Dagadu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kunrahma (bicara | kontrib)
penambahan pranala dan kategori
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 12:
Pilihan nama Dagadu bermula dari salah seorang di antara mereka yang mengumpat dalam [[BAHASA SLANG|bahasa slang]] khas Yogyakarta, yaitu kata "dagadu" yang berarti "matamu". Umpatan itulah yang memberi inspirasi nama merek dagang produk cenderamata mereka sesaat sebelum mereka berjualan. Akhirnya, Dagadu resmi menjadi merek produk cenderamata alternatif yang dijual di [[Malioboro Mall]]. Untuk menunjukkan lokalitas dari mana cenderamata itu berasal, ditambahilah kata Djokdja setelah Dagadu. Sementara itu, pemakaian ejaan lama pada kata Djokdja dimaksudkan untuk memberi muatan nilai historis kota [[Jogjakarta|Yogyakarta]].
 
Nama “Dagadu-Djokdja” sebagai identitas kelompok tersebut baru muncul dan mulai digunakan saat peluncuran perdana produk-produk yang mereka pasarkan di Lower Ground Malioboro Mall Yogyakarta, pada 9 Januari 1994. Kegiatan wirausaha yang dilakukan kelompok ini dengan memproduksi dan menjual produk “cenderamata alternatif dari Djokdja” (berupa kaus oblong, gantungan kunci, gambar tempel, topi dan pernak-pernik lain yang memuat rancangan grafis dengan tema-tema kepariwisataan dan lingkungan binaan kota Yogyakarta). Pada mulanya lebih sebagai media penyaluran minat dan idealisme untuk menyampaikan gagasan-gagasan mengenai artefak, peristiwa, bahasa, serta ''living-culture'' yang gayut dengan citra Yogyakarta melalui tampilan rancangan grafis yang menarik dan menggugah.<ref name=":2">http://blog.dagadu.co.id/matalalu/{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Nama “Dagadu-Djokdja” digunakan sebagai “merek dagang” sekaligus nama produsennya. Sebagaimana gagasan dan aktivitas sepontan yang banyak terjadi pada kelompok ini pada saat memulai kegiatan wirausahanya, nama ini pun muncul tanpa alasan dan latar belakang yang jelas. Munculnya nama “Dagadu-Djokdja” pada saat-saat terakhir menjelang hari pertama penjualan sekadar didorong oleh kebutuhan praktis untuk memberi nama sebutan bagi sebuah produk, sama sekali jauh dari suatu strategi terencana dalam mengembangkan sebuah merek. Serangkaian penjelasan perihal nama tersebut baru disusun belakangan ketika sejumlah orang mulai menanyakan arti ataupun makna di balik nama dan gambar mata yang selalu mengiringinya.<ref name=":2" />