Ima lahir dan dibesarkan di Malang Jawa Timur, Indonesia. KetikaPada diaawalnya beranjakIma remajadipaksa menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya, Ima menolak dan sempat ingin kabur.<ref>{{Cite web|title=Ima Matul Maisaroh putus sekolah karena dipaksa menikah|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/ima-matul-maisaroh-putus-sekolah-karena-dipaksa-menikah.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2021-03-21}}</ref> dia mendapat tawaran untuk bekerja di Amerika Serikat<ref name=":0" />. Tawaran itu dia dapatkan saat hendak mencari nafkah di Hongkong. Seorang perekrut tenaga kerja mengatakan semua keperluan Ima akan diurus, mulai dari paspor, visa, dan tiket. Ima dijanjikan akan diberikan gaji sebesar 150 dollar AS per bulan. Awalnya, Ima senang karena bekerja pada orang Indonesia di Los Angeles dan tidak perlu repot belajar Bahasa Inggris. Ternyata, gaji yang dijanjikan tak pernah dibayar, Ima juga sering mengalami kekerasan fisik selama 3 tahun masa kerjanya. Ima bekerja 18 jam sehari dan sering terbangun di malam hari untuk merawat bayi. Lewat secarik kertas bertuliskan "Please help me," Ima mencari pertolongan lewat tetangga sekitar. Meskipun sempat takut akan diadukan pada majikannya, usaha Ima akhirnya tidak sia-sia. Ada salah satu tetangganya yang menolongnya dan melaporkan kondisi Ima ke Coalition to Abolish Slavery and Trafficking (CAST). Dari CAST, Ima baru sadar telah menjadi korban perdagangan manusia.<ref name=":2">{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2016-08-17|title=Curhat Ima Matul, Korban Perbudakan yang Jadi Penasihat Obama|url=https://www.liputan6.com/global/read/2578585/curhat-ima-matul-korban-perbudakan-yang-jadi-penasihat-obama|website=liputan6.com|language=id|access-date=2021-03-04}}</ref>