Pengendalian bahaya Covid-19 di tempat kerja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
 
== Perencanaan dan penilaian risiko ==
[[Pandemi]] COVID-19 dapat membawa sejumlah dampak di tempat kerja. Pekerja mungkin mengajukan [[cuti sakit]], harus merawat keluarganya, atau khawatir terpapar virus. Perubahan juga mungkin terjadi di sektor perdagangan. Ada sejumlah barang yang mengalami lonjakan permintaan dari konsumen, misalnya [[Masker dalam pandemi COVID-19|masker]], cairan [[penyanitasi tangan]], tisu, dan [[termometer]].<ref>{{Cite web|last=Tarlton|first=Amanda|title=24 things that have been selling out online during the coronavirus pandemic|url=https://www.usatoday.com/story/tech/reviewedcom/2020/04/20/24-products-selling-out-online-due-coronavirus-pandemic-toilet-paper-cleaning-wipes-yeast-and-more/5161629002/|website=USA TODAY|language=en-US|access-date=2021-03-19}}</ref> Cara berbelanja juga berubah, konsumen umumnya memilih berbelanja di jam-jam sepi pengunjung atau berbelanja secara daring dan lewat [[Lantatur|layanan tanpa turun]]. Pengiriman komoditas dari wilayah dengan tingkat penularan tinggi juga mungkin akan mengalami gangguan.<ref name=":0" />
 
Kesiapsiagaan dan perencanaan tanggap darurat penyakit menular dapat disusun sebagai panduan rencana tindakan. Pedoman tersebut berisi analisis tingkat risiko berdasarkan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya, termasuk di antaranya sumber paparan, faktor risiko yang berasal dari tempat tinggal pekerja dan lingkungan sekitarnya, serta faktor risiko pribadi (faktor usia atau penyakit bawaan yang dimiliki). Selain itu, dokumen ini juga harus memuat langkah-langkah pengendalian yang perlu diambil berdasarkan risiko-risiko yang ada sekaligus rencana lanjutan untuk menanggapi situasi yang mungkin timbul akibat wabah yang terjadi. Rencana kesiapsiagaan juga perlu mengikuti rekomendasi pemerintah nasional dan setempat. Sasaran dari rencana tanggap darurat ini berupa mengurangi transmisi antar pekerja, melindungi pekerja yang lebih rentan, mempertahankan usaha, dan meminimalkan dampak [[wabah]] terhadap [[rantai pasokan]] barang. Panduan kesiapsiagaan juga harus mempertimbangkan tingkat keparahan penyakit yang menyebar di masyarakat di lokasi usaha berada.<ref name=":0" />
Baris 24:
Jika bahaya COVID-19 tidak bisa sepenuhnya dihilangkan, maka pengendalian yang paling efektif adalah pengendalian rekayasa, diikuti pengendalian administratif, dan terakhir penggunaan APD. Pengendalian rekayasa mencakup isolasi karyawan dari bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan dan memastikan ketersediaan infrastruktur pendukung.<ref name=":5" /> Langkah ini dapat menjadi solusi yang paling hemat biaya. Kontrol administratif merupakan perubahan kebijakan atau prosedur kerja yang memerlukan tindakan dari pekerja atau pemberi kerja.
 
APD dianggap paling kurang efektif dibandingkan dua pengendalian sebelumnya, tetapi peralatan ini dapat membantu mencegah pekerja dari paparan virus. Terlepas dari APD yang merupakan salah satu solusi, APD harus dipandang sebagai pelengkap dan tidak menggantikan tindakan-tindakan yang lain (pengendalian administratif, lingkungan, dan rekayasa).<ref>{{Cite journal|last=Ambigapathy|first=S|last2=Rajahram|first2=GS|last3=Shamsudin|first3=UK|last4=Khoo|first4=EM|last5=Cheah|first5=WK|last6=Peariasamy|first6=KM|last7=Goh|first7=PP|last8=Khor|first8=SK|date=2020-03-18|title=How should front-line general practitioners use personal protective equipment (PPE)?|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7136675/|journal=Malaysian Family Physician : the Official Journal of the Academy of Family Physicians of Malaysia|volume=15|issue=1|pages=2–5|issn=1985-207X|pmc=7136675|pmid=32284798}}</ref> Semua jenis APD harus dipilih berdasarkan bahaya yang dihadapi pekerja, misalnya disesuaikan dengan tipe penularan virus (kontak langsung, [[percikan pernapasan]], dan udara (''airborne'')).<ref>{{Cite journal|last=Cook|first=T. M.|date=2020|title=Personal protective equipment during the coronavirus disease (COVID) 2019 pandemic – a narrative review|url=https://associationofanaesthetists-publications.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/anae.15071|journal=Anaesthesia|language=en|volume=75|issue=7|pages=920–927|doi=10.1111/anae.15071|issn=1365-2044}}</ref> Selain itu, pemakaian APD harus sesuai standar sehingga benar-benar melindungi pekerja. Aturan pemakaian APD mencakup pemakaian dengan cara benar, dipakai secara konsisten, diperiksa, dipelihara, dan diganti (jika perlu), dilepas, dibersihkan, dan disimpan dengan benar atau dibuang untuk menghindari kontaminasi.<ref name=":0" /><ref name=":5">{{Cite journal|last=Organization|first=World Health|date=2020|title=Rational use of personal protective equipment (PPE) for coronavirus disease (COVID-19): interim guidance, 19 March 2020|url=https://apps.who.int/iris/handle/10665/331498|language=en}}</ref>
 
== Persiapan bekerja kembali di tempat kerja ==
Seiring dengan dibukanya kembali kantor-kantor di hampir seluruh dunia, saat ini banyak otoritas kesehatan yang telah menyiapkan langkah-langkah pengintegrasian kembali pekerja dengan tetap meminimalkan risiko penularan COVID-19. MerekaBeberapa bentuk publikasi yang telah mereka menerbitkan pedomanantara lain berupa dokumen[https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/community/resuming-business-toolkit.html daftar kerja], [[https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/community/resuming-business-toolkit.html#keep-safe infografik]], lembardan fakta,d[https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/community/resuming-business-toolkit.html#restart-readiness-checklist sekaligus daftaraftar periksa kesiapan karyawan untuk kembali bekerja di tempat kerja masing-masing].
 
== Daftar referensi ==