Alam Ara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Musik: Copy edit
RianHS (bicara | kontrib)
Baris 90:
Berbagai sarjana dan sejarawan film juga mencatat bahwa penggunaan suara—sebuah hal yang baru pada masa tersebut—dalam ''Alam Ara'' memberikan pengaruh besar terhadap industri perfilman India.{{sfn|Miglani|2006}} Sejarawan film Mark Ellingham pada 1999 melaporkan bahwa kejayaan film tersebut berpengaruh hingga ke seluruh India, Sri Lanka, dan Myanmar.{{Sfn|Ellingham|1999|p=105}} Dalam buku tahun 2001 ''Pleasure and the Nation: The History, Politics, and Consumption of Public Culture in India'' (''Kesenangan dan Bangsa: Sejarah, Politik, dan Konsumsi Budaya Publik di India''), Sandria B. Freitag dari [[Oxford University Press]] menemukan bahwa film tersebut "memperkenalkan komplikasi kebahasaan dengan cara yang belum pernah ditemui sebelumnya".{{Sfn|Freitag|2001|pp=35–75}} Dalam tulisannya untuk memperingati 75 tahun ''Alam Ara'', K. Pradeep dari ''The Hindu'' menguraikan film tersebut sebagai "permulaan dari era baru dalam sejarah perfilman India".{{sfn|Pradeep|2006}} Pada 2012, Tilak Rishi mendeskripsikan film tersebut "secara efektif menerobos era kejayaan film bisu" yang menciptakan "suatu tonggak sejarah yang menandai sebuah langkah menuju era film bersuara baru serta menjadi lonceng kematian untuk film-film bisu".{{Sfn|Rishi|2012|p=5}}
 
Film tersebut merupakan sebuah "titik balik penting" dalam karier film Irani dan membuatnya dijuluki "bapak dari film bersuara India". Ia setelahnya menggunakan lokasi pemfilman ''Alam Ara'' untuk proyek produksinya ''[[Kalidas (film)|Kalidas]]'' (''Si Pelayan Kali''; 1931).,{{sfn|Ramachandran|Rukmini|1985|p=67}} Berdasarkanyang berdasarkan pada kehidupan dari seorang penyair Sanskerta [[Kālidāsa|bernama sama]], dan film tersebut adalah film Tamil-Telugu bersuara pertama.{{Sfnm|1a1=Poorvaja|1y=2016|2a1=Narasimham|2y=2012|3a1=Narasimham|3y=2010|4a1=Narasimham|4y=2012}} ''Alam Ara'' dimunculkan dalam daftar "100 Hari Filmfare" oleh ''[[Filmfare]]'',{{sfn|''Filmfare''|2014}} "70 Film Ikonis dari India Merdeka" oleh ''[[Mint (surat kabar)|Mint]]'',{{sfn|''Mint''|2017}} dan "40 Pertama dalam Perfilman India" oleh [[NDTV]].{{sfn|Chakravarty|2013}} Pada 2014, penulis Renu Saran menampilkan film tersebut dalam bukunya ''101 Hit Films of Indian Cinema'' (''101 Film Sukses dari Perfilman India'').{{sfn|Saran|2014|pp=1–2}} ''Alam Ara'' juga menginspirasi pembuat film untuk mengikuti jejak serupa.{{Sfn|Gokulsing|Dissanayake|2004|p=14}} Tidak lama setelah perilisan, [[Birendranath Sircar]] mengakuisisi peralatan rekamannya.{{Sfn|Bose|2006|p=46}} Film tersebut telah dibuat ulang sebanyak empat kali; oleh [[Chitrapu Narayana Rao]] dalam [[bahasa Telugu]] pada 1942 dan 1967, dan [[Nanubhai Vakil]] dalam bahasa Hindi pada 1956 dan 1973.{{sfnm|1a1=Rajadhyaksha|1a2=Willemen|1y=2014|1p=253|2a1=Murthy|2y=2012|2p=20}}
 
Tidak ada [[Cetakan perilisan|cetakan]] ''Alam Ara'' yang diketahui masih bertahan hingga sekarang, sehingga menjadikannya sebuah [[Daftar film hilang|film hilang]]. Sebuah seminar yang diselenggarakan oleh [[Confederation of Indian Industry]] pada 2008 menyatakan, "Hanya gambar dan foto media dari film tersebut yang masih ada dalam arsip nasional India. Sekarang, kami memiliki beberapa bahan dari film tersebut."{{Sfn|Press Trust of India|2008}} Melansir dariBerdasarkan ''[[The Indian Express]]'', cetakan terakhir film tersebut hancur setelah terjadi sebuah kebakaran di [[National Film Archive of India]] (NFAI) pada 2003. TetapiNamun, pendiri NFAI [[P. K. Nair]] menentang laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa cetakan ''Alam Ara'' telah hilang jauh sebelum NFAI dibangun pada 1964. Nair menambahkan bahwa kebakaran tersebut hanya melenyapkan beberapa [[Negatif (fotografi)|negatif]] film nitrat dari [[Prabhat Film Company]], dan mengonfirmasi bahwa ia telah menerima beberapa foto dari film tersebut dari Irani dan putranya Shapoorji pada 1967.{{Sfn|Jain|2011}} Pada 2017, [[British Film Institute]] mendeklarasikan film tersebut sebagai "film terpenting dari seluruh film India yang hilang".{{sfn|Narayanswamy|2017}}
 
Bertepatan dengan ulang tahun ke-80 ''Alam Ara'', [[Google]] menciptakan sebuah [[Doodle|''doodle'']] untuk mengenang film tersebut; menampilkan Master Vithal dan Zubeida.{{Sfn|''Business Insider''|2011|p=}} Sebuah kalender 2015 berjudul "Permulaan dari Perfilman India" dibuat oleh produser [[Sunil Bohra]] untuk memamerkan poster dari film-film India paling berpengaruh, termasuk ''Alam Ara'', ''[[Ayodhyecha Raja]]'' (''Raja Ayodhya'', 1932), dan ''[[Kisan Kanya]]'' (1937)—''Ayodhyecha Raja'' adalah film Marathi bersuara pertama, sementara ''Kisan Kanya'' adalah film India berwarna pertama.{{Sfn|Indo-Asian News Service|2014}}