Kemantran, Kramat, Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
 
{{sub-rapikan}}
[[Berkas:2 dua(1).jpg|jmpl|Rangkaian gerbong lori tebu, dari kejauhan tampattampak terlihat juga cerobong asap [[Pabrik Gula Kemantran]] pada tahun 1916.]]
Desa Kemantran mempunyai sebuah Pasar Tradisonal yang cukup besar ramai dengan pedagang yang datang dari desa tetangganya. Lapangan standar sering dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola antar desa, upacara agustusan, dan pasar malam, serta bioskop layar tancap berada di depan Kantor Kepala Desa. Penduduk umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, pegawai negeri, guru, petani, dan buruh.
 
Nama ''Kemantran'' dipercaya berasal dari nama pendiri desa ini yaitu Mantra, yang kemudian sering disebut sebagai Mbah Mantra. Kemungkinan besar Mbah Mantra membuka desa ini pasca perang Diponegoro, sekitar tahun 1850-an. Dibandingkan dengan desa desa disekitarnya maka dapatlah dikatakan pembukaan desa ini sebuah kisah sukses Mbah Mantra. Pada kalangan kaum tua, kita dapat mendengar cerita epik, termasuk kisah perselingkuhan istri Mbah Mantra dengan Pembuka Desa tetangganya. Termasuk cerita mistis tentang kereta kuda dan tentu saja kuda tunggangan Mbah mantra yang masih suka memperlihatkan diri pada malam hari yang sunyi.
 
[[Berkas:2 dua(1).jpg|jmpl|Rangkaian gerbong lori tebu, dari kejauhan tampat terlihat juga cerobong asap [[Pabrik Gula Kemantran]] pada tahun 1916.]]
Pada masa Pemerintahan Belanda, di desa ini pernah berdiri [[Pabrik Gula Kemantran]] yang dibangun pada tahun 1868. Namun sayangnya PG Kemantran ini dihancurkan oleh Jepang pada tahun 1942, hingga sekarang keberadaan PG Kemantran ini masih menjadi misteri. Namun beberapa bekas [[Pabrik Gula Kemantran|PG Kemantran]] yang masih terlihat adalah kantor sebagian gedung dibelakang kantor kecamatan Kramat, beberapa rumah Belanda, dan sisa-sisa tembok kuno.