Riot Games: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Johan Wiguna (bicara | kontrib)
Tag: Pengembalian manual
Supermingmong (bicara | kontrib)
Baris 45:
== Kritik dan kontroversi ==
=== Tuduhan atas diskriminasi gender dan pelecehan seskual ===
Selama paruh pertama dari tahun 2018, [[Kotaku]] melakukan pembincangan dengan 28 mantan karyawan dan karyawan yang masih bekerja pada Riot Games. Beberapa orang dari mereka mengaku bahwa karyawan perempuan pada Riot telah didiskriminasi. Sebagai contoh, beberapa mencatat bahwa ide-ide yang berasal dari karyawan perempuan diabaikan sementara ide yang sama dari karyawan laki-laki dengan mudah diterima, dan beberapa karyawan wanita yang sudah siap menjabat untuk jabatan yang lebih senior, hanya ada untuk dilewati oleh karyawan pria baru. Karyawan-karyawan ini mendeskripsikan bahwa lingkungan kerja Riot sebagai “''bro culture''”. Tuduhan yang lain termasuk menerima foto-foto alat kelamin pria dari rekan kerja dan bos-bos, sebuah email yang mengspekulasikan tentang bagaimana rasanya melakukan penetrasi terhadap seorang karyawan wanita, dan sebuah daftar yang disebar antara anggota staf senior yang berisikan daftar karyawan perempuan yang ingin mereka tiduri.<ref>D'Anastasio, Cecilia (August 7, 2018). [https://kotaku.com/inside-the-culture-of-sexism-at-riot-games-1828165483 Inside The Culture Of Sexism At Riot Games]. Kotaku. Archived from the original on August 9, 2018. Retrieved August 8, 2018.</ref> ''Kotaku'' berspekulasi bahwa ini datang dari sejarah Riot yang umumnya bergantung kepada pemain game akut baik dalam penjualan produk maupun mempekerjakan untuk pelatihan, yang menyebabkan perusahaan lebih menggungulkan karyawan laki-laki ketimbang yang wanita.
 
Beberapa karyawan Riot yang didekati oleh ''Kotaku'' menegaskan bahwa tuduhan ini tidak benar atau sudah ditangani; sebagai contoh, menurut kepala platform, Oksana Kubushyna, usaha untuk memperbaiki proses perekrutan untuk menjadi lebih beragam dan inklusif terhadap wanita yang sudah dimulai sembilan bulan sebelum artikel itu diterbitkan. Pimpinan komunikasi perusahaan dari Riot Games, Joe Hixson, mengatakan bahwa mereka sudah menganggap masalah itu penting dan tidak sejajar dengan nilai-nilai inti dari Riot. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa semua karyawan Riot harus bertanggung jawab atas lingkungan kerjanya.