Dampak gender dari pandemi COVID-19: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 2:
== Perbedaan kematian berdasarkan jenis kelamin ==
Hasil
Penyebab perbedaan dampak ini belum dapat diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan dipicu oleh perbedaan kerentanan yang diakibatkan jenis kelamin secara biologis dan perilaku kesehatan berbasis gender, misalnya perilaku merokok dan kurang mencuci tangan pada pria.<ref>{{Cite journal|last=Betron|first=Myra|last2=Gottert|first2=Ann|last3=Pulerwitz|first3=Julie|last4=Shattuck|first4=Dominick|last5=Stevanovic-Fenn|first5=Natacha|date=2020-07-02|title=Men and COVID-19: Adding a gender lens|url=https://doi.org/10.1080/17441692.2020.1769702|journal=Global Public Health|volume=15|issue=7|pages=1090–1092|doi=10.1080/17441692.2020.1769702|issn=1744-1692|pmid=32436422}}</ref> Gaya hidup yang tidak sehat dapat menimbulkan penyakit penyerta, misalnya [[penyakit kardiovaskular]] dan [[diabetes]], yang akhirnya bisa menimbulkan kematian pada pasien pria. Di samping itu, pengaruh sosial juga dapat mempengaruhi perbedaan gender dalam hal risiko paparan dan infeksi. Perempuan mungkin lebih banyak bekerja di sektor jasa/fasilitas kesehatan, sedangkan laki-laki lebih banyak bekerja di bidang-bidang pekerjaan yang berisiko tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Islam|first=Nazrul|last2=Khunti|first2=Kamlesh|last3=Dambha-Miller|first3=Hajira|last4=Kawachi|first4=Ichiro|last5=Marmot|first5=Michael|date=Oktober 2020|title=COVID-19 mortality: a complex interplay of sex, gender and ethnicity|url=https://academic-oup-com.wikipedialibrary.idm.oclc.org/eurpub/article/30/5/847/5879989?searchresult=1|journal=European Journal of Public Health|volume=3|issue=5|pages=847-848|doi=https://doi-org.wikipedialibrary.idm.oclc.org/10.1093/eurpub/ckaa150}}</ref> Di tataran global, kondisi kesehatan pria umumnya memang lebih buruk.<ref name=":2" /> Kondisi ini diperparah dengan keyakinan, norma, sikap, dan [[stereotipe]] tentang [[maskulinitas]] yang dapat membahayakan kesehatan laki-laki. Sikap dan keyakinan ini menjadi hambatan sosial yang mencegah laki-laki mencari layanan medis saat sakit dan akhirnya menghadapi risiko yang lebih besar.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Lancet|first=The|date=2019-11-16|title=Raising the profile of men's health|url=https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(19)32759-X/abstract|journal=The Lancet|language=English|volume=394|issue=10211|pages=1779|doi=10.1016/S0140-6736(19)32759-X|issn=0140-6736|pmid=31741441}}</ref> Dari sisi biologis, perempuan secara umum memiliki ketahanan fisik yang lebih baik, terlepas di masa pandemi ataupun tidak.<ref>{{Cite news|last=Moalem|first=Sharon|date=2020-04-02|title=Opinion {{!}} Why Are So Many More Men Dying from Coronavirus?|url=https://www.nytimes.com/2020/04/02/opinion/coronavirus-men-women.html|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2021-03-20}}</ref>
|