Tatalaksana Penyakit Koronavirus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wulan cnms (bicara | kontrib)
k referensi
Wulan cnms (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
# Tanpa gejala
# Derajat ringan dengan gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue (kelelahan), anoreksia, napas pendek, dan myalgia (nyeri otot). Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung tersumbat, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang kemampuan penghidu (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan.
# Derajat sedang, dengan tanda klinis [[pneumonia]] (demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat termasuk [[saturasi oksigen]] > 93% dengan udara ruangan atau pada anak-anak ditandai dengan pneumonia tidak berat (batuk, sulit bernapas, napas cepat dan/atau terdapat tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat.
# Derajat berat, dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen < 93% pada udara ruangan. Atau pada anak dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas).
# Kritis, dengan [[Sindrom Distres Pernapasan Akut]], [[sepsis]], dan [[syok sepsis]].
 
Penanganan Koronavirus bersifat suportif tergantung gejala yang muncul pada penderita, seperti pemberian obat-obatan untuk meringankan keluhan, terapi cairan, pemberian oksigen tambahan, dan posisi tengkurap untuk membantu melegakan pernapasan. <ref name=":2">{{Cite web|title=Therapeutic Management|url=https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/therapeutic-management/|website=COVID-19 Treatment Guidelines|language=en|access-date=2021-03-19}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Ghelichkhani|first=Parisa|last2=Esmaeili|first2=Maryam|date=2020-04-11|title=Prone Position in Management of COVID-19 Patients; a Commentary|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7158870/|journal=Archives of Academic Emergency Medicine|volume=8|issue=1|issn=2645-4904|pmc=7158870|pmid=32309812}}</ref>
Baris 23:
Tatalaksana farmakologi pada penyakit Koronavirus didasarkan pada tingkat keparahan penyakit. Secara umum, obat-obatan yang dapat diberikan sesuai kondisi penderita antara lain sebagai berikut:
 
# [[Vitamin C]] sebagai [[antioksidan]] yang memiliki sifat antiinflamasi, mempengaruhi imunitas seluler dan integritas vaskular, dan berfungsi sebagai kofaktor dalam pembentukan [[katekolamin]] endogen.<ref>{{Cite web|title=Vitamin C|url=https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/supplements/vitamin-c/|website=COVID-19 Treatment Guidelines|language=en|access-date=2021-03-19}}</ref>
# [[Vitamin D]] bekerja dengan menekan sitokin-sitokin inflamasi.<ref>{{Cite journal|last=Weir|first=E Kenneth|last2=Thenappan|first2=Thenappan|last3=Bhargava|first3=Maneesh|last4=Chen|first4=Yingjie|date=2020-7|title=Does vitamin D deficiency increase the severity of COVID-19?|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7385774/|journal=Clinical Medicine|volume=20|issue=4|pages=e107–e108|doi=10.7861/clinmed.2020-0301|issn=1470-2118|pmc=7385774|pmid=32503801}}</ref>
# [[Vitamin B]] membantu aktivasi respon imun, mengurangi kadar [[sitokin]] proinflamasi, mempertahankan integritas [[Endotelium|endotel]], dan mencegah hiperkoagulabilitas.<ref>{{Cite journal|last=Shakoor|first=Hira|last2=Feehan|first2=Jack|last3=Mikkelsen|first3=Kathleen|last4=Al Dhaheri|first4=Ayesha S.|last5=Ali|first5=Habiba I.|last6=Platat|first6=Carine|last7=Ismail|first7=Leila Cheikh|last8=Stojanovska|first8=Lily|last9=Apostolopoulos|first9=Vasso|date=2021-2|title=Be well: A potential role for vitamin B in COVID-19|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7428453/|journal=Maturitas|volume=144|pages=108–111|doi=10.1016/j.maturitas.2020.08.007|issn=0378-5122|pmc=7428453|pmid=32829981}}</ref>
# Antivirus yang bekerja secara langsung dengan cara memengaruhi proses RNA ''capping'' yang diperlukan untuk stabilitas RNA dan proses translasi dari virus dan menghambat polimerase RNA virus. Adapun mekanisme secara tidak langsung terjadi melalui proses: penghambatan ''[[inosine monophosphate]]'' (IMP) ''dehydrogenase'' yang dapat menghambat proses replikasi virus dan efek imunomodulator dengan mempertahankan respon imun dari [[Sel T pembantu]] tipe 1.<ref name=":1" />
# [[Antibiotik]] (pada kasus berat)<ref name=":0" />
# [[Antikoagulan]] untuk mencegah pembentukan bekuan pada pembuluh darah.<ref>{{Cite web|title=WHO recommends follow-up care, low-dose anticoagulants for COVID-19 patients|url=https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/who-recommends-follow-up-care-low-dose-anticoagulants-for-covid-19-patients|website=www.who.int|language=en|access-date=2021-03-19}}</ref>
# [[Tocilizumab]] dengan menekan dampak [[interleukin-6]] terhadap peradangan paru dan pembuluh darah<ref name=":0" />
# [[Anakinra]] merupakan antagonis reseptor [[interleukin-1]] rekombinan yang memiliki mekanisme untuk menetralisasi reaksi [[hiperinflamasi]] yang terjadi pada kondisi [[Sindrom Distres Pernapasan Akut]] yang disebabkan oleh Penyakit Koronavirus.<ref name=":0" />
# [[Sel punca|Sel Punca]] bekerja sebagai [[immunomodulator]] yang menekan produksi substansi-substansi reaktif penyebab hiperinflamasi yang mencederai jaringan paru, serta memiliki efek [[antifibrotik]] yang dapat memperbaiki jaringan paru yang fibrosis.<ref name=":1" /><ref name=":2" />
# ''[[Imunoglobulin Intravena|Immunoglobulin Intravena]]'' adalah konsentrat immunoglobulin G yang diisolasi dari plasma donor yang normal.<ref name=":0" />
Baris 36:
# [[Vaksinasi]] untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap Penyakit Koronavirus sehingga apabila suatu saat terpajan maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.<ref name=":0" />
# [[N-Asetilsistein]] dihipotesiskan dapat meningkatkan [[glutation]], meningkatkan respon sel T, dan modulasi inflamasi.<ref>{{Cite journal|last=Poe|first=Francis L.|last2=Corn|first2=Joshua|date=2020-10|title=N-Acetylcysteine: A potential therapeutic agent for SARS-CoV-2|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7261085/|journal=Medical Hypotheses|volume=143|pages=109862|doi=10.1016/j.mehy.2020.109862|issn=0306-9877|pmc=7261085|pmid=32504923}}</ref>
# [[Kolkisina|Kolkisin]], pemberian kolkisin dapat menurunkan kebutuhan penggunaan oksigen, mengurangi lama rawat, dan menurunkan CRP.<ref name=":0" />
# [[Spironolakton]] dihipotesiskan mampu memitigasi abnormalitas ekspresi ''[[Angiotensin Converting Enzyme-2]]'' (ACE-2), memperbaiki keseimbangan ACE-2 yang tersirkulasi dan terikat pada membran, menghambat aktivitas [[Transmembran Protease Serin 2]] yang termediasi [[androgen]], dan memperbaiki disfungsi Regulasi Sistem [[Renin]]-[[Angiotensin]]-[[Aldosteron]] yang berpotensi mengurangi pematangan virus.<ref name=":0" />
# [[Bronkoskopi]] terapeutik karena sumbatan akibat lendir<ref name=":0" />
# [[Plasmaferesis]], yaitu pemisahan plasma dari komponen darah lain dimana plasmaferesis dapat mengeluarkan antibodi, kompleks imun, lipoptotein, makromolekul, serta toksin dan molekul inflamasi yang ada didalam plasma.<ref name=":0" /><ref name=":3" />