/Urdu/mhadith/mh.htm |date=2011-10-04 }}</ref> Buku Malaysia "Hadis: A Re-evaluation" (1986) oleh Kassim Ahmad menghadapi kontroversi dan beberapa ulama menyatakan dia murtad dari Islam dengan menunjukkan bahwa "hadits adalah sektarian, anti-ilmu pengetahuan, anti-nalar dan anti-perempuan."<ref name="call"/><ref name="kiss">Ahmad, Kassim. "Hadith: A Re-evaluation", 1986. English translation 1997</ref>
[[John Esposito]] mencatat bahwa "kesarjanaan Barat modern telah serius mempertanyakan historisitas dan otentisitas hadis", mempertahankan bahwa "sebagian besar tradisi dikaitkan dengan Nabi Muhammad benar-benar ditulis lebih awal." Dia menyebutkan Joseph Schacht, dianggap sebagai bapak dari gerakan revisionis, sebagai salah satu ulama yang berpendapat ini, mengklaim bahwa Schacht "tidak menemukan bukti tradisi hukum sebelum 722," yang mana Schacht menyimpulkan bahwa "Sunnah Nabi bukanlah kata-kata dan perbuatan Nabi, tetapi bahan apokrif "berasal dari sesudahnya.<ref>{{cite book|last=Esposito|first=John|title=Islam: The Straight Path|url=https://archive.org/details/islamstraightpat0000espo|publisher=Oxford University Press|year=1998|isbn=0-19-511234-2|page=[https://archive.org/details/islamstraightpat0000espo/page/67 67]}}</ref>
Muslim ortodoks tidak menyangkal keberadaan hadits palsu, tetapi percaya bahwa melalui kerja para ulama ', hadist-hadist palsu telah banyak dihilangkan.<ref>By Nasr, Seyyed Vali Reza, "Shi'ism", 1988. hal. 35.</ref>
|