Riot Games: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Supermingmong (bicara | kontrib)
Johan Wiguna (bicara | kontrib)
Baris 29:
Setelah 6 bulan pengujian beta, Riot Games kemudian merilis League of Legends sebagai game free-to-play pada 27 Oktober 2009.<ref name="kollar-polygon"/><ref name="kolan-ign">Kolan, Nick (July 26, 2011). [https://www.ign.com/articles/2011/07/26/ten-league-of-legends-games-are-started-every-second "Ten League of Legends Games are Started Every Second"]. [[IGN]]. Archived from the original on October 17, 2019. Retrieved October 17, 2019.</ref> Perancang dan eksekutif game mereka berpartisipasi dalam forum online untuk membuat penyesuaian berdasarkan umpan balik dari para pemainnya.<ref name="blakely-inc"/> Pada 10 Mei 2010, Riot Games mengumumkan bahwa mereka akan mengambil alih distribusi dan operasi dari game mereka di [[Eropa]]; untuk melakukan hal tersebut, Riot Games memindahkan kantor pusat Eropa mereka yang sebelumnya berada di [[Brighton]] menjadi di [[Dublin]].<ref name="jarvis-mcv">Jarvis, Matthew (March 8, 2016). [https://www.mcvuk.com/development-news/riot-games-to-close-brighton-office-relocate-staff-to-dublin-hq/ "Riot Games to close Brighton office, relocate staff to Dublin HQ"]. [[MCV]]. Archived from the original on October 17, 2019. Retrieved October 17, 2019.</ref> Pada Februari 2011, Tencent menginvestasikan 400 juta dolar AS untuk 93 persen saham Riot Games.<ref name="blakely-inc"/><ref name="russell-tc">Russell, Jon (December 17, 2015). [https://techcrunch.com/2015/12/17/tencent-takes-full-control-of-league-of-legends-creator-riot-games/ "Tencent Takes Full Control Of 'League Of Legends' Creator Riot Games"]. [[TechCrunch]]. Archived from the original on June 26, 2018. Retrieved June 25, 2018.</ref> Tencent membeli 7 persen sisanya pada 16 Desember 2015; harganya tidak disebutkan.<ref name="blakely-inc"/>
 
Di tahun 2012, untuk merespon toksisitas dan pelecehan di League of Legends, Riot Games meluncurkan sebuah “tim tingkah laku pemain” yang terdiri dari psikologis untuk melawan pelecehan pada game mereka.<ref name="hess-slate">Hess, Amanda (May 16, 2014). [http://www.slate.com/blogs/xx_factor/2014/05/16/online_harassment_in_video_games_how_riot_games_remedied_its_league_of_legends.html "How One Video Game Company Is Leading the Charge Against Online Harassment"]. Slate. Archived from the original on June 26, 2018. Retrieved June 25, 2018.</ref><ref name="scimeca-at">Scimeca, Dennis (May 16, 2013). "[https://arstechnica.com/gaming/2013/05/using-science-to-reform-toxic-player-behavior-in-league-of-legends/ Using science to reform toxic player behavior in League of Legends"]. [[Ars Technica]]. Archived from the original on June 26, 2018. Retrieved June 25, 2018.</ref> Taktik Riot Games untuk mengatasi masalah di League of Legends, termasuk sebuah fungsi obrolan opt-in antara pemain lawan, menginformasikan pemain yang dilarang tentang alasan larangannya, dan membuat sebuah pengadilan para pemain untuk mempertimbangkan larangan, menghasilkan penurunan laporan tingkah laku pelecehan sebanyak 30 persen.<ref name="hess-slate"/> Kemanjuran dari hasil tersebut telah dipertanyakan oleh para pemain dan pers gaming.<ref name="lejacq-kotaku">LeJacq, Yannick (March 25, 2015). [https://kotaku.com/how-league-of-legends-enables-toxicity-1693572469 "How League Of Legends Enables Toxicity"]. Kotaku. Archived from the original on September 26, 2020. Retrieved December 24, 2020.</ref> Pada 2013, League of Legends menjadi game PC yang paling banyak dimainkan di dunia.<ref name="gamecentral-metro">GameCentral (August 4, 2017). [https://metro.co.uk/2017/08/04/league-of-legends-is-still-the-biggest-video-game-in-the-world-6828565/ "League Of Legends is still the biggest video game in the world"]. Metro. Archived from the original on June 26, 2018. Retrieved June 25, 2018.</ref> Dari 2014 hingga 2016, angka dari pemain aktif League of Legends bertambah dari 67 juta menjadi lebih dari 100 juta.<ref name="blakely-inc"/><ref name="tassi-forbes">Tassi, Paul (January 27, 2014). [https://www.forbes.com/sites/insertcoin/2014/01/27/riots-league-of-legends-reveals-astonishing-27-million-daily-players-67-million-monthly/?sh=48725d096d39 "Riot's 'League of Legends' Reveals Astonishing 27 Million Daily Players, 67 Million Monthly"]. [[Forbes]]. Archived from the original on June 16, 2018. Retrieved June 25, 2018.</ref>
 
Riot Games direlokasi ke gedung baru di atas kampus seluas 8 hektar di West Los Angeles pada 2015. Pada Maret 2016, Riot Games mengakuisisi Radiant Entertainment, sebuah pengembang lain yang pada saat itu sedang mengerjakan Rising Thunder dan Stonehearth. Rising Thunder dibatalkan setelah akuisisi dilakukan, dan tim yang mengerjakan game tersebut dialokasikan untuk sebuah proyek baru. Pada 13 Oktober 2017, Beck dan Merrill mengumumkan bahwa mereka mengembalikan fokus mereka untuk mengembangkan game, bertujuan untuk menciptakan pengalaman baru bagi video game dan para pemain esports. Beck dan Merrill menyerahkan operasi sehari-hari dan keseluruhan manajemen tim League of Legends kepada tiga karyawan lama: Dylan Jadeja, Scott Gelb dan Nicolo Laurent, yang sebelumnya menjabat sebagai [[Chief Financial Officer]] (CFO), Chief Technology Officer (CTO) dan presiden. Kemudian, Gelb dan Laurent masing-masing menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) dan [[Chief Executive Officer]] (CEO), sementara Beck dan Merrill menjadi ketua Riot Games. Hingga May 2018, Riot Games telah mempekerjakan 2.500 orang, dan mengoperasikan 24 kantor di seluruh dunia.