Dispnea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rezaparangu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rezaparangu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
 
Dari sebuah penelitian yang telah dilakukan<ref>{{Cite journal|last=Rozaliyani|first=Anna|date=2020|title=Factors Associated with Death in COVID-19 Patients in Jakarta, Indonesia: An Epidemiological Study|url=https://www.actamedindones.org/index.php/ijim/article/view/1525/pdf|journal=Acta Medica Indonesiana: The Indonesian Journal of Internal Medicine|volume=52|issue=3|pages=246-254}}</ref>, gejala yang paling sering dilaporkan pada pasien yang menderita Covid-19 antara lain batuk (61,0%), demam (53,0%), malaise (32,4%) dan dispnea (30,2%), sedangkan pneumonia terjadi pada 41,1% pasien. Proporsi pasien dengan pneumonia dan gejala tersebut di atas, secara signifikan lebih tinggi dialami oleh pasien yang meninggal akibat covid-19. Dalam penelitian juga dibuktikan bahwa di antara kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di laboratorium di Jakarta, kemungkinan kematian lebih besar jika pasien lebih tua, menderita dispnea, pneumonia, dan hipertensi yang sudah ada sebelumnya.
 
Dispnea, pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan pernapasan, telah dilaporkan memengaruhi kurang dari 50% pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan lebih sering terjadi pada pasien yang akan meninggal dibandingkan dengan mereka yang akan pulih. Dispnea sangat terkait dengan prognosis yang buruk pada populasi umum, pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik, dan juga pada pasien yang selamat dari gagal napas hiperkapnik akut.<ref>{{Cite journal|last=Allali|first=Gilles|last2=Marti|first2=Christophe|date=2020|title=Dyspnea: The vanished warning symptom of COVID‐19 pneumonia|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jmv.26172|journal=Medical Virology|volume=92|issue=11|pages=2272-2273}}</ref>
 
=== Asma ===