==Musik==
''Alam Ara'' tidak mengkreditkan baikmenyebutkan nama pengarah musik dan penulis lirikliriknya.{{sfn|Gulzar|Nihalani|Chatterjee|2003|p=280}} Menurut sejarawan musik Harmandir "Hamraaz" Singh, film tersebut menampilkan tujuh lagu: "De De Khuda Ke Naam Pe Pyaare", "Badla Dilwayega Yaar Ab Tu Sitamgaroon Se", "Rootha Hai Aasmaan", "Teri Kateelee Nigaahon Ne Mara", "De Dil Ko Aaram Aey Saaki Gulfaam", "Bhar Bhar Ke Jaam Pila Ja", dan "Daras Bin Morey Hain Tarse Nayna Pyare".{{sfn|Miglani|2006}} Ferozshah Mistri adalah penggubah seluruh musik tersebut, menurut klaim anak laki-lakinya, Kersi Mistri, dansementara buklet promosional yang diterbitkan selama perilisan film tersebut juga menyebutkan nama B. Irani.{{sfn|Miglani|2006}} Walaupun demikian, Ardeshir Irani tidak pernah menyebut secara pasti nama penggubah musiknya: "Saya hanya memiliki dua musisi—seorang pemain [[tabla]] dan seorang pemain [[harmonium]], yang dijauhkan dari jangkauan kamera."{{sfn|Staveris|2013}} Tidak ada informasi mengenai penulis lirik untuk ''Alam Ara'', dan Ardeshir Irani menyatakan bahwa ia tidak pernah mengetahuinya.{{sfnm|1a1=Ausaja|1y=2009|1p=11|2a1=Gulzar|2a2=Nihalani|2a3=Chatterjee|2y=2003|2p=280}}
"De De Khuda Ke Naam Pe Pyaare" (dinyanyikan oleh Muhammad Wazir Khan) dikenal sebagai lagu pertama dalam perfilman India. Lagu tersebut sangat populer pada masanya, dan menjadi sebuah terobosan dalam karier Khan. Jurnalis Surenda Miglani merasa bahwa Khan "[menampilkan] teknik penyanyian ''playback'' yang tidak lazim pada saat tersebut.{{sfn|Miglani|2006}} [[Saregama]] menaungi perilisan lagu tersebut.{{Sfn|Datta|Dutt|2005}} Enam lagu sisanya dinyanyikan oleh Zubeida.{{sfn|Staveris|2013}}
==Perilisan dan penerimaan==
[[Berkas:Alam Ara advertisement.jpg|thumb|left|upright=0.9|Sebuah iklan untuk ''Alam Ara'' di Majestic Cinema, 1931|al=Sebuah iklan untuk Alam Ara di Majestic Cinema, c. 1931. Iklan tersebut menampilkan pemeran utama perempuan Zubeida pada bagian kanan tengah, dengan sekelilingnya diisi dengan judul film, kalimat promosional, kredit pemeran dan sutradara, dan tempat pemutaran pertama dari film tersebut.]]
Dipromosikan dengan slogan, "Semua berbicara, bernyanyi, dan menari", film''Alam tersebutAra'' dirilis secara perdana di Majestic Cinema, Bombay, pada 14 Maret 1931; pemutarannya di sana bertahan selama delapan minggu.{{sfn|''Bombay: The City Magazine''|1988|p=36}} Ramesh Roy, seorang pesuruh kantor IFC, ditugaskan untuk membawa gulungan film tersebut ke bioskop. DiwawancaraiSaat diwawancarai oleh jurnalis [[Mayank Shekhar]] untuk ''[[Hindustan Times]]'', Roy mengenang masa tersebut sebagai "kenangan bersejarah, ketika publik yang keluar dari teater tidak berhenti membicarakan tentang film yang mereka tonton."{{Sfn|Shekhar|2011}} Tiketnya dihargai sebesar {{INR}}50 (sekitar AS$148,4 pada 1931).{{Sfn|''Daily Bhaskar''|2017}}{{efn|name=exchange}} ''[[The Times of India]]'' melaporkan, "[''Alam Ara''] adalahterbukti sebuahmenjadi daya tarik besaryang luar biasa di [sana]Majestic Cinema, dan banyak kerumunan memesan pada hari tersebut".{{sfn|Gooptu|2013}} MelansirMenurut darisurat kabar harian ''[[Daily Bhaskar]]'', orang-orang akan berkumpul di teater pada pukul 9 pagi walaupun pertunjukan pertamanya dilakukan pada 3 sore.{{Sfn|''Daily Bhaskar''|2017}} Sebagai sebuah solusi, polisi ditugaskan ke tempat tersebut dan diberikan ijinizin untuk memukuli massa dengan tongkat dan mengatur lalu lintas.{{Sfnm|1a1=''Daily Bhaskar''|1y=2017|2a1=Goddard|2y=2003}} Pengusaha pasar gelap kemudian secara ilegal memperjualbeilkan tiket film tersebut.{{Sfn|Goddard|2003}} ''Alam Ara'' juga menjadi film pertama yang diputar di Sinema Imperial.{{Sfn|Soofi|2015}} Film tersebut tidak memiliki distributor.{{sfn|''Thought''|1969|p=6}}
Selama pemutaran, film tersebut bersaing dengan ''[[Shirin Farhad (film 1931)|Shirin Farhad]]'', sebuah film musikal dari sutradara [[J.J. Madan]] yang dirilis pada Mei 1931; [[Saibal Chatterjee]] memperkirakan bahwa ''Shirin Farhad'' jauh lebih sukses daripada ''Alam Ara''.{{Sfnm|1a1=Rajadhyaksha|1a2=Willemen|1y=2014|1p=253|2a1=Gulzar|2a2=Nihalani|2a3=Chatterjee|2y=2003|2p=170|3a1=CNN-News18|3y=2016}} Tidak ada data akurat mengenai laba ''Alam Ara'', namuntetapi melansir darimenurut ''[[The Hindu]]'', film tersebut sukses besar dan menjadi sebuah "hit instan".{{sfn|Pradeep|2006}} Pandangan serupa juga dibagikan oleh Roy Armes, dalam bukunya ''Third World Film Making and the West'' (''Pembuatan Film Dunia Ketiga dan Barat''), yang menyebut film tersebut sebuah "kesuksesan populer yang besar sekali".{{Sfn|Armes|1987|p=111}} ''Lifo'' menulis bahwa keberhasilannya "memberikan sebuah pukulan telak bagi karier bintang yang terkekang dalam perfilman bisu".{{sfn|Staveris|2013}}
Kritikus melihat ''Alam Ara'' sebagai sebuah "representasi banyaknya kekurangan umum dalam produksi-produksi India", dan merasa bahwa film tersebut "mematikan" sebuah tren, di manasaat sebuah film "berupaya untuk mempromosikan nilai sosial".{{sfn|Pradeep|2006}} K. Moti Gokulsing menyebut ''Alam Ara'' sebagai sebuah "film drama busana penuh fantasi", dan menambahkan bahwa lagu-lagu film tersebut "mengintesifkan emosi penonton".{{Sfn|Gokulsing|Dissanayake|p=14|2004}} [[John Kobal]] menemukan unsur wiracarita ''[[Seribu Satu Malam]]'' dalam alurnya.{{Sfn|Kobal|1983|p=66}} Sebuah suratSurat kabar terbitan ''The Times of India'' membicarakan kualitas suaranya, menemukan "kurangnya pengalaman para pemeran dalam menghadapi mikrofon" yang mengakibatkan mereka "untuk berbicara terlalu keras."{{Sfn|Garga|1996|p=72}} ''[[The Bombay Chronicle]]'' memuji penyutradaraan "bijaksana" Ardeshir Irani, dan kemampuan seluruh pemain untuk "mengembangkan nilai dramatis yang film bisu takdapat lakukan".{{sfnm|1a1=Garga|1y=1996|1p=72|2a1=Gulzar|2a2=Nihalani|2a3=Chatterjee|2y=2003|2p=170}} K. N. Dandayudapani dari ''Indian Talkies'' (sebuah majalah terbitan [[Film Federation of India]] antara 1931 dan 1956) menggambarkan film tersebut sebagai "tangisan kelahiran film bersuara [India]".{{Sfn|Rosenberg|2016|p=130}} Sebaliknya, kali ini ''American Cinematographer'' memberikan sambutan negatif: "Metode pemrosesan laboratiumnyalaboratoriumnya, dengan suara yang tampak ... adalah yang paling menyedihkan, dan tentu saja masalah terbesar."{{Sfn|Garga|1996|p=72}}
==Warisan==
''Alam Ara'' dikenal secara luas sebagai film bersuara India bersuara pertama yang pernah dirilis.{{Sfn|Gulzar|Nihalani|Chatterjee|2003|p=561}} Film tersebut menandai "kebangkitan" [[perfilman India]] pada 1930-an, dan melansirdilansir dari ''The Times of India'', "Menghilangkan keuntungan yang dinikmati oleh film impor ... bisu, ketika sebagian besar pasar India dikuasai oleh film Amerika."{{sfn|Gooptu|2013}} Kesuksesannya juga membuat Zubeida menjadi salah satu bintang perempuan papan atas pada 1930-an dan seorang ikon dalam film bersuara India.{{Sfnm|1a1=Gokulsing|1a2=Dissanayake|2y=2004|2p=14|2a1=Mehta|2a2=Mukherjee|2y=2020|2pp=23–24}} Ardeshir Irani dan Prithviraj Kapoor berkolaborasi sekali lagi dalam sebuah adaptasi dari wiracarita ''[[Mahabharata]]'', berjudul ''[[Draupadi (film 1931)|Draupadi]]'' (1931).{{Sfnm|1a1=Lal|2a1=Guy|2y=2011|1y=2004|1p=195}} Pada 1990, [[Nasreen Munni Kabir]] menemukan bagaimanabahwa film tersebut menjadikan film India lainnya "lebih tergantung pada musik sebagai cara untuk membedakan[nya] dari perfilman dunia".{{Sfn|Gokulsing|Dissanayake|p=48|2004}} Pada 2003, ''Encyclopaedia of Hindi Cinema'' (''Ensiklopedia tentang Perfilman Hindi'') menyerukan: "Dengan periisanperilisan ''Alam Ara'', perfilman India membuktikan dua hal—bahwa film kini dapat dibuat dalam sebuah bahasa regional yang penonton setempat dapat mengerti; dan bahwa lagu dan musik adalah bagian integral dari keseluruhan bentuk dan struktur film India."{{Sfn|Gulzar|Nihalani|Chatterjee|2003|p=170}}
Berbagai sarjana dan sejarawan film juga mencatat bahwa penggunaan suara—sebuah hal yang baru pada masa tersebut—dalam ''Alam Ara'' memberikan pengaruh besar terhadap industri perfilman India.{{sfn|Miglani|2006}} Sejarawan film Mark Ellingham, pada 1999, melaporkan bahwa kejayaan film tersebut berpengaruh hingga ke seluruh India, Sri Lanka, dan Myanmar.{{Sfn|Ellingham|1999|p=105}} Dalam buku tahun 2001 ''Pleasure and the Nation: The History, Politics, and Consumption of Public Culture in India'' (''Kesenangan dan Bangsa: Sejarah, Politik, dan Konsumsi Budaya Publik di India''), Sandria B. Freitag dari [[Oxford University Press]] menemukan bahwa film tersebut "memperkenalkan komplikasi kebahasaan dengan cara yang belum pernah ditemui sebelumnya".{{Sfn|Freitag|2001|pp=35–75}} Dalam tulisannya untuk memperingati 75 tahunantahun ''Alam Ara'', K. Pradeep dari ''The Hindu'' menguraikan film tersebut sebagai "permulaan dari era baru dalam sejarah perfilman India".{{sfn|Pradeep|2006}} Pada 2012, Tilak Rishi mendeskripsikan film tersebut "secara efektif menerobos era kejayaan film bisu" yang menciptakan "suatu tonggak sejarah yang menandai sebuah langkah menuju era film bersuara baru serta menjadi lonceng kematian untuk film-film bisu".{{Sfn|Rishi|2012|p=5}}
Film tersebut merupakan sebuah "titik balik penting" dalam karier film Irani, dan membuatnya dijuluki "ayahbapak dari film bersuara India". Ia setelahnya menggunakan lokasi pemfilman ''Alam Ara'' untuk proyek produksinya ''[[Kalidas (film)|Kalidas]]'' (''Si Pelayan Kali''; 1931).{{sfn|Ramachandran|Rukmini|1985|p=67}} Berdasarkan pada kehidupan dari seorang penyair Sanskerta [[Kālidāsa|bernama sama]], film tersebut adalah film Tamil-Telugu bersuara pertama.{{Sfnm|1a1=Poorvaja|1y=2016|2a1=Narasimham|2y=2012|3a1=Narasimham|3y=2010|4a1=Narasimham|4y=2012}} ''Alam Ara'' dimunculkan dalam daftar "100 Hari Filmfare" oleh ''[[Filmfare]]'',{{sfn|''Filmfare''|2014}} "70 Film Ikonis dari India Merdeka" oleh ''[[Mint (surat kabar)|Mint]]'',{{sfn|''Mint''|2017}} dan "40 Pertama dalam Perfilman India" oleh [[NDTV]].{{sfn|Chakravarty|2013}} Pada 2014, penulis Renu Saran menampilkan film tersebut dalam bukunya ''101 Hit Films of Indian Cinema'' (''101 Film Sukses dari Perfilman India'').{{sfn|Saran|2014|pp=1–2}} ''Alam Ara'' juga menginspirasi pembuat film untuk mengikuti jejak serupa.{{Sfn|Gokulsing|Dissanayake|2004|p=14}} Tidak lama setelah perilisan, [[Birendranath Sircar]] mengakuisisi peralatan rekamannya.{{Sfn|Bose|2006|p=46}} Film tersebut telah dibuat ulang sebanyak empat kali; oleh [[Chitrapu Narayana Rao]] dalam [[bahasa Telugu]] pada 1942 dan 1967, dan [[Nanubhai Vakil]] dalam bahasa Hindi pada 1956 dan 1973.{{sfnm|1a1=Rajadhyaksha|1a2=Willemen|1y=2014|1p=253|2a1=Murthy|2y=2012|2p=20}}
Tidak ada [[Cetakan perilisan|cetakan]] ''Alam Ara'' yang diketahui masih bertahan hingga sekarang, menjadikannya sebuah [[Daftar film hilang|film hilang]]. Sebuah seminar yang diselenggarakan oleh [[Confederation of Indian Industry]] pada 2008 menyatakan, "Hanya gambar dan foto media dari film tersebut yang masih ada dalam arsip nasional India. Sekarang, kami memiliki beberapa bahan dari film tersebut."{{Sfn|Press Trust of India|2008}} Melansir dari ''[[The Indian Express]]'', cetakan terakhir film tersebut hancur setelah terjadi sebuah kebakaran di [[National Film Archive of India]] (NFAI) pada 2003. Tetapi, pendiri NFAI [[P. K. Nair]] menentang laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa cetakan ''Alam Ara'' telah hilang jauh sebelum NFAI dibangun pada 1964. Nair menambahkan bahwa kebakaran tersebut hanya melenyapkan beberapa [[Negatif (fotografi)|negatif]] film nitrat dari [[Prabhat Film Company]], dan mengonfirmasi bahwa ia telah menerima beberapa foto dari film tersebut dari Irani dan putranya Shapoorji pada 1967.{{Sfn|Jain|2011}} Pada 2017, [[British Film Institute]] mendeklarasikan film tersebut sebagai "film terpenting dari seluruh film India yang hilang".{{sfn|Narayanswamy|2017}}
|