Kresna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
KalKevKey (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 3 books for Wikipedia:Pemastian (20210309)) #IABot (v2.0.8) (GreenC bot
Baris 89:
Peran Kresna sebagai kusir kereta [[Arjuna]] di medan perang [[Kurukshetra]], seperti yang tergambar dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', adalah subjek umum lain dalam penggambaran Kresna. Dalam hal ini, ia ditampilkan sebagai sosok pria, sering kali dengan karakteristik dewa-dewi dalam kesenian Hindu, misalnya banyak lengan maupun kepala, dan dengan atribut Wisnu, misalnya [[cakra Sudarsana|cakra]]. Sebagai seorang kusir biasa, ia ditampilkan dengan dua lengan. Lukisan gua dari masa 800 SM di [[Mirzapur]], [[Uttar Pradesh]], India Utara, yang menampilkan pertempuran kusir-kusir kereta kuda, salah satu di antaranya tampak akan melemparkan cakram yang kemungkinan besar dapat dikenali sebagai Kresna.<ref>D. D. Kosambi (1962), Myth and Reality: Studies in the Formation of Indian Culture, New Delhi, CHAPTER I: SOCIAL AND ECONOMIC ASPECTS OF THE BHAGAVAD-GITA, paragraf 1.16</ref>
 
Penggambaran dalam kuil sering kali menampilkan Kresna sebagai seorang pria yang berdiri tegak, dalam gaya formal. Dapat ditampilkan sendirian, dapat pula dengan figur terkait dengannya:<ref>{{cite book|author=Harle, J. C.|title=The art and architecture of the Indian Subcontinent|url=https://archive.org/details/artarchitectureo00harl|publisher=[[Yale University Press]]|location=New Haven, Conn|year=1994|pages=[https://archive.org/details/artarchitectureo00harl/page/410 410]|isbn=0-300-06217-6|quote=figure 327. Manaku, Radha‭'‭s messenger describing Krishna standing with the cow-girls, from Basohli.|doi=|accessdate=}}</ref> [[Balarama]] (Baladewa — kakaknya) dan [[Subadra]] (saudari tirinya), atau istrinya yang utama yaitu [[Rukmini]] dan [[Satyabama]].
 
Seringkali Kresna digambarkan bersama dengan kekasihnya dari kaum ''[[gopi]]'' ([[wanita pemerah susu]]), [[Radha]]. Sekte [[Waisnawa]] di [[Manipur]] tidak memuja Kresna saja, tetapi juga aspeknya sebagai [[Radha Krishna]],<ref>
Baris 270:
Setelah perang usai, [[Yudistira]] diangkat sebagai Raja [[kerajaan Kuru|Kuru]], dengan pusat pemerintahan di [[Hastinapura]]. Ia memerintah selama 36 tahun. Sementara itu Kresna tinggal bersama kaumnya di [[Dwaraka]]. Karena [[Samba]]—putra Kresna—dan beberapa pemuda [[Yadawa]] telah mengolok-olok para [[resi]] yang mengunjungi Dwaraka, maka kaum Yadawa dikutuk agar hancur dengan menggunakan senjata [[gada]] yang dikeluarkan dari perut Samba. Atas perintah [[Ugrasena]], senjata tersebut dihancurkan hingga menjadi debu lalu dibuang ke laut. Debu tersebut hanyut ke tepi pantai Prabasha dan tumbuh menjadi semacam tanaman rumput, disebut ''eruka''.
 
Pada suatu perayaan, kaum Yadawa mengunjungi Prabasha dan berpesta pora di sana. Karena pengaruh minuman keras, mereka mabuk dan saling hantam. Perkelahian pun berubah menjadi pembunuhan massal. Saat menyaksikan kaumnya saling bunuh, Kresna menggenggam rumput ''eruka'' dan melemparkannya ke tengah percekcokan tersebut yang mengakibatkan ledakan hebat sehingga membunuh hampir seluruh kaum Yadawa yang ada di sana. Setelah kehancuran kaumnya, [[Baladewa]] meninggalkan tubuhnya dengan cara melakukan [[Yoga]]. Sementara itu, Kresna memasuki hutan dan duduk di bawah pohon untuk bermeditasi. ''Mahabharata'' menyatakan bahwa seorang pemburu bernama Jara mengira sebagian kaki kiri Kresna yang tampak sebagai seekor rusa sehingga ia menembakkan panahnya, menyebabkan Kresna terluka secara fana, sampai berujung ke kematiannya. Saat jiwa Kresna mencapai surga, tubuhnya di[[kremasi]] oleh [[Arjuna]].<ref>{{Harvnb|Bryant|2007|pp=148}}</ref><ref>{{cite web |url= http://www.sacred-texts.com/hin/m16/m16004.htm|title= Mahabharata (aslinya diterbitkan antara tahun 1883 dan 1896)|accessdate=2008-10-13|work= book|publisher= Sacred Texts|date= 2006 - digitalisasi|author = Kisari Mohan Ganguli|chapter = Book 16: Mausala Parwa bagian 4-8}}</ref><ref>{{ cite book|author = Mani, Vettam|title = Puranic Encyclopaedia: A Comprehensive Dictionary With Special Reference to the Epic and Puranic Literature|url = https://archive.org/details/puranicencyclopa00maniuoft|publisher = Motilal Banarsidass|year = 1975|location = Delhi|isbn = 0842-60822-2|authorlink =Vettam Mani|page=[https://archive.org/details/puranicencyclopa00maniuoft/page/429 429]}}</ref>
 
Menurut sumber-sumber dari ''[[Purana]]'',<ref>''Bhagawatapurana'' (1.18.6), ''Wisnupurana'' (5.38.8), dan ''Brahmapurana'' (212.8) menyatakan bahwa hari ketika Kresna meninggal adalah saat [[Dwaparayuga]] berakhir dan [[Kaliyuga]] dimulai.</ref> kepergian Kresna menandai akhir zaman [[Dwaparayuga]] dan dimulainya [[Kaliyuga]], yang dihitung jatuh pada tanggal 17/18 Februari 3102 SM.<ref>Baca: Matchett, Freda, ''"The Puranas"'', hlm. 139 dan Yano, Michio, ''"Calendar, astrology and astronomy"'' dalam {{Cite book|last=Flood|first=Gavin (Ed)| year=2003|title=Blackwell companion to Hinduism|place=|publisher= Blackwell Publishing|edition=|isbn=0-631-21535-2|ref=harv|postscript=}}</ref> Para guru aliran [[Waisnawa]], misalnya [[Ramanuja]] dan aliran [[Gaudiya Waishnawa]] memandang bahwa tubuh Kresna seutuhnya merupakan tubuh spiritual sehingga tidak akan pernah membusuk karena hal ini tampaknya merupakan perspektif dalam ''[[Bhagawatapurana]]''. Kresna tidak pernah disebut menua atau menjadi uzur dalam penggambaran secara historis dalam berbagai ''[[Purana]]'', meskipun telah melewati beberapa [[dasawarsa]], tetapi ada alasan untuk sebuah perdebatan apakah ini menunjukkan bahwa ia tidak memiliki tubuh material, karena pertempuran dan deskripsi lain dari wiracarita ''[[Mahabharata]]'' jelas menunjukkan indikasi bahwa ia tampaknya tunduk pada keterbatasan alam.<ref name = Sutton>Sutton (2000) hlm.174-175</ref> Sementara kisah pertempuran tampaknya menunjukkan keterbatasan, ''Mahabharatha'' juga menceritakan berbagai kisah saat Kresna tidak tunduk pada keterbatasan, seperti cerita ketika Duryodana mencoba untuk menangkap Kresna namun tubuhnya memancarkan api yang menunjukkan semua ciptaan ada dalam dirinya.<ref>{{cite web |url=http://www.sacred-texts.com/hin/m05/m05131.htm|title= Mahabharata, Buku 5: Udyoga Parwa: Bhagawata Yana Parwa: bagian CXXXI (aslinya diterbitkan antara tahun 1883 dan 1896)|accessdate=2008-10-13 |work= book|publisher= Sacred Texts|date= 2006 - digitalisasi|author = Kisari Mohan Ganguli}}</ref>
Baris 281:
Pemujaan terhadap Kresna merupakan suatu bagian dari aliran [[Waisnawa]] (Waisnawisme), aliran [[agama Hindu]] yang menganggap [[Wisnu]] sebagai [[Tuhan|Tuhan Yang Mahakuasa]] dan memuliakan berbagai [[awatara]] (penjelmaan) yang terkait dengannya, termasuk pasangan (''[[sakti]]''/[[dewa (Hindu)|dewi]]) dewa itu sendiri, serta [[resi|orang suci]] maupun [[guru (agama dharma)|guru]] yang menyebarkan ajarannya. Secara istimewa Kresna dipandang sebagai penjelmaan Wisnu seutuhnya, atau sebagai wujud Wisnu itu sendiri.<ref>{{cite book|author=John Dowson|title=Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion, Geography, History and Literature|publisher=Kessinger Publishing|location=|year=2003|pages= 361|isbn=0-7661-7589-8|url = http://books.google.com/?id=6JB-KOXy5k8C&pg=PA361&dq=Vishnu+Sahasranama+Krishna}}</ref> Bagaimanapun juga, hubungan yang pasti antara Kresna dan Wisnu terasa kompleks dan bermacam-macam.<ref name = Beck>See Beck, Guy, ''"Introduction"'' in {{Harvnb|Beck|2005|pp=1–18}}</ref> Kadang kala Kresna dianggap sebagai dewa tersendiri, yang memiliki kekuasaan penuh tanpa ketergantungan.<ref name=Knott55>{{Harvnb|Knott|2000|p=55}}</ref> Di antara berbagai macam dewa, Kresna sangat penting, dan tradisi dalam garis perguruan Waisnawa biasanya terpusat kepada Wisnu maupun Kresna, sebagai dewa yang dipuja. Istilah Kresnaisme digunakan untuk meyebut [[sekte]] pemuja Kresna, sementara istilah Waisnawisme untuk sekte yang terpusat kepada Wisnu dan Kresna dianggap sebagai [[awatara]], daripada Tuhan Yang Mahakuasa.<ref>Flood (1996) hal. 117</ref>
 
Seluruh tradisi Waisnawa menganggap Kresna merupakan awatara Wisnu; kadang kala Kresna disamakan dengan Wisnu; sementara beberapa tradisi lainnya, misalnya [[Gaudiya Waisnawa]],<ref name = McDaniel>McDaniel, June, ''"Folk Vaishnavism and {{IAST|Ṭhākur Pañcāyat}}: Life and status among village Krishna statues"'' dalam {{Harvnb|Beck|2005|p=39}}</ref><ref name=Kennedy1925>{{cite book|author = Kennedy, M.T.|year = 1925|title = The Chaitanya Movement: A Study of the Vaishnavism of Bengal|url = https://archive.org/details/pli.kerala.rare.24847|publisher = H. Milford, Oxford university press|isbn = }}</ref> [[Wallabha Sampradaya]] dan [[Nimbarka Sampradaya]], menganggap Kresna sebagai ''[[Swayam Bhagawan]]'', wujud asli Tuhan, atau Tuhan itu sendiri.<ref name="KK">{{cite book|author=K. Klostermaier|title=The Charles Strong Trust Lectures, 1972-1984|publisher=Brill Academic Pub|location=|year=1997|pages= 109|isbn=90-04-07863-0|quote= Bagi pemujanya Dia bukanlah awatara dalam pengertian biasa, namun sebagai ''swayam bhagawan'', Tuhan itu sendiri.|url= http://books.google.com/?id=F_0UAAAAIAAJ&pg=PA109&dq=Svayam+bhagavan|accessdate=|others = Crotty, Robert B.}}</ref><ref name = VaisnavaInstitute1956>
{{cite book|title= Indian Philosophy & Culture|last=|first=|authorlink=|coauthors=|year= 1975|publisher= Institute of Oriental Philosophy|location= Vrindāvan (India)|isbn=|pages= 148|url= http://books.google.com/?id=yEMB3RBwjTsC|author1= Philosophy, Vrindāvan (India) Institute of Oriental|author2= (vrindāvan, Institute of Oriental Philosophy|author3= India),|author4= Institute, Vaishnava Research}} "On the touch-stone of this definition of the final and positive characteristic of Sri Krsna as the Highest Divinity as Svayam-rupa Bhagavan."</ref><ref name=Delmonico>Delmonico, N., ''The History Of Indic Monotheism And Modern Chaitanya Vaishnavism'' dalam {{Harvnb|Ekstrand|2004}}</ref><ref name=De1960>{{cite book
|author = De, S.K.