Marga di Lampung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejambak (bicara | kontrib)
k Penambahan Konten Petilasan berdirinya marga-Marga di Lampung
Sejambak (bicara | kontrib)
k Penambahan Konten pejarah dan berdirinnya marga-marga lampung
Baris 184:
Tabek Pun ,khusus untuk adat Tulang Bawang tentang Marga adalah : Marga Tegamoan berpusat di (Tuan Riyou Mangku Bumi)di Tiyuh Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat, Penumangan dan Bandar Agung, (Tuan Riou Tengah) ber Pusat di Menggala Lama Kecamatan Menggala Kabupaetn Tulang Bawang Tiyuhnya bawahannya adalah Bakung ilir, Gunung Tapa ,Teladas dan sekitarnya.(Tuan Riyou Sanak) di tiyuh Panaragan ( Kabupaten Tulang Bawang Barat ) tremasuk wilayahnya adalah Tiyuh Bandar Dewa ,Menggala Mas dan seluruh Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Marga Buway Bulan Pusat nat di Karta Tulang Bawang Barat wiyahnya Kecamatan Tulang Bawang Udik dan Tumi jajar , wilayah yang di Kabupaten Tulang Bawang adalah(dahulu di Kampung Kibang ,Lingai Lebuh Dalem ) . Buay Suway Umpu Pusatnya Tiyuh Tohou wilayahnya Ujung Gunung Udik,Ujung Gunung Ilir, Bujung Tenuk, Bakung Udik dan yang di Tulang Bawang Barat adalah Gunung Terang dan Gunung Agung Lama. Marga Buay Aji pusat di Gedong Aji wilayah Gedung Meneng termasuk Kabupaten Mesuji
 
== Rujukan Petilasan==
* [[Hilman Hadikusuma]] dkk. 1985/1986. ''Adat Istiadat Lampung''. Bandar Lampung: Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lampung.
===Petilasan===
MaqomUmpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Luah Batin.
Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu menggantikan ayahandanya Umpu Ratu Semula Raja Gelar Ratu Semula Raja menjadi Sultan/SaiBatin Raja Adat Dikepaksian di Kepaksian Sekala Brak sezaman dengan Sultan Banten Perabu Pucuk Amun. Menurut kisah yang dituturkan turun temurun, Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu merupakan sosok Sultan yang sangat Alim dan Sakti, salah satu bukti kesaktiannya terdapat disalah satu bukit bernama Bukit Selalau didekat pelabuhan Krui di pinggir laut yang sangat misteri, bekas telapak kaki beliau dan perahu beliau yang tertambat rapih sewaktu beliau melakukan perjumpaan dengan Penguasa Bunian Matu. Berdasarkan cerita lain, beliau sering dikabarkan telah mati namun tiba-tiba beliau kembali seperti sedia kala, terakhirkali beliau meniggal dunia di desa Pekon Balak Kecamatan Batu Brak dan dimakamkan di Tambak Bata Luwah Batin Sekala Brak. di Desa Canggu Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung Negara Indonesia, terdapat bekas pijakan kaki yang diyakini nenek moyang pendahulu masyarata Batu Brak adalah bekas pijakan kaki Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu, dan di batu tersebut terdapat bekas cakaran kaki Harimau.
Baris 202 ⟶ 200:
Karena menurut Kitab tua dari kulit kayu yang disebut Tambo Paksi sebagian wilayah dipesisir adalah Wilayah Kepaksian Sekala Brak dan sebagian lagi adalah wilayah Umpu Ratu Nyerupa, maka anak Keturunan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Sultan Kepaksian Sekala Brak ada yang hijrah dari Hanibung Batu Brak untuk “ngebujakh lain miccakh” atau membesarkan adat bukan memisahkan diri yaitu di daerah Tenumbang, keturunan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu, Sultan Sekala Brak itu sebagai wakil dari Kepaksian Sekala Brak untuk mengurus wilayah di Pesisir, namun walau telah ada wakil di Tenumbang saat itu, SaiBatin Kepaksian Sekala Brak yaitu Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu masih tetap turun menjaganya, sehingga disana terdapat Maqom Selalau. Adat nestiti yg berlaku “ Umpu Ratu mejong di hejongan” artinya adalah hanya anak nya Umpu ratu yg duduk menduduki kebesaran nya / jenganan adat Kepaksian nya, jadi anak tuha pantang dan tidak mungkin meninggalkan tahta nya, menebas hutan bersusah payah membuka pemukiman baru.
Pada era selanjutnya ada nama Rakian Sakti yaitu anak dari Ratu Mengkuda Pahawang Umpu Ratu Bejalan Di Way Jurai ke- 4 ( empat ) hijrah pula ke pesisir menuju daerah Ngambur. Seiring berjalannya waktu banyak pula kelompok- kelompok yang datang dari luar dan meminta izin kepada Keturunan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Sultan Kepaksian Sekala Brak di Tenumbang untuk membuka lahan mendirikan perkampungan baru. Wilayah Umpu Ratu Nyerupa di Wilayah Pesisir sangat strategis, maka pada abad Ke-16 M Berlangsung Sejak Tahun 1501 M Sultan Banten mengajak kerjasama ekonomi dengan dengan Umpu Ratu Nyerupa, bentuk kerjasama itu dikeluarkanlah Piagam Perjanjian oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin.
 
====Berdirinya Marga-Marga====
Dari Wilayah Kepaksian Sekala Brak dan Umpu Ratu Nyerupa di Pesisir inilah kemudian berdiri marga-marga, khususnya lagi saat Abad Ke-19 M tahun 1824 M terjadilah Traktat London, tukar guling kekuasaan Inggris dan Belanda, saat pemerintahan colonial belanda menggantikan Inggris untuk berkuasa di Wilayah Keresidenan Bengkulu termasuk wilayah pesisir krui, maka berdiri marga-marga disepanjang pesisir, saat terjadi traktat London itu tercatat telah ada 10 ( sepuluh ) Marga di Pesisir yaitu Tenumbang, Ngambur, Way Sindi, Punggawa Lima, Ngaras, Bengkunat, Belimbing, Pugung Tampak, Pugung Bandar, Pugung Malaya.
Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan lagi marga- marga baru di wilayah Pesisir begitu juga di wilayah Pusat Kepaksian Sekala Brak, salah satunya sebagai bagian dari politik Devide Ed Imperanya. Namun demikian walapun telah banyak berdiri marga diwilayah pesisir, adat istiadat dan sejarah kepemimpinan tetap mimiliki benang merah dan kaitan erat dengan Kepaksian Sekala Brak sebagai Bumi Asal Para SaiBatin, banyak keturunan bangsawan Kepaksian Sekala Brak yang memang sejak awal memegang kepemimpinan sebagai SaiBatin Marga, selain itu juga Marga- Marga yang telah ada saat ini menjaga khazanah adat istiadat Kesaibatinan yang dibawa dari Kepaksian Sekala Brak ke wilayah Pesisir. Dan jika menengok sejarah yang silam, jejak kebesaran Wilayah Kepaksian Sekala Brak di Pesisir tetap ada, salah satunya adalah dengan adanya Maqom Selalau, jejak tapak Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu untuk mengenang kebesaran Kepaksian Sekala Brak, keturunan Empat Umpu Ratu yang bertalian darah persaudaraan.
Baris 227 ⟶ 226:
Adanya hubungan yang erat antara Kepaksian Sekala Brak dengan Kesultanan Banten, sehingga banyak keturunan Kepaksian Sekala Brak yang berada di Cikoneng Banten hingga saat ini.
Keinginan Masyarakat Kepaksian Sekala Brak untuk “Ngebujakh Lain Miccakh” yang artinya mendirikan daerah baru ataupun kampung baru untuk membesarkan adat bukan memisahkan diri. Sehingga saat ini banyak kelompok masyarakat yang sudah berbentuk SaiBatin Marga Pesisir Barat, Kepala suku jukuan Paksi, Kepala Suku Kebandakhan, Jamma Balakni SaiBatin, SaiBatin Marga Way Handak, Pesumbaian Marga, SaiBatin Marga, Para bangsawan- bangsawan Kepaksian Sekala Brak, SaiBatin Buay Benyata, Marga Way Suluh, Marga Banding Agung<ref>{{Cite web|last=Sekalabrak|first=Kerajaankepaksianpernong|date=2021-02-26|title=Maqom Tambak Bata, Maqom Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu – SEKALA BRAK|url=https://sekalabrak.com/maqom-bambak-bata-maqom-umpu-ratu-selalau-sanghyang-sangun-gukhu-gelar-sultan-umpu-ratu-selalau-sanghyang-sangun-gukhu/|language=id-ID|access-date=2021-03-22}}</ref>.
 
 
==== Rujukan ====
* [[Hilman Hadikusuma]] dkk. 1985/1986. ''Adat Istiadat Lampung''. Bandar Lampung: Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lampung.
* <ref>{{Cite web|last=Sekalabrak|first=Kerajaankepaksianpernong|date=2021-02-26|title=Maqom Tambak Bata, Maqom Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu – SEKALA BRAK|url=https://sekalabrak.com/maqom-bambak-bata-maqom-umpu-ratu-selalau-sanghyang-sangun-gukhu-gelar-sultan-umpu-ratu-selalau-sanghyang-sangun-gukhu/|language=id-ID|access-date=2021-03-22}}</ref>
 
{{indo-stub}}