Memetika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 23:
Model transfer informasi budaya yang evolusioner ini didasarkan pada konsep bahwa unit-unit informasi, atau "meme", memiliki eksistensi yang independen, dapat menggandakan diri, dan tunduk pada evolusi selektif melalui kekuatan lingkungan.<ref>James W. Polichak, [http://books.google.com/books?id=Gr4snwg7iaEC&pg=PA664 "Memes as Pseudoscience"], in Michael Shermer, ''Skeptic Encyclopedia of Pseudoscience''. P. 664f.</ref> Berawal dari usulan yang ada dalam tulisan-tulisan Richard Dawkins, sejak saat itu kritik berubah menjadi bidang studi yang baru, yang mengarah pada unit-unit budaya yang mereplikasi diri. Telah diusulkan bahwa sama halnya seperti meme yang dianalogikan sebagai gen, memetika dapat dianalogikan sebagai [[genetika]].
 
Kritikus berpendapat bahwa ada beberapa pernyataan pendukung yang “belum teruji, belum terjamin atau tidak benar.” Luis Benitez-Bribiesca, seorang kritikus memetika, menyebutnya sebuah “''pseudo scientific dogma''” dan "sebuah gagasan berbahaya yang menimbulkan ancaman bagi kajian yang serius tentang evolusi kesadaran dan budaya". Sebagai kritik faktual, ia merujuk kepada belum adanya kode untuk meme, seperti [[DNA]] untuk gen, dan fakta bahwa mekanisme mutasi meme (yaitu, gagasan yang berpindah dari satu otak ke otak yang lain) terlalu tidak stabil (akurasi replikasi yang rendah dan tingkat mutasi yang tinggi), yang akan mengacaukan proses evolusi.<ref>Benitez-Bribiesca, Luis (2001) [http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/339/33905206.pdf ''Memetics: A dangerous idea''.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090704104711/http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/339/33905206.pdf |date=2009-07-04 }} Interciecia 26: 29–31, hal. 29.</ref>
 
Kritik lain muncul dari ahli [[semiotika]], (misalnya Deacon,<ref>Terrence Deacon, The trouble with memes (and what to do about it). ''The Semiotic Review of Books'' 10(3).</ref> Kull<ref>Kalevi Kull (2000), Copy versus translate, meme versus sign: development of biological textuality. ''European Journal for Semiotic Studies'' 12(1), 101–120.</ref>) yang menyatakan bahwa konsep meme adalah versi primitif dari konsep “tanda” (''sign''). Oleh karena itulah, meme dalam memetika digambarkan sebagai sebuah “tanda” tanpa sifat triadiknya. Dengan kata lain, meme adalah “tanda” yang lebih disederhanakan, yang hanya mempunyai kemampuan untuk disalin. Oleh karena itu, dalam arti yang luas, objek yang disalin adalah meme, sedangkan objek yang diterjemahkan dan diinterpretasikan adalah “tanda”.