Franciscus van Roessel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 38:
 
== Karya ==
Mgr. van Roessel masuk novisiat CICM [[7 September]] [[1937]] dan berkaul pada [[8 September]] [[1938]].<ref>http://hamba2kristus.blogspot.co.id/2013/12/mgr.html</ref><ref>{{Cite web |url=http://hirarkigereja.katolikpedia.org/2014/06/mgr-franciscus-van-roessel-cicm.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-04 |archive-date=2016-08-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160822015250/http://hirarkigereja.katolikpedia.org/2014/06/mgr-franciscus-van-roessel-cicm.html |dead-url=yes }}</ref> Ia ditahbiskan menjadi [[imam]] pada [[4 Agustus]] [[1943]]. Setelah Mgr. [[Theodorus Lumanauw]] meninggal dunia, ia terpilih menjadi [[Administrator Diosesan]]. Bersama dengan para CICM lainnya, ia tetap berpegang pada kebijakan dasar mengenai pemribumian tenaga gerejawi. Pada masa tersebut, belum ada imam pribumi yang dinilai layak dan siap untuk menjadi [[uskup]], sehingga permohonan diajukan ke [[Vatikan]] untuk meningkatkan status Pastor van Roessel dari Administrator Diosesan menjadi [[Administrator Apostolik]], sehingga ia memiliki memiliki wewenang yang setara dengan [[uskup diosesan]] secara yuridis. Permohonan ini kemudian dikabulkan pada [[27 November]] [[1983]].<ref>http://keuskupan.blogspot.co.id/2012/03/gereja-lokal-kams-75-tahun.html</ref> Selama menjadi Administrator Apostolik, ia tampak sangat berhati-hati untuk tidak mengambil keputusan yang mempunyai dampak jauh ke depan, yang mengikat uskup diosesan yang akan datang. Ia memilih untuk melanjutkan pola lama berupa Pertemuan Imam, yang membicarakan karya pastoral secara tematis. Hal ini secara perlahan-lahan mulai membawa masalah karena terkesan banyak berhenti dan koordinasi yang melemah, serta arah pelayanan yang tidak jelas, dan berimplikasi pada Pertemuan Imam.
 
Sebagaimana para pendahulunya, ia juga menaruh perhatian besar pada pendidikan calon [[imam]], salah satunya dengan aksi pengadaan dana abadi untuk pendidikan calon imam, yang disebutnya "Dana Mgr. Lumanauw". Selama tahun [[1980-an]], 32 orang imam diosesan KAUP ditahbiskan, dan tahun 1990-an 36 orang imam ditahbiskan. Pada masa itu, ia mengkritik arah pendidikan calon imam di Seminari 'Anging Mamiri' [[Yogyakarta]] yang menurutnya lebih menekankan segi intelektual daripada segi pastoral, sehingga ia berencana mendirikan [[Seminari Tinggi]] sendiri di [[Makassar]].