Kota Padang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Rescuing 10 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 126:
{{utama|Geografi Kota Padang}}
[[Berkas:Padang via Google Earth.jpg|jmpl|ka|Meskipun memiliki luas total 694,96 km², lebih dari 60% wilayah Kota Padang berupa perbukitan yang ditutupi oleh [[hutan lindung]].]]
Kota Padang terletak di pantai barat pulau [[Sumatra]], dengan luas keseluruhan 694,96 km² atau setara dengan 1,65% dari luas provinsi Sumatra Barat.<ref name="BPS">sumbar.bps.go.id [http://sumbar.bps.go.id/?page=artikel&fd=artikel&act=lihat&idtopik=203&idartikel=102 Luas Daerah dan Jumlah Penduduk Kota Padang].</ref> Lebih dari 60% dari luas Kota Padang berupa perbukitan yang ditutupi oleh [[hutan lindung]]. Hanya sekitar 205,007 km² wilayah yang merupakan daerah efektif perkotaan.<ref>[http://www.padang.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=49&Itemid=59 Kondisi Geografis Kota Padang]</ref> Daerah perbukitan membentang di bagian timur dan selatan kota. Bukit-bukit yang terkenal di Kota Padang di antaranya adalah Bukit Lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran. Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 68,126 km di daratan Sumatra. Selain itu, terdapat pula 19 buah pulau kecil, di antaranya yaitu [[Pulau Sikuai]] dengan luas 4,4 ha di [[Bungus Teluk Kabung, Padang|Kecamatan Bungus Teluk Kabung]], [[Pulau Toran]] seluas 25 ha dan [[Pulau Pisang Gadang]] di [[Padang Selatan, Padang|Kecamatan Padang Selatan]].<ref>http://www.kp3k.dkp.go.id [http://www.kp3k.dkp.go.id/lkkpn/index.php?option=com_content&view=article&id=72:kawasan-konservasi-perairan-nasional&limitstart=2 Kawasan Konservasi]. Diakses pada 27 Juni 2010.</ref><ref>http://www.ppk-kp3k.dkp.go.id [http://www.ppk-kp3k.dkp.go.id/direktoripulau/index.php?option=mod_pulau&id=preview&id_pulau=378 Profil Pulau Pisang Gadang]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Diakses pada 27 Juni 2010.</ref>
Pada tahun 1833, Residen James du Puy melaporkan terjadi [[Gempa bumi Sumatra 1833|gempa bumi]] yang diperkirakan berkekuatan 8.6–8.9 skala Richter di Padang yang menimbulkan [[tsunami]].<ref name="gempapadang2"/> Sebelumnya pada tahun 1797, juga diperkirakan oleh para ahli pernah terjadi [[Gempa bumi Sumatra 1797|gempa bumi]] berkekuatan 8.5–8.7 skala Richter, yang juga menimbulkan tsunami di pesisir Kota Padang dan menyebabkan kerusakan pada kawasan Pantai Air Manis.<ref name="gempapadang2">{{cite journal|last=Natawidjaja|first=D. H.|coauthors=K. Sieh, M. Chlieh, J. Galetzka, B. W. Suwargadi, H. Cheng, R. L. Edwards, J.-P. Avouac, dan S. N. Ward|title=Source parameters of the great Sumatran megathrust earthquakes of 1797 and 1833 inferred from coral microatolls|url=http://www.gps.caltech.edu/~sieh/pubs_docs/papers/P06e.pdf|journal=Journal Of Geophysical Research|volume=111|issue=B06403|month=Juni|year=2006|doi=10.1029/2005JB004025|pages=B06403|access-date=2010-10-03|archive-date=2009-10-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20091012210241/http://www.gps.caltech.edu/~sieh/pubs_docs/papers/P06e.pdf|dead-url=yes}}</ref> Pada 30 September 2009, kota ini kembali dilanda [[Gempa bumi Sumatra Barat 2009|gempa bumi]] berkekuatan 7,6 [[skala Richter]],<ref>{{cite journal|last=McCloskey|first=J.|last2=et. al.|title=The September 2009 Padang Earthquake|journal=Nature Geoscience|volume=26|year=2010|volume=3|pages=70-71|doi=10.1038/ngeo753}}</ref> dengan titik pusat gempa di laut pada 0.84° LS dan 99.65° BT dengan kedalaman 71 km, yang menyebabkan kehancuran 25% infrastruktur yang ada di kota ini.<ref>sirrma.bppt.go.id [http://sirrma.bppt.go.id/home/rapid-assessment/rapid-assessment-bencana-gempa-bumi-dan-kolateral-longsor-dan-kebakaran-di-sumbar Bencana Gempa Bumi dan Kolateral Longsor dan Kebakaran di Sumbar]. Diakses pada 26 Juli 2010.</ref>
Baris 353:
Dalam suasana reformasi pemerintahan dan era otonomi daerah, [[Fauzi Bahar|Drs. Fauzi Bahar, M.Si]], terpilih kembali pada tahun 2009 untuk masa jabatan kedua kalinya sebagai wali Kota Padang dalam pemilihan langsung pada kali pertama, sedangkan pada masa jabatan sebelumnya pada tahun 2004 dia masih dipilih melalui sistem perwakilan di DPRD kota.<ref name="Haris">{{cite book|last=Haris|first=Syamsuddin|title=Partai dan Parlemen Lokal Era Transisi Demokrasi di Indonesia: Studi Kinerja Partai-Partai di DPRD Kabupaten Kota|year=2007|publisher=Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia|id=ISBN 978-979-799-052-7}}</ref>
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2011 pada tanggal 18 April 2011, pusat [[pemerintahan Kota Padang]] secara resmi dipindahkan dari [[Padang Barat, Padang|Kecamatan Padang Barat]] ke [[Kototangah, Padang|Kecamatan Kototangah]].<ref>http://www.presidenri.go.id [http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/619.pdf Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2011] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120108215705/http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/619.pdf |date=2012-01-08 }}.</ref> Di samping untuk mengurangi konsentrasi [[masyarakat]] di kawasan [[pantai]] dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat di [[timur]] dan [[utara]] kota, pemindahan ini juga dilakukan mengingat lokasi pusat pemerintahan kota sebelumnya berada pada zona yang dikategorikan bahaya terhadap kemungkinan terjadinya bencana [[tsunami]].<ref>http://www.minangkabaunews.com [http://minangkabaunews.com/artikel-1533-wako-padang--pemindahan-pusat-pemerintahan-ke-aia-pacah-wujudkan-pemerataan.html Wako Padang: Pemindahan Pusat Pemerintahan Ke Aia Pacah Wujudkan Pemerataan]. Diakses pada 14 Januari 2012.</ref> Kompleks pusat pemerintahan dibangun di kawasan eks Terminal Regional Bingkuang (TRB) di [[Air Pacah, Koto Tangah, Padang|Air Pacah]] dan mulai diresmikan penggunaannya pada 30 September 2013.<ref>[http://hariansinggalang.co.id/balaikota-di-aie-pacah-diresmikan-30-september/ Balaikota di Aie Pacah Diresmikan 30 September] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141231104304/http://hariansinggalang.co.id/balaikota-di-aie-pacah-diresmikan-30-september/ |date=2014-12-31 }}. ''Harian Singgalang''. Diakses pada 7 September 2013.</ref>
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 457:
Sebagai salah satu pusat kesehatan di Pulau Sumatra, Kota Padang telah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup lengkap. Selain memiliki beberapa [[rumah sakit]] yang bertaraf nasional dan internasional, rumah sakit tersebut juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan. [[Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil]] yang didirikan oleh pemerintah pusat pada tahun 1953 merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah [[Sumatra Tengah|Sumatra bagian tengah]].<ref>{{cite book|last=Ikatan Dokter Indonesia|first=|title=Kiprah Dokter Dalam Era 50 Tahun Indonesia Merdeka|year=1995|publisher=Ikatan Dokter Indonesia|id=ISBN 978-979-8129-74-2}}</ref> Rumah sakit ini telah berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Politeknik Kesehatan Padang. Setelah gempa 30 September 2009, kondisi bangunan dan peralatan rumah sakit ini memprihatinkan.<ref>http://www.tempointeraktif.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101104110645/http://www.tempointeraktif.com/ |date=2010-11-04 }} [http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/10/03/brk,20091003-200647,id.html Kondisi Rumah Sakit M. Djamil Memprihatinkan]. Diakses pada 2 Oktober 2010.</ref> Rumah Sakit M. Djamil saat ini tengah berusaha memperbaiki program ''Hospital Disaster'' untuk mengantisipasi kejadian serupa nantinya.<ref>http://www.antara-sumbar.com [http://www.antara-sumbar.com/id/berita/propinsi/d/1/127699/rs-m-djamil-perbaiki-hospital-disaster.html RS M. Djamil Perbaiki ''Hospital Disaster'']. Diakses pada 2 Oktober 2010.</ref>
Pemerintahan Kota Padang sendiri juga telah memiliki rumah sakit yang bernama [[Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Rasidin]].<ref>http://www.padang.go.id [http://www.padang.go.id/v2/content/view/2659/1/ RSUD Rasidin Berbenah Diri].</ref> Untuk memberikan pelayanan yang maksimal, pemerintahan Kota Padang juga telah mendirikan sebanyak 20 buah [[Pusat Kesehatan Masyarakat|puskesmas]] dan 58 buah puskesmas pembantu pada wilayah kecamatan di kota ini. Untuk tahun 2007, satu puskesmas di Kota Padang rata-rata melayani 41.000 orang. Angka ini lebih tinggi dari konsep ideal wilayah puskesmas yang hanya untuk melayani 30.000 orang saja, sehingga jika ditinjau dari penyebaran, sarana kesehatan sudah memadai. Namun jika ditinjau dari aspek mutu pelayanan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan.<ref name="depkes">http://www.depkes.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100720022207/http://www.depkes.go.id/ |date=2010-07-20 }} [http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kota%20padang%202007.pdf Buku Profil Kesehatan Tahun 2007 Kota Padang]. Diakses pada 26 juni 2010.</ref>
Selain itu, di kota ini juga terdapat sejumlah rumah sakit yang dikelola oleh [[Badan Usaha Milik Negara|BUMN]], [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kepolisian]], [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI AD]] dan pihak [[swasta]]. Pada tahun 2013, [[Semen Padang (perusahaan)|PT Semen Padang]] meresmikan [[Semen Padang Hospital]] yang merupakan rumah sakit bertaraf internasional pertama di Sumatra Barat.<ref>[http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=45438 Rumah Sakit Sumbar Siap Bersaing]. ''Padang Ekspres''. Diakses pada 11 Juli 2013.</ref> [[Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo]] yang dikelola oleh TNI AD terletak pada kawasan cagar budaya Ganting. Rumah sakit ini berdiri pada komplek bangunan peninggalan zaman Belanda dan sebelumnya merupakan tempat peristirahatan para tentara kolonial.<ref name="Fatimah" /> [[Rumah Sakit Selasih]] merupakan rumah sakit swasta yang dikelola secara bersama dengan pihak ''Kumpulan Perubatan Johor (KPJ) Sdn Bhd'' dari [[Malaysia]],<ref>announcements.bursamalaysia.com [http://announcements.bursamalaysia.com/EDMS/subweb.nsf/7f04516f8098680348256c6f0017a6bf/b634225b028f5c7e482571790008cb15/$FILE/KPJ-Milestone%28657KB%29.pdf KPJ-Milestone].</ref> namun akibat gempa bumi [[30 September]] 2009 rumah sakit ini mengalami kerusakan berat.<ref>http://www.deplu.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080603154305/http://www.deplu.go.id/ |date=2008-06-03 }} [http://www.deplu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetail-HighlightsLike.aspx?l=id&ItemId=55c171bb-bcb5-4341-9158-f1e5f211bf82 Press Release Pusat Komunikasi Publik Untuk Gempa Padang. 4 Oktober 2009]. Diakses pada 10 November 2010.</ref>
Baris 531:
Di kota ini terdapat sebuah [[pabrik]] semen yang bernama [[Semen Padang (perusahaan)|PT Semen Padang]] dan telah beroperasi sejak didirikan pada tahun 1910. Pabrik [[semen]] ini berlokasi di Indarung dan merupakan pabrik semen yang pertama di Indonesia,<ref name="Kompas"/> dengan kapasitas produksi 5.240.000 ton per tahun.<ref>http://www.semenpadang.co.id [http://www.semenpadang.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=35 Kapasitas Produksi]. Diakses pada 9 Juni 2010.</ref> Hampir 63% dari produksinya<ref name="Kompas">{{cite book|last=|first=|title=Profil Daerah Kabupaten dan Kota|publisher=Penerbit Buku Kompas|volume=2|id=ISBN 978-979-709-054-8}}</ref> (baik dalam bentuk kemasan zak maupun curah) didistribusikan melalui [[laut]] dengan memanfaatkan [[pelabuhan Teluk Bayur]]. Selepas reformasi politik dan ekonomi, masyarakat Minang umumnya menuntut pemerintah pusat untuk melaksanakan ''spin off'' (pemisahan) PT Semen Padang dari induknya PT Semen Gresik,<ref>{{cite book|last=Aspinall|first=Edward|coauthors=Fealy, Greg|title=Local Power and Politics in Indonesia: Decentralisation & Democratisation|year=2003|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|id=ISBN 981-230-202-6}}</ref><ref>http://www.bpkp.go.id [http://www.bpkp.go.id/unit/Pusat/TuntutanSpinOffdanBahayaKartel.pdf Tuntutan Spin Off dan Bahaya Kartel].</ref> yang mana sejak tahun 1995 telah di ''merger'' (penggabungan) secara paksa oleh pemerintah pusat, walau tuntutan akuisisi PT Semen Padang menjadi perusahaan yang mandiri lepas dari [[Semen Gresik|PT Semen Gresik]] telah dikabulkan Pengadilan Negeri Padang,<ref>http://www.korantempo.com [http://www.korantempo.com/news/2004/4/3/Ekonomi%20dan%20Bisnis/29.html Semen Gresik Diperintahkan Batalkan Akuisisi Semen Padang].</ref> namun penyelesaian persoalan tersebut masih belum jelas sampai sekarang.<ref>{{cite book|last=Afrizal|first=|title=The [[Nagari]] Community, Business, and the State: The Origin and the Process of Contemporary Agrarian Protests in West Sumatra, Indonesia|year=2007|publisher=Sawit Watch|location=|id=ISBN 979-15188-1-5}}</ref> Apalagi ditengarai terjadi kemerosotan kinerja perusahaan sejak penggabungan tersebut.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Menyongsong Era Hub Internasional|year=2003|publisher=Kasatua Pub}}</ref> Hal ini karena pemerintah pusat masih menganggap restrukturisasi beberapa BUMN melalui pembentukan ''holding'' terhadap beberapa BUMN yang memiliki keterkaitan atau kesamaan usaha merupakan penyelesaian terbaik untuk membangun keunggulan daya saing BUMN tersebut agar lebih menjamin perolehan laba di atas rata-rata perusahaan pesaing lainnya.<ref>{{cite journal|last=Lauw|first=Andreas|title=Kinerja & Restrukturisasi BUMN|journal=Informasi|volume=17|year=1996|issue=191-196}}</ref>
Pusat perdagangan di Kota Padang adalah [[Pasar Raya Padang]] yang dibangun pada zaman kolonial Belanda oleh seorang kapiten Cina bernama Lie Saay.<ref>{{Cite web|url=https://id.scribd.com/doc/52737954/BAB-I-Pendahuluan-Haneman|title=BAB I Pendahuluan Haneman|website=Scribd|language=id|access-date=2020-06-13}}</ref> Dalam perkembangannya, pasar tradisional ini pernah menjadi sentra perdagangan bagi masyarakat di [[Sumatra Barat]], [[Riau]], [[Jambi]] dan [[Bengkulu]] pada era 1980-an.<ref>
Tidak seperti kebanyakan kota besar di Indonesia, pertumbuhan pusat perbelanjaan modern di Kota Padang terbilang cukup lamban. Pada tahun 1990-an terdapat setidaknya lima permohonan izin pendirian [[mal]] di Kota Padang yang ditolak oleh [[Zuiyen Rais]], wali kota Padang saat itu, karena mengambil lokasi di pusat kota.<ref>[http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8638:melihat-padang-dengan-pikiran-jernih&catid=11:opini&Itemid=187]</ref> Pusat perbelanjaan modern yang beroperasi saat ini di Kota Padang di antaranya yaitu [[Plaza Andalas]], [[Basko Grand Mall]], [[Rocky Plaza]], dan [[SPR Plaza]]. Untuk melindungi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Pemerintah Kota Padang juga tidak memberi izin jaringan ritel [[waralaba]] berbentuk minimarket seperti [[Indomaret]] dan [[Alfamart]] yang sudah menjamur di berbagai kota di Indonesia. Sebagai gantinya, jaringan minimarket [[Minang Mart]] dibentuk oleh [[Badan Usaha Milik Daerah]] (BUMD) PT Grafika Jaya Sumbar yang bekerja sama dengan PT Sentra Distribusi Nusantara.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/03/26/090859653/buka-300-gerai-di-sumatera-barat-berikut-strategi-minang-mart Buka 300 Gerai di Sumatra Barat, Berikut Strategi Minang Mart]</ref>
Baris 547:
Di kawasan [[pelabuhan Muara]] banyak dijumpai beberapa bangunan peninggalan sejak zaman Belanda. Beberapa bangunan di kawasan tersebut ditetapkan pemerintah setempat sebagai cagar budaya. Di antaranya adalah [[Masjid Muhammadan]] bertarikh 1843, yang merupakan masjid berwarna hijau muda yang dibangun oleh komunitas keturunan India. Cagar budaya lain, Klenteng Kwan Im yang bernama ''See Hin Kiong'' tahun 1861 kemudian direnovasi kembali tahun 1905 setelah sebelumnya terbakar.<ref>bataviase.co.id [http://bataviase.co.id/node/100835 Menjenguk Kota Tua Padang setelah Gempa]. Diakses pada 10 November 2010.</ref> Dari sehiliran [[Batang Arau]], terdapat sebuah jembatan yang bernama jembatan Sitti Nurbaya. Jembatan itu menghubungkan sebuah kawasan bukit yang dikenal juga dengan nama Gunung Padang. Pada bukit ini terdapat [[Taman Sitti Nurbaya]] yang menjadi lokasi kuburan Sitti Nurbaya.<ref>{{cite book|last=Rusli|first=Marah|authorlink=Marah Rusli|title=Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai|year=1991|publisher=PT Balai Pustaka|id=ISBN 978-979-407-167-0}}</ref> Kawasan bukit ini juga dahulunya menjadi tempat permukiman awal masyarakat etnis Nias di Kota Padang.<ref>{{cite book|last=Anatona|first=|title=Permukiman Migran Asal Nias di Kota Padang dan Sekitarnya: Suatu Tinjauan Historis|year=1996|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Lembaga Penelitian, Universitas Andalas}}</ref>
Kemudian di [[pelabuhan Teluk Bayur]] terdapat beberapa kawasan wisata seperti pantai Air Manis, tempat batu Malin Kundang berdiri.<ref>{{cite book|last=Dwi Elisa|first=Caroline Johnson|title=Malin Kundang: Folktales From West Sumatra|year=2000|publisher=Penerbit PT Framedia Widiasarana Indonesia|id=ISBN 978-979-669-872-1}}</ref> Selain itu, terus ke selatan dari pusat kota juga terdapat kawasan wisata pantai Caroline, dan pantai Bungus,<ref>{{cite book|last=Witton|first=P.|coauthors=Elliott, M.; Greenway, P.; Jealous, V.|title=Indonesia|year=2003|publisher=Lonely Planet|id=ISBN 1-74059-154-2}}</ref> serta sebuah resort wisata sekelas hotel berbintang tiga yang terletak di [[Pulau Sikuai]].<ref>http://www.newsikuai-island.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100702141734/http://www.newsikuai-island.com/ |date=2010-07-02 }} [http://www.newsikuai-island.com/index.php New Sikuai Island Resort] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121008084458/http://www.newsikuai-island.com/index.php |date=2012-10-08 }}.</ref> Sedangkan ke arah [[Koto Tangah, Padang|Kecamatan Koto Tangah]], terdapat kawasan wisata pantai Pasir Jambak, serta kawasan wisata alam Lubuk Minturun,<ref>{{cite book|last=Backshall|first=Stephen|title=The Rough Guide to Indonesia|year=2003|publisher=Rough Guides|id=ISBN 1-85828-991-2|pages=403}}</ref> yang populer dalam tradisi ''[[balimau]]'' dan ramai dikunjungi oleh masyarakat terutama sehari sebelum masuk bulan Ramadan.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Gamma|year=1999|publisher=Garda Media Mandiri|volume=1}}</ref>
Kota ini juga terkenal akan [[masakan Padang|masakannya]]. Selain menjadi selera sebagian besar masyarakat Indonesia, masakan ini juga populer sampai ke mancanegara.<ref name="RA">{{cite book|last=Ramli|first=Andriati|title=Masakan Padang: Populer & Lezat|year=2008|publisher=Niaga Swadaya|id=ISBN 978-979-1477-09-3}}</ref> Makanan yang populer di antaranya seperti [[Gulai]], [[Rendang]], Ayam Pop, Terung Balado, Gulai Itik Cabe Hijau, [[Nasi Kapau]], [[Sate Padang]] dan [[Karupuak Sanjai]]. [[Restoran Padang]] banyak terdapat di seluruh kota besar di Indonesia. Meskipun begitu, yang dinamakan sebagai "masakan Padang" sebenarnya dikenal sebagai masakan etnis [[suku Minangkabau|Minangkabau]] secara umum.<ref name="Galang">{{cite book|last=|first=|title=Masakan Padang|year=2009|publisher=Galangpress Group|location=Jakarta|id=ISBN 978-602-8328-22-7}}</ref>
Baris 568:
Dalam memperingati hari jadinya, kota ini setiap tahunnya menyelenggarakan pesta telong-telong, berupa perayaan pada malam hari yang dimeriahkan dengan pemasangan obor atau lampion.<ref>tourism.padang.go.id [http://tourism.padang.go.id/index.php?tourism=events&id=23 Pawai Telong-Telong]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref> Sementara itu menjelang masuk bulan [[Ramadhan]] beberapa masyarakat [[muslim]] di kota ini menyelenggarakan tradisi ''balimau'' yaitu mandi keramas, biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Sumatra Barat|year=1942|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sumatra Barat}}</ref>
Salah satu tradisi adat Minangkabau yaitu persembahan (''pasambahan'') dalam upacara pemakaman masih dilaksanakan pada [[Kuranji, Padang|Kecamatan Kuranji]].<ref>{{cite book|url=http://www.bpsnt-padang.info/index.php?option=com_content&task=view&id=92&Itemid=50|title=Pasambahan Dalam Upacara Kematian di Kecamatan Kuranji Kota Padang|authors=Ernatip, Maryetti dan Noveri|publisher=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang|year=2005}}</ref> Sementara pada [[Pauh, Padang|Kecamatan Pauh]] dikenal dengan tradisi silat Pauh (''silek Pauah''),<ref>{{cite book|last=Draeger|first=D.F.|title=Weapons and Fighting Arts of the Indonesian Archipelago|year=1972|publisher=C. E. Tuttle Co}}</ref> yang memiliki pengaruh sampai mancanegara<ref>http://www.paulusembilan.nl {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101210050547/http://www.paulusembilan.nl/ |date=2010-12-10 }} [http://www.paulusembilan.nl/ Pencak Silat Paulu Sembilan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101210050547/http://www.paulusembilan.nl/ |date=2010-12-10 }}. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref> serta juga digunakan dalam mengembangkan beberapa aliran [[tarekat]] di Padang.<ref>silatindonesia.com [http://silatindonesia.com/2010/09/silat-pauh/ Silat Pauh]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref>
[[Berkas:Lubuk Minturun.jpg|jmpl|Kawasan Lubuk Minturun populer dalam tradisi ''balimau'' di Padang]]
Baris 581:
Kota Padang sudah menjadi tempat penerbitan surat kabar sejak zaman Hindia Belanda. ''Sumatra Courant'' merupakan koran pertama yang terbit di Pulau Sumatra sekitar tahun 1859.<ref>{{cite web|url=http://buchyar.pelaminanminang.com/sejarah/sejarah_surat_kabar_pertama_indonesia.html|title=Surat Kabar Pertama di Indonesia|accessdate=2010-10-02}}</ref><ref>{{cite journal|last=|first=|title=Trübner's American and Oriental Literary Record|issue=1-24|year=1865|publisher=Trübner & Co}}</ref> Di saat bersamaan juga muncul ''Padangsche Nieuws en Advertentieblad'' pada 17 Desember 1859 oleh R.H. Van Wijk Rz. Setelah itu, Kota Padang banyak menerbitkan koran-koran [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], dan [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], di antaranya ''Padangsche Handelsblad'' (1871) oleh H.J. Klitsch & Co, ''Bentara Melayu'' (1877) oleh Arnold Snackey, ''Pelita Kecil'' (1 Februari 1886) oleh [[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja|Mahyuddin Datuk Sutan Marajo]], ''Pertja Barat'' (1892) di bawah pimpinan [[Dja Endar Moeda]], ''Tjahaya Soematra'' (1897) oleh Mahyuddin Datuk Sutan Marajo, ''De Padanger'' (1900) oleh J. van Bosse, ''Warta Berita'' (1901) oleh Mahyuddin Datuk Sutan Marajo. Banyaknya surat kabar yang dipimpin Mahyuddin Datuk Sutan Marajo serta aktivitasnya di dunia pers, menyebabkan di kemudian hari ia dianggap sebagai perintis pers di Sumatra.<ref>{{cite book|last=Poesponegoro|first=M.D.|coauthors=Notosusanto, N.|title=Sejarah Nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda|year=1992|publisher=PT Balai Pustaka|location=Jakarta|id=ISBN 979-407-411-X}}</ref> Selanjutnya, pada tahun 1911, muncul surat kabar ''[[Sunting Melayu|Soenting Melajoe]]'' yang merupakan surat kabar khusus perempuan, yang dikelola oleh [[Rohana Kudus]]. Pada tahun yang sama juga muncul surat kabar dua mingguan yang bernama ''[[Al-Munir (majalah)|al-Munir]]''.<ref>{{cite book|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|last=|first=|publisher=Penerbit Serambi|id=ISBN 978-979-024-115-2}}</ref> Berikutnya tahun 1914 muncul ''Sinar Soematra'', kemudian dikelola oleh [[Liem Koen Hian]] seorang tokoh nasionalis Tionghoa, yang menjadi redaksi tahun 1918-1921.<ref>{{cite book|last=Setyautama|first=S.|coauthors=Mihardja, S.|title=Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia|year=2008|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|id=ISBN 979-9101-25-5}}</ref> Pada tahun yang sama, muncul ''Bintang Tionghoa'', ''Soeara Rakjat'', ''Warta Hindia'', ''Sri Soematra'', ''Soematra Tengah'', dan ''Oetoesan Melajoe''.<ref>{{cite book|last=Abdullah|first=Taufik|title=Schools and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra (1927-1933)|year=2009|publisher=Equinox Publishing|id=ISBN 602-8397-50-4}}</ref> Hingga saat ini Kota Padang masih menjadi kota penerbitan surat kabar, di antaranya yang cukup terkenal adalah ''[[Harian Haluan]]'' dan [[Harian Singgalang|Singgalang]]. Kedua surat kabar ini masih konsisten menyediakan rubrik dalam [[bahasa Minang]].<ref>{{cite book|title=Pesona Bahasa Nusantara Menjelang [[Abad ke-21]]|last=Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemasyarakatan dan Kebudayaan|first=|year=1999|pages=46|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|id=ISBN 978-979-9023-34-6}}</ref>
Beberapa stasiun radio juga terdapat di kota ini, seperti RRI Padang,<ref>{{cite book|last=Lund-Johansen|first=Oluf|title=World Radio TV Handbook|year=1975|publisher=Billboard Publications}}</ref><ref>rripadang.co.id [http://rripadang.co.id/ RRI Padang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100729021134/http://rripadang.co.id/ |date=2010-07-29 }}.</ref> Radio Classy FM.<ref>http://www.classyfm.co.id [http://www.classyfm.co.id/ Radio Classy FM].</ref> Pronews 90 FM.<ref>http://www.pronewsfm.com [http://www.pronewsfm.com/page2.html PT Radio Swara Carolina] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100802065337/http://www.pronewsfm.com/page2.html |date=2010-08-02 }}.</ref> Radio Sushi 99.1 FM<ref>http://www.radiosushifm.com [http://radiosushifm.com/home/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=8 PT. Radio Suara Singgalang Mahimbau.]</ref>. Stasiun radio ini memainkan peranan penting, terutama dalam kasus gempa bumi 30 September 2009. Di saat beberapa media komunikasi dan informasi tidak dapat diakses oleh masyarakat, stasiun radio ini dapat mengudara dan menyampaikan informasi dari pemerintah setempat kepada seluruh masyarakat, 30 menit setelah gempa bumi tersebut. Sedikit banyaknya stasiun radio mengurangi kepanikan yang timbul di masyarakat saat itu.<ref>http://www.jtic.org [http://www.jtic.org/index.php?option=com_phocadownload&view=category&download=1314%3A30-minutes-in-the-city-of-padang&id=11%3Aiba-pang-impormasyon-pinagkukunan-mga-pahayagan&Itemid=510&lang=tl 30 Minutes in the City of Padang].</ref>
[[TVRI Sumatra Barat]], stasiun televisi daerah milik pemerintah, berkedudukan di Kota Padang. Setelah bergulirnya otonomi daerah, TVRI Sumatra Barat yang pendanaannya dibebankan kepada APBD kota/kabupaten di Sumatra Barat sempat dipertanyakan oleh beberapa pemerintah kota dan kabupaten yang menuntut komitmen TVRI Sumatra Barat untuk memberikan kontribusi yang jelas kepada mereka.<ref>{{cite book|last=Sudibyo|first=Agus|title=Ekonomi Politik Media Penyiaran|year=2004|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|id=ISBN 979-3381-51-5}}</ref> Selain TVRI Sumatra Barat, juga terdapat beberapa stasiun TV swasta yang beroperasi di kota ini, diantaranya [[Padang TV]], [[iNews TV Padang]] (dahulu bernama Minang TV) dan [[NET. Padang]] (dahulu bernama Favorit TV).
|