Dampak pandemi Covid-19 terhadap media sosial: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9:
=== Aplikasi layanan pesan dan panggilan video ===
Beberapa [[Peron|platform]] media sosial melaporkan adanya peningkatan penggunaan yang tinggi pada platform mereka sejak diberlakukannya [[Social distancing|pembatasan sosial]], terutama untuk bisa berkomunasi dengan keluarga dan teman di tempat lain. Sebagai contoh, departemen analitik [[Facebook]] melaporkan terjadi peningkatan penggunaan layanan pesan Facebook lebih dari 50 persen, paling tidak pada akhir bulan [[Maret]] 2020.<ref name=":02" /> Aplikasi [[WhatsApp]] juga mengalami peningkatan pengguna hinga 40 persen.<ref name=":02" /> Aplikasi panggilan video [[Zoom Video Communications|ZOOM]], salah satu aplikasi yang mengalami lonjakan pengguna yang paling nyata ketika mulai terjadinya [[pandemi COVID-19]].<ref>{{cite web|url=https://www.cnbc.com/2020/04/14/zooms-new-users-increasing-costs-focus-is-keeping-the-platform-free.html |title=Zoom's massive surge in new users is increasing costs, but the focus is on keeping video calls reliable |last=Bursztynsky|first=Jessica|date=14 April 2020|website=CNBC |language=en|access-date=23 Maret 2021}}</ref> Unduhan secara [[global]] untuk aplikasi [[TikTok]] mengalami kenaikan 5% pada bulan Maret 2020 dibandingkan bulan Februari 2020.<ref>{{Cite news|url=https://www.musicbusinessworldwide.com/coronavirus-quarantine-appears-to-be-driving-a-global-tiktok-download-boom/|title=Coronavirus quarantine appears to be driving a global TikTok download boom|last=Stassen|first=Murray|date=24 Maret 2020|work=Music Business Worldwide|accessdate=23 Maret 2021}}</ref>
=== Peningkatan keterlibatan layanan konseling online ===
[[Tiongkok]] menjadi salah satu negara yang mengalami dampak paling buruk [[pandemi COVID-19]], dan menerima lonjakan permintaan layanan [[Konseling|konseling online]]. Terjadi lonjakan masalah kesehatan mental di Tiongkok karena adanya perubahan gaya hidup dan banyak warga tidak mudah untuk beradaptasi dengan situasi baru tersebut. Sehingga, staf-staf medis meluncurkan program pendidikan kesehatan mental secara ''online'' dengan menggunakan media sosial seperti [[WeChat]], [[Sina Weibo|Weibo]], dan juga [[TikTok]].<ref>{{Cite journal|last1=Liu|first1=Shuai|last2=Yang|first2=Lulu|last3=Zhang|first3=Chenxi|last4=Xiang|first4=Yu-Tao|last5=Liu|first5=Zhongchun|last6=Hu|first6=Shaohua|last7=Zhang|first7=Bin|date=April 2020|title=Online mental health services in China during the COVID-19 outbreak|journal=The Lancet Psychiatry|language=en|volume=7|issue=4|pages=e17–e18|doi=10.1016/S2215-0366(20)30077-8|pmc=7129099|pmid=32085841}}</ref> Pemerintah provinsi [[Alberta]] di [[Kanada]], telah meluncurkan dana sebanyak $ 53 juta sebagai rencana tanggapan terhadap kesehatan mental selama pandemi COVID-19.<ref>{{cite web|url=https://chatnewstoday.ca/2020/04/15/alberta-launches-53m-covid-19-mental-health-response-plan/|title=Alberta launches $53M COVID-19 mental health response plan|last=Brown|first=Chris|website=CHAT News Today|language=en|access-date=23 Maret 2021}}</ref> Kemudian pemerintah provinsi [[Ontario]] di [[Kanada]] juga telah menyediakan dana darurat sekitar $ 12 juta untuk meningkatkan dukungan layanan konseling dalam mengatasi kesehatan mental.<ref>{{cite web|url=https://news.ontario.ca/opo/en/2020/04/ontario-increasing-mental-health-support-during-covid-19.html|title=Ontario Increasing Mental Health Support During COVID-19|website=news.ontario.ca|language=en|access-date=23 Maret 2021}}</ref>
== Referensi ==
|