Kekaisaran Brunei: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Isi suntingan ini diterjemahkan dari artikel Wikipedia bahasa Indonesia yang ada di en:Bruneian Empire; lihat sejarahnya untuk atribusi.
Isi suntingan ini diterjemahkan dari artikel Wikipedia bahasa Inggris yang ada di en:Bruneian Empire; lihat sejarahnya untuk atribusi. Maaf untuk kesalahan ringkasan yang terjadi untuk beberapa perubahan saya.
Baris 3:
'''Kekaisaran Brunei''' didirikan pada awal abad ke-7 di pulau [[Kalimantan]], [[Asia Tenggara]]. Kekaisaran ini dikuasai oleh raja Hindu yang kemudian berpindah keyakinan menjadi Muslim. Karena tidak ada sumber lokal mengenai bukti keberadaan Kerajaan Brunei, catatan dari Cina telah digunakan untuk melihat sejarah awal Brunei.<ref>Jamil Al-Sufri, Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD (Bandar Seri Begawan: Brunei History Centre, 2000)</ref> Boni dalam teks Cina kemungkinan merujuk pada seluruh Borneo, dan diklaim oleh pemerintah lokal sebagai Brunei. Hubungan diplomatik awal antara Borneo (Boni 渤泥) dan Cina dicatata dalam ''Taiping huanyuji'' 太平環宇記 (978).
 
<!--Selama kekuasaan Sultan Brunei ke-5, Sultan Bolkiah, Brunei menjadi kerajaan yang kuat dan meliputi seluruh Borneo dan sebagian Filipina, terutama pulau [[Mindanao]].-->
 
<!--Selama kekuasaan Sultan Brunei ke-5, Sultan Bolkiah, Brunei menjadi kerajaan yang kuat dan meliputi seluruh Borneo dan sebagian Filipina, terutama pulau [[Mindanao]].-->
Catatan awal mengenai Brunei oleh barat dibuat oleh seorang [[Italia]] yang bernama [[Ludovico di Varthema]] pada tahun 1550.
 
Baris 19:
 
Selama pemerintahan [[Bolkiah dari Brunei|Bolkiah]], Sultan kelima, kekaisaran memegang kendali atas wilayah pesisir barat laut [[Kalimantan]] (sekarang [[Brunei Darussalam|Brunei]], [[Sarawak]] dan [[Sabah]]) dan mencapai Seludong (sekarang [[Manila]]), [[Kepulauan Sulu]] termasuk bagian dari [[Mindanao|pulau Mindanao]].<ref>{{Cite book|last=Saunders|first=Graham E.|date=2002|url=https://www.worldcat.org/oclc/868979177|title=A history of Brunei|location=London|isbn=978-1-315-02957-3|edition=Second edition|oclc=868979177}}</ref><ref>{{Cite book|date=1989|url=https://www.worldcat.org/oclc/19512831|title=South-East Asia : languages and literatures : a select guide|location=Honolulu|publisher=University of Hawaii Press|isbn=0-8248-1267-0|others=Patricia M. Herbert, Anthony Crothers Milner|oclc=19512831}}</ref><ref>{{Cite book|last=[editors|first=David lea, Colette Milward ; assistant editor, Annamarie Rowe|date=2001|url=https://www.worldcat.org/oclc/47727290|title=A political chronology of South-East Asia and Oceania|location=London|publisher=Europa Publications|isbn=1-85743-117-0|edition=1st ed|oclc=47727290}}</ref><ref>{{Cite book|last=Hicks|first=Nigel|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/877701714|title=The Philippines|location=London|publisher=New Holland|isbn=978-1-84537-662-8|edition=3rd ed|oclc=877701714}}</ref><ref>{{Cite book|date=2009|url=https://www.worldcat.org/oclc/779166468|title=A short history of South-East Asia|location=Singapore|publisher=John Wiley & Sons (Asia)|isbn=978-1-118-35040-9|edition=5th ed|others=Peter Church|oclc=779166468}}</ref><ref>{{Cite book|date=2002|url=https://www.worldcat.org/oclc/59468141|title=The Far East and Australasia 2003.|location=London|publisher=Europa|isbn=1-85743-133-2|edition=34th ed|oclc=59468141}}</ref><ref>{{Cite book|last=Harun Abdul Majid|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/184753002|title=Rebellion in Brunei : the 1962 revolt, imperialism, confrontation and oil|location=London|publisher=I.B. Tauris|isbn=978-1-4356-1589-2|oclc=184753002}}</ref>Pada abad ke-16, pengaruh Kekaisaran Brunei meluas sampai ke delta [[Sungai Kapuas]] di [[Kalimantan Barat]].
 
[[Kesultanan Sambas]] di [[Kalimantan Barat]] dan [[Kesultanan Sulu]] di [[Filipina|Filipina Selatan]] secara khusus mengembangkan hubungan dinasti dengan keluarga Kekaisaran Brunei. Sultan Melayu lainnya dari [[Kota Pontianak|Pontianak]], [[Kota Samarinda|Samarinda]] sampai [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]], memperlakukan Sultan Brunei sebagai pemimpin mereka. Sifat asli hubungan Brunei dengan Kesultanan Melayu lainnya di pesisir [[Kalimantan]] dan [[kepulauan Sulu]] masih menjadi bahan kajian, apakah itu negara bawahan, [[aliansi]], atau hanya hubungan seremonial. Pemerintahan daerah lain juga menjalankan pengaruhnya atas kesultanan ini. [[Kesultanan Banjar]] (sekarang [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]]) misalnya, juga berada di bawah pengaruh [[Kesultanan Demak]] di [[Jawa]].
 
=== Kemunduran Kekaisaran Brunei ===
Pada akhir abad ke-17, Brunei memasuki masa kemunduran yang disebabkan oleh perselisihan internal atas suksesi kerajaan, ekspansi kolonial kekuatan Eropa, dan [[pembajakan]].<ref name=":0">{{Cite web|date=1990-10-16|title=World Factbook, 1989|url=http://dx.doi.org/10.3886/icpsr09366|website=ICPSR Data Holdings|access-date=2021-04-07}}</ref>Kekaisaran Brunei kehilangan sebagian besar wilayahnya karena kedatangan kekuatan barat seperti [[Spanyol]] di [[Filipina]], [[Hindia Belanda|Belanda]] di [[Kalimantan Selatan]] dan [[Britania Raya|Inggris]] di [[Labuan, Malaysia|Labuan]], [[Sarawak]], dan [[Kalimantan Utara]]. Sesampainya pada tahun 1725, sekian banyak jalan perdagangan Brunei telah diambil alih oleh [[Kesultanan Sulu]].<ref>{{Cite book|last=Vienne|first=Marie-Sybille de|date=2015|url=https://www.worldcat.org/oclc/963624121|title=Brunei : from the age of commerce to the 21st century|location=Singapore|publisher=NUS Press in association with IRASEC|isbn=978-9971-69-869-0|others=Aemilia Lanyer|oclc=963624121}}</ref>
 
Pada tahun 1888, Sultan [[Hashim Jalilul Alam Aqamaddin dari Brunei|Hashim Jalilul Alam Aqamaddin]] kemudian meminta Inggris untuk menghentikan perambahan lebih lanjut.{{citation needed}} Pada tahun yang sama Inggris menandatangani "Perjanjian Perlindungan" dan menjadikan Kekaisaran Brunei sebagai [[Protektorat|protektorat Inggris]].<ref name=":0" /> Hingga pada tahun 1984, waktu dimana Kekaisaran Brunei mendapatkan kemerdekaan.<ref>{{Cite book|last=Harun Abdul Majid|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/184753002|title=Rebellion in Brunei : the 1962 revolt, imperialism, confrontation and oil|location=London|publisher=I.B. Tauris|isbn=978-1-4356-1589-2|oclc=184753002}}</ref><ref>{{Cite book|last=Sidhu|first=Jatswan S.|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/237880032|title=Historical dictionary of Brunei Darussalam|location=Lanham|publisher=Scarecrow Press|isbn=978-0-8108-5980-7|edition=2nd ed|others=Ranjit Singh|oclc=237880032}}</ref>
 
== Pemerintahan ==
Kekaisaran dibagi menjadi tiga sistem tanah tradisional yang dikenal sebagai Kerajaan (Properti Mahkota), Kurina (properti resmi) dan Tulin (properti pribadi turun-temurun).<ref>{{Cite book|last=McArthur|first=M. S. H.|date=1987|url=https://www.worldcat.org/oclc/15629773|title=Report on Brunei in 1904|location=Athens, Ohio|publisher=Ohio University Center for International Studies, Center for Southeast Asian Studies|isbn=0-89680-135-7|others=A. V. M. Horton|oclc=15629773}}</ref>
 
== Referensi ==