Slawi, Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
|kelurahan =10
|Website=https://www.slawiayu.com}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De hulde ter gelegenheid van de het jubileum van de Koningin van Javaanse schoolkinderen in districtshoofdplaats Slawi TMnr 60019887.jpg|jmpl|Perayaan [[jubileum]] Ratu [[Wilhelmina]] di Slawi tahun 1923]]
'''Slawi''' adalah sebuah kecamatan di [[Kabupaten Tegal]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]], yang juga merupakan Ibu Kota [[Kabupaten Tegal]].
 
== Sejarah ==
'''ASAL USUL SLAWI'''
 
=== Asal Usul Nama Slawi ===
Dikisahkan bahwa salah seorang anak putri [[Ki Gede Sebayu]] yang bernama Rara Giyanti Subalaksana memang terkenal cantik, cerdas, dan cekatan. Kegemarannya menunggang kuda membuat banyak orang semakin kagum. Konon, jika Rara Giyanti sedang di atas pelana kuda kesayangannya akan tampak seperti bidadari yang turun dari langit biru. Jadi, wajarlah bila namanya populer di kalangan masyarakat. Wajar juga banyak pemuda atau perjaka yang ingin menyuntingnya.
 
Baris 28:
Menjelang sore datanglah seorang santri diiringkan sejumlah remaja yang santun-santun. Dia mengaku bernama Ki Jadug dan memohon izin mengikuti sayembara. Dia terlambat karena memang baru saja mendengar kabar di perjalanan. [[Ki Gede Sebayu]] pun memberikan izin, sejenak Ki Jadug berpamitan untuk berwudhu, lantas bersembahyang dua rakaat disaksikan seluruh penonton yang berdebar. Ada yang kontan ikut berdoa. Ada yang mengusap air mata. Ada yang tersenyum kecut. Ada juga yang secara lirih mengejeknya.
 
Tidak lama kemudian, tampaklah Ki Jadug mengayunkan kampaknya dengan jurus silat yang hebat. Ternyata pada ayunan kelima terdengarlah gemuruh angin lesus dan bumi pun berguncang. Orang-orang berlarian menjauhi gelanggang. Pada saat itulah pohon jati raksasa roboh perlahan-lahan tanpa menyentuh seorang pun di sekitarnya. Lantas terdengarlah sorak sorai berkepanjangan. Setelah mereda, berkatalah [[Ki Gede Sebayu]] kepada genap orang yang hadir. Pohon jati itu kelak akan digunakan untuk membuat Masjid di [[Kalisoka, Dukuhwaru, Tegal|Kalisoka]].
 
Orang-orang pun bubaran dengan hati yang lapang. Kelak tahulah mereka bahwa santri Ki Jadug adalah seorang bangsawan Mataram. Dia sengaja mengembara untuk berguru dan berdakwah. Setelah menikah dengan Rara Giyanti menggunakan nama aslinya, Pangeran Purbaya. Mereka hidup berbahagia dan dikenal sebagai tokoh terpandang di daerah Tegal.
Baris 34:
Adapun nama Selawe yang berarti dua puluh lima itu karena perjaka yang datang mengikuti sayembara mendapatkan Rara Giyanti berjumlah dua puluh lima. Karena kejadian tersebut akhirnya desa tersebut dinamakan dusun Selawe. Kemudian lama-lama terucapkan Selawi atau Slawi seperti sekarang.
 
=== '''Masa Kolonial''' ===
 
Pada masa pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]], Slawi menjadi tempat yang begitu ramai. Pada saat itu wilayah Slawi mulai banyak ditempati para pendatang seperti orang [[Eropa]], Pedagang [[Arab]] dan etnis [[Tionghoa]] yang kemudian membentuk sebuah kawasan Pecinan. Terdapat juga sebuah pasar yang dikenal dengan nama "''Pasar Lawas Slawi''" yang saat ini telah berubah menjadi komplek Ruko Slawi.
 
Sekitar tahun 1840-an pemerintah Belanda membangun dua buah pabrik gula besar di kota Slawi yaitu, [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] dan [[Pabrik Gula Kemanglen]]. Keberadaan kedua pabrik gula ini membuat wilayah Slawi dan sekitarnya banyak terdapat perkebunan tebu. Pada tanggal 25 Agustus 1885 dibukalah [[Stasiun Slawi]] yang bersamaan dengan peresmian jalur KA lintas Tegal-Balapulang oleh perusahaan kereta api Belanda [[Javasche Spoorweg Maatschappij]], jalur KA ini awalnya difokuskan untuk pengangkutan barang dan hasil distribusi gula yang dihasilkan oleh perusahaan pabrik gula.
[[Berkas:Pabrik Gula Dukuwringin Slawi Tegal tahun 1920.jpg|jmpl|[[Pabrik Gula Dukuhwringin]] pada tahun 1920.]]
 
[[Berkas:Pabrik Gula Kemanglen (Pakembaran) Slawi Tegal pada tahun 1920.jpg|jmpl|[[Pabrik Gula Kemanglen]] pada tahun 1920.]]
Pada tahun 1917 dibangunlah sebuah klinik yang awalnya merupakan balai pengobatan perusahaan gula se [[Keresidenan Pekalongan|Karesidenan Pekalongan]], Klinik tersebut bernama ''Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfabrieken'' atau pusat kesehatan perusahaan gula yang lokasinya di Sebelah Timur [[Pabrik Gula Dukuhwringin]], klinik tersebut kini telah berubah menjadi pelayan Paru RSUD Dr. Soeselo Slawi.
 
Kemudian pada tahun 1927 berdirilah European School atau sekolah untuk anak-anak berkebangsaan Eropa yang lokasinya disebelah Tenggara [[Pabrik Gula Kemanglen]], sekolah tersebut dikenal dengan nama ''SD Putri'' yang sekarang ini menjadi salah satu bangunan SD Negeri Slawi Kulon 03.