Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Skaing jru (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Membatalkan 3 suntingan by Skaing jru (bicara): Suntingan mengganggu (Twingkel)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
{{lindungi}}{{Infobox Writing system
|name=Aksara Jawa
|altname=ꦲꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ
Baris 15:
}}
{{contains Javanese script}}
'''Aksara Jawa''', juga dikenal sebagai '''Hanacaraka''', '''''Carakan''''',{{sfn|Poerwadarminta|1939|pp=627}} atau '''''Dentawyanjana''''',{{sfn|Poerwadarminta|1939|pp=68}} adalah salah satu [[aksara]] tradisional Indonesia yang berkembang di pulau [[pulau Jawa|Jawa]]. Aksara ini terutama digunakan untuk menulis bahasa [[bahasa Jawa|Jawa]], namun dalam perkembangannya juga digunakan untuk menulis beberapa bahasa daerah lainnya seperti bahasa [[bahasa Sunda|Sunda]], [[bahasa Madura|Madura]], [[bahasa Sasak|Sasak]], dan [[Bahasa Melayu|Melayu]], serta bahasa historis seperti [[Sanskerta]] dan [[bahasa Kawi|Kawi]]. Aksara Jawa merupakan turunan dari [[aksara Brahmi]] India melalui perantara [[aksara Kawi]] dan berkerabat dekat dengan [[aksara Bali]]. Aksara Jawa aktif digunakan dalam sastra maupun tulisan sehari-hari masyarakat Jawa sejak pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-20 sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan dengan huruf Latin. Aksara ini masih diajarkan di [[DI Yogyakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]],{{sfn|Behrend|1996|pp=161}}{{sfn|Everson|2008|pp=1}} dan sebagian [[Jawa Barat]]<ref>{{cite web|url=https://www.scribd.com/doc/48550229/SILABUS-BAHASA-INDRAMAYU|title=Silabus bahasa Indramayu Sekolah Dasar|last=Tarmid|first=Muhammad|location=Indramayu|publisher=UPTD Pendidikan Kecamatan Kroya}}</ref> sebagai bagian dari muatan lokal, namun dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari.
 
Aksara Jawa adalah sistem tulisan [[abugida]] yang terdiri dari sekitar 20 hingga 33 aksara dasar, tergantung dari penggunaan bahasa yang bersangkutan. Seperti aksara [[Aksara Brahmi|Brahmi]] lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ atau /ɔ/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Arah penulisan aksara Jawa adalah kiri ke kanan. Secara tradisional aksara ini ditulis tanpa spasi antarkata (''[[scriptio continua]]'')<ref>{{Cite journal|last=Widiarti|first=Anastasia Rita|last2=Pulungan|first2=Reza|date=28 April 2020|title=A method for solving scriptio continua in Javanese manuscript transliteration|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844020306721|journal=Heliyon|language=en|volume=6|issue=4|pages=e03827|doi=10.1016/j.heliyon.2020.e03827|issn=2405-8440}}</ref> namun umum diselingi dengan sekelompok [[tanda baca]] yang bersifat dekoratif.
Baris 1.658:
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Demonstratieauto van de Dienst der Volksgezondheid ca. 1925 TMnr 60012956.jpg|Mobil yang digunakan Dinas Kesehatan Rakyat (''Dienst der Volks Gezondheid'') sekitar tahun 1925
Berkas:Netherlands Indies-94-De Javasche Bank-100 Gulden (1946).jpg|Uang kertas 100 Gulden yang dikeluarkan De Javasche Bank tahun 1946, seri Gulden terakhir dengan aksara Jawa yang dicetak ulang pada tahun 1950
Berkas:Jalan Slamet Riyadi (Road sign in Surakarta).jpg|Penggunaan aksara Jawa pada papan nama jalan di Surakarta. Terdapat kesalahan penulisan pada kata ''brigjen'' yang seharusnya ditulis dengan diaktrik ''taling'' agar dibaca ''brigjèn''. [[:Commons:File:Jalan Slamet Riyadi.jpg|Papan nama di jalan yang sama namun ruas yang berbeda]] juga menunjukkan ketidakseragaman ejaan.
Berkas:"+arya+" ꦥꦥꦤ꧀ ꦢꦭꦤ꧀ ꦕꦶꦥ꧀ꦠ ꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦸꦱꦸꦩ papan nama jalan cipto mangunkusumo cirebon 2020.jpg|Papan nama jalan di Cirebon
Berkas:Tanda bahaya listrik dalam bahasa Belanda, Melayu dan Jawa.jpg|Tanda bahaya listrik dalam bahasa Belanda, Melayu dan Jawa di Surabaya