Sayid Muhammad Yasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 7:
Pada awal mendapat informasi bahwa Belanda mau masuk ke Aceh Barat Selatan, Sayid Muhammad Yasin sudah mulai mewaspadai tentang akan situasi didaerahnya. Beliau sudah niatkan jika suatu saat harus terjun ke medan perang maka beliau akan selalu siap. Sayid Muhammad Yasin sangat membenci pada orang-orang Belanda yang melakukan penjajahan pada rakyat Aceh. Belanda tidak hanya menjajah tapi juga merusak akidah dan mengadu domba umat Islam dengan tujuan menghancurkan Islam dari dalam. Oleh sebab itu beliau merasa terpanggil untuk ikut berperang fisabilillah dalam dimedan perang untuk melawan tentara Belanda. Perjuangan beliau semata-semata untuk melawan kejahatan agar rakyat bisa hidup bebas dan beribadah dengan nyaman tanpa ada gangguan apapun, perjuangana juga dibantu oleh keponakannya yang bernama [[Sayid Abdurrani Teungku Putik#Habib%20Abdurrani%20Teungku%20Putik|Sayid Abdurrani Teungku Putik]]. Jika dilihat dari catatan sejarah, baik dalam buku-buku maupun dokumen Belanda Sayid Muhammad Yasin berjuang melawan Belanda sejak 1900 sampai 1910 M,selama 10 tahun. Namun menurut cerita keturunannya yang masih ada
sekarang, beliau sudah memulai berjuang secara diam-diam sejak awal masuk Belanda ke Aceh, yang diperkirakan sudah berjuang sejak tahun 1873 M.<ref>Ibid</ref><ref>H.M. Thamrin Z, Edy Mulyana “Pantai Barat Aceh di Panggung Sejarah”Banda Aceh : Badan Perpustakaan NAD, 2009</ref> <ref>T. Tjoet Achmad“(95 Tahun Tantangan Ultimatum Keradjaan Belanda terhadap Keradjaan Atjeh” Diterbitkan Seksi Publikasi/Dokumentasi Panitia Peringatan Pahlawan Nasional dari Atjeh, Medan dan Sekitarnya. 1961.</ref>
 
 
'''Sebagai Mursyid Tarikat Syatariyah'''
 
Disamping sebagai pejuang Sayid Muhammad Yasin juga bertindak sebagai ulama yang meneruskan dakwah leluhurnya. Secara sanad, beliau sebagai merupakan Mursyid Tarikat Syatariyah yang ke 30 dari Rasulullah SAW dengan sanad sebagai berikut :
 
1. Nabi [[Muhammad]] SAW
 
2. Sayyidina [[Ali bin Abi Thalib]]
 
3. Sayidina [[Husain bin Ali]]
 
4. Sayidina Zainal Abidin
 
5. Sayidina [[Muhammad al-Baqir]]
 
6. Sayidina [[Ja'far ash-Shadiq]]
 
7. Syaikh Muhammad Magribi
 
8. Syaikh Abi Yazid ([[Abu Yazid Al-Busthami]])
 
9. Syaikh Abi Muzafar
 
10. Syaikh Abi Hasan
 
11. Syaikh Khadafi
 
12. Syaikh Muhammad Asyiq
 
13. Syaikh Muhammad Arif
 
14. Syaikh Abdillah Syatari
 
15. Syaikh Qadhi
 
16. Syaikh Hidayatullah
 
17. Syaikh Hadhuwar
 
18. Syaikh Muhammad Qusya
 
19. Syaikh Wajiuddin
 
20. Syaikh Shifatullah
 
21. Syaikh Ahmad Tsanawi
 
22. Syaikh Sayid [[Ahmad al-Qusyasyi]]
 
23. Syaikh Muhammad Tahir
 
24. Syaikh Ibrahim
 
25. Syaikh Muhammad Said
 
26. Syaikh Muhammad Suud
 
27. Syaikh Muhammad Ali
 
28. Syaikh Muhammad Langing
 
29. Syaikh Qutb Wujud Al-Habib Sayid Abdurrahim bin Sayid Abdulqadir
 
30. Al-Habib [[Sayid Muhammad Yasin]]
 
===='''Sering berpindah tempat tinggal'''====