Dampak pandemi Covid-19 terhadap media sosial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{COVID-19 pandemic sidebar}}
'''Dampak pandemi COVID-19 di media sosial''' khususnya selama diberlakukan ''lockdown'' dan penerapan [[Social distancing|jarakpembatasan sosial]] di banyak negara pada tahun [[2020]], penduduk [[dunia]] beralih ke [[media sosial]] sebagai tempat untuk tetap bisa saling berinteraksi. Berbagai [[Peron|platform]] media sosial mengalami kenaikan pengguna selama terjadinya [[pandemi COVID-19]]. Karena adanya larangan dan pembatasan aktifitas di luar rumah, masyarakat kemudian beralih ke media sosial supaya tetap bisa berkomunikasi dengan orang lain atau bahkan bisa menghabiskan waktu menikmati hiburan berupa [[musik]], [[berita]], [[film]], [[games]] dan sebagainya.<ref name=":02">{{cite web|date=31 Maret 2020|title=COVID-19: Social media use goes up as country stays indoors|url=https://www.vicnews.com/news/covid-19-social-media-use-goes-up-as-country-stays-indoors/|access-date=23 Maret 2021|website=Victoria News|language=en-US}}</ref>
 
[[Pandemi COVID-19]] turut memengaruhi meningkatnya penggunaan [[media sosial]] oleh penduduk dunia, para selebriti, pemimpin-pemimpin negara di dunia, dan para profesional. [[Layanan jejaring sosial]] juga digunakan untuk menyebarkan informasi terkait pandemi, hingga mencari konten [[humor]] melalui [[Internet meme]].<ref>{{cite web |title=Facebook struggles with high traffic as world sits at home and takes to social media because of Covid-19 |url=https://www.msn.com/en-in/news/other/facebook-struggles-with-high-traffic-as-world-sits-at-home-and-takes-to-social-media-because-of-covid-19/ar-BB11Gra4 |website=www.msn.com |access-date=23 Maret 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20200326001022/https://www.msn.com/en-in/news/other/facebook-struggles-with-high-traffic-as-world-sits-at-home-and-takes-to-social-media-because-of-covid-19/ar-BB11Gra4 |archive-date=23 Maret 2021|url-status=live }}</ref><ref>{{cite web |last1=Okwodu |first1=Janelle |title="We Need Joy to Survive": Naomi Shimada on How to Mindfully Use Social Media in the Age of Social Distancing |url=https://www.vogue.com/article/naomi-shimada-mixed-feelings-social-media-interview |website=Vogue |access-date=23 Maret 2021|language=en |archive-url=https://web.archive.org/web/20200326001022/https://www.vogue.com/article/naomi-shimada-mixed-feelings-social-media-interview |archive-date=23 Maret 2021|url-status=live }}</ref> Akan tetapi, pemberlakuan ''social distancing'' atau jarak sosial telah memaksa banyak orang melakukan perubahan gaya hidup bagi yang akhirnya memengaruhi [[kesehatan mental]].<ref name=":02" /> Banyak layanan [[konseling]] ''online'' menggunakan media sosial untuk menghubungkan para [[konselor]] dengan mereka yang membutuhkan layanan konseling.<ref>{{cite web|url=https://www.owensoundsuntimes.com/news/local-news/wes-for-youth-online-sees-surge-in-counselling-service-use|title=WES for Youth Online sees surge in counselling service use|first=Rob |last=Gowan |date=9 April 2020|website=Owen Sound Sun Times|language=en-US|access-date=23 Maret 2021}}</ref>