Anindya Bakrie: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Media: Seharusnya 2005 bukan 2015 Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 39:
=== Media ===
Anindya pertama kali berkecimpung di bidang media di perusahaan Cakrawala Andalas Televisi (ANTV). Pada tahun 2002, Anindya mengirim proposal restrukturisasi ke lebih dari 200 kreditor dan membujuk mereka untuk merestrukturisasi utang mereka menjadi ekuitas. Hutang dipotong menjadi nol, meskipun itu berarti memotong saham Bakrie dari 60% menjadi 21%. Anindya juga membuat penyesuaian konten, mengubah campuran dari pemrograman umum yang individual menjadi berfokus pada acara ramah keluarga seperti acara kuis, pertunjukan anak-anak dan pertandingan sepak bola.<ref>{{cite web|url=https://www.forbes.com/sites/forbesasia/2012/07/24/next-tycoons-anindya-bakrie-assembles-a-media-powerhouse-in-indonesia/#117e085d21e2|title=Next Tycoons: Anindya Bakrie Assembles a Media Powerhouse In Indonesia|last1=Shmavonian|first1=Karl|website=Forbes|publisher=Forbes Asia}}</ref>
Pada tahun
Pada 2007, ia membeli stasiun TV kedua, Lativi Media Karya, dari pebisnis dan mantan menteri Ketenagakerjaan, [[Abdul Latief]]. Stasiun ini berganti nama menjadi [[TV One]] dan direkonstruksi untuk fokus pada berita untuk pemirsa kelas menengah. Bersama-sama, [[ANTV]] dan TV One menguasai sekitar 15,6% dari pengeluaran iklan TV di Indonesia. Pada 2011, Anindya bekerja sama dengan pengusaha [[Erick Thohir]], untuk mengambil kedua stasiun TV tersebut, ditambah portal berita online Vivanews. Di Visi Media Asia — atau grup Viva — Anindya adalah ketua dan Erick Thohir adalah presiden direktur.<ref>{{cite web|url=https://www.forbes.com/sites/forbesasia/2012/07/24/next-tycoons-anindya-bakrie-assembles-a-media-powerhouse-in-indonesia/#117e085d21e2|title=Next Tycoons: Anindya Bakrie Assembles a Media Powerhouse In Indonesia|last1=Shmavonian|first1=Karl|website=Forbes|accessdate=19 March 2019}}</ref>
Pada tahun 2011, Anindya bekerja sama dengan pengusaha [[Erick Thohir]], adik dari orang terkaya lainnya di Indonesia, “Boy” Garibaldi Thohir, untuk mengambil alih kedua stasiun TV tersebut, ditambah portal berita online Vivanews, untuk publik. Visi Media Asia, lebih dikenal sebagai grup Viva, Anindya adalah ketua dan Erick Thohir adalah presiden direktur. Perusahaan mendapatkan $ 73 juta dana segar dengan nilai valuasi perusahaan $ 482 juta dengan Grup Bakrie memiliki 76% saham. Pada tahun 2012, Vivanews menduduki peringkat ketiga di antara situs berita Indonesia berdasarkan pengunjung dan tampilan halaman Alexa. ANTV dan tvOne masing-masing mengoperasikan sistem jaringannya sendiri dengan stasiun utama di Jakarta, didukung oleh tambahan 42 stasiun relay, di luar Jakarta, menjangkau lebih dari 200 juta orang di Indonesia.<ref>{{cite web|url=https://www.forbes.com/sites/forbesasia/2012/07/24/next-tycoons-anindya-bakrie-assembles-a-media-powerhouse-in-indonesia/#117e085d21e2|title=Next Tycoons: Anindya Bakrie Assembles a Media Powerhouse In Indonesia|last1=Shmavonian|first1=Karl|website=Forbes|accessdate=19 March 2019}}</ref>
|