Rofiqoh Darto Wahab: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Rofiqoh Darto Wahab''' (lahir 8 April 1945 di Keranji, Kedungwuni, Pekalongan) adalah putri dari ulama agama Islam di Kota P...' |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Rofiqoh Darto Wahab''' (lahir 8 April [[1945]] di Keranji, Kedungwuni, [[Kota Pekalongan|Pekalongan]]) adalah putri dari [[ulama]] [[Islam|agama Islam]] di [[Kota Pekalongan|Pekalongan]], seorang qariah (seni membaca [[Al-Qur'an]]), [[Ulama|ulama,]] dan [[penyanyi]] populer.<ref name=":0">{{Cite book|last=Magdalene.co|first=|date=2020|title=Her Story|location=Jakarta|publisher=PT Elex Media Komputindo|isbn=978-623-00-2063-6|url-status=live}}</ref> Nama Darto Wahab diambil dari nama suaminya. Ia telah menempuh pendidikan di Mu'allimat Wonopringga ([[Kota Pekalongan|Pekalongan]]), [[Pesantren|Pesantren Lasem]] ([[Kabupaten Rembang|Rembang]]), dan [[Pesantren]] Buntet ([[Kota Cirebon|Cirebon]]).
Sejak muda telah menekuni dan mengikuti lomba tilawatil [[Al-Qur'an|Qur'an]] dari tingkat [[kecamatan]] hingga [[provinsi]]. Pada tahun [[1960]]-an, saat organisasi [[Islam]] ditekan oleh pemerintahan [[Orde Baru]], Rofiqoh memperkenalkan [[genre]] [[musik]] gambus atau kasidah berbahasa [[Arab Saudi|Arab]] kepada masyarakat. Liriknya berisi pujian-pujian kepada [[Tuhan]] yang diiringi oleh [[alat musik]]. Tampilannya menggunakan [[kebaya]], [[kerudung]], dan [[batik]] ciri khas perempuan [[Jawa]] pada masanya. Ia muncul pertama kali di depan publik pada tahun 1964 dan pergi ke Jakarta pada tahun 1965. Pada tahun yang sama ia menikah dengan Dharto Wahab (seorang wartawan yang beralih profesi menjadi pengacara).
Ia pernah tampil di Istana Negar membawakan kasidah "Habibi Ya Rasulullah" dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad, sebelum meletusnya pergerakan G30SPKI. Perjalanan kariernya beberapa kali mengalami ketidakstabilan. Karyanya pernah diklaim oleh kelompok Manikebu ([[seniman]] dan [[sastrawan]] [[Politik sayap kanan|sayap kanan]]) dalam sengketa melawan Lekra ([[seniman]] dan [[sastrawan]] [[Politik sayap kiri|sayap kiri]]) karena pada masa ini Islam dianggap sesuatu yang bertentangan dengan
Ia sering melantunkan syair [[Arab Saudi|Arab]] dengan musik [[gambus]] dan lebih dari 100 keping [[album]] rekaman telah diproduksi. "Menurut Moeflich Hasbullah dalam ''[https://books.google.com.sa/books/about/Islam_Transformasi_Masyarakat_Nusantara.html?id=tNBWDwAAQBAJ&redir_esc=y Islam dan Transformasi Masyarakat Nusantara,]'' bersama Al-Fatah, Rofiqoh banyak menelurkan labum, seperti ''Libarokallah, Hamawi Ya Mismis, Baladi, Habib Qalbi, Semoga di Surga,'' dan ''Lagu-lagu Gambus."''<ref>{{Cite web|date=2018-06-14|title=Rofiqoh, Generasi Pertama Kasidah Modern|url=https://historia.id/kultur/articles/rofiqoh-generasi-pertama-kasidah-modern-PekdJ|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2021-03-17}}</ref> Enam album itu terdiri dari 30 lagu kasidah gambus berbahasa Arab dan Indonesia. Namanya tetap melambung hingga tahun 90-an. Ia pernah menjadi pemimpin pengajian yang diselenggarakan oleh Ittihatul Ummahat (Persatuan Ibu-Ibu) di [https://www.google.com/maps/place/Jl.+Kota+Legenda,+Lambangsari,+Kec.+Tambun+Sel.,+Bekasi,+Jawa+Barat+17510,+Indonesia/@-6.2747617,107.044529,20.9z/data=!4m5!3m4!1s0x2e698e371ba9f443:0x66d2399a2ddf961d!8m2!3d-6.2747333!4d107.0447206 Kota Legenda], [[Bekasi Timur, Bekasi|Bekasi Timur]] dan menjadi salah satu pengelola kelompok pengajian Rofiqoh, Munawwir, dan Munadzorah (Romuna), serta Yayasan Gadi Fi Muna sebagai naungan bagi majelis taklim, [[taman kanak-kanak]], dan kegiatan Islami lainnya.<ref name=":0" />
== Daftar Referensi ==
|