Kepaksian Sekala Brak: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sutarnoaja (bicara | kontrib) k →Perbedaan Antara Paksi, Marga, Bandakh, Jukku, Sumbai, Kebbu, Lamban: REFERENSI OTOMATIS SKB |
Sutarnoaja (bicara | kontrib) k memperbaiki masalah ringan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 41:
'''Paksi''' "محور" '''artinya tinggi, Kepaksian''' "شهادة" adalah Empat pemegang pucuk tertinggi didalam Adat. Sekala "مقياس" artinya titisan Brak "الفرامل" artinya Dewa. Sekala Brak Adalah titisan Dewa"تجسد الإله" Kerajaan Sekala Brak (Baca: Kepaksian Sekala Bkhak) adalah sebuah Kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Diriwayatkan kedatangan AL-Mujahid dari Pasai pesisir pantai utara Sumatra, Keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain Gelar Sultan Yang Dipertuan, Sampainya-n di Pagaruyuang, kemudia setelah berdirinya salah satu Kerajaan di Pagaruyung, dari Pagaruyung Empat Umpu dari keturunan anak Raja tersebut beranjak ke Muko Muko menyebarkan agama Islam. Setelah itu Kerajaan Sekala Brak Purba ditaklukan oleh Empat Umpu yang menolak ajaran agama islam kemudian Kerajaan Sekala Brak Kuno berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak. Yang berada di Empat Titik Kebesaran, yaitu pada Kepaksian Pernong terletak di kaki Gunung Pesagi di Hanibung Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat, Gunung tertinggi di tanah Lampung, Kepaksian Nyerupa berada di Tampak Siring, Kepaksian Bejalan Di Way berada di Puncak, Kepaksian Belunguh berada di Tanjung Menang. Kepaksian Sekala Brak adalah nama asli dari pada Struktur Organisasi yang berdiri sejak Rabu 24 Agustus 1289 Masehi 29 Rajab 688 H. Keempat Kepaksian dijadikan Paksi Pak Sekala Brak artinya Empat pemegang tertinggi di Sekala Brak. Dalam perkembangan sejarah dan sebutan terminology sekarang Struktur Kepaksian, Struktur yang dipegang oleh seorang Sultan/Saibatin Raja Adat di Kepaksian. dahulu pada Era Kepaksian Sekala Brak sebutan Kepaksian adalah Kerajaan. Nama atau gelar Ratu dipegang oleh seorang Laki-Laki yang memegang pimpinan di suatu wilayah yang mempunyai Rakyat/Masyarakat. Saat ini Kepaksian Sekala Brak agar lebih terkenal luas menjadi Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, untuk di Kepaksian Pernong penambahan kata Adat, sebagai Simbol Komitmen bahwa Kepaksian Pernong Sekala Brak Sultan/Raja Adat Dikepaksian di Istana Adat Gedung Dalom Kepaksian Pernong Sekala Brak sebagian besar para pejuang yang dimakamkan dimakam pahlawan, Jakarta, Lampung dan Sumatra Selatan. Karena itulah Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian Pernong lebih berkomitmen menggunakan istilah. Sebuah Struktur Organisasi dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berkomitmen tentang keberadaan Negara Kesatua Republik Indonesia sebagai Payung dari pada Bangsa Indonesia dan Sekala Brak Adalah bagian dari pada Pilar-Pilar Penguat Kekokohan Negara Kesatuan Republik Indonesia.(NKRI).
=
Sekala Brak Adalah titisan Dewa. Sekala Brak Purba (kuno) beragamakan animisme adalah kepercayaan yang berkaitan dengan sesuatu yang berbau takhayul, mempercayai kekuatan benda mati, yang sudah menyatu menjadi bentuk yang tidak dapat dipisahkan. Animisme adalah kata yang berasal dari bahasa Latin. Secara bahasa, pengertian animisme adalah “anima” yang artinya adalah roh, maka animisme adalah kepercayaan terhadap roh. Diriwayatkan didalam video presentasi Asal Usul Orang Melayu menurut kajian DNA dan Islam oleh Puan Zaharah Sulaiman, Presentasi Video masa Migrasi Manusia dari Afrika dan Timur Tengah yang menghuni Dunia hingga ke Benua Sunda, Video yang berjudul Sejarah Paksi Pak Sekala Brak yang di Produksi oleh PINUS (Peduli Nusantara). Manusia adalah Kembar Masa kembali ke zaman silam mengharu gelombang laut melintasi 7000 Generasi Semenjak Kehadiran Hawa yang paling menakjuk kan ialah gambaran evolution Manusia yang terjalin dan berkait rapat dari Moyang yang satu dan melalui kajian para Sarjana, Kajian iklim cuaca, oceanographi, geologi, arkeologi, linguls, genom Manusia mtDNA telah menebalikkan Hipotesis teori seperti migrasi dari Yunnan dan Taiwan serta Express Train konon Melayu dibuktikan melalui kajian yang dilakukan Puan Zaharah Sulaiman melalui mtDNA Manusia 85.000 tahun yang lalu Manusia memerlukan Maiderasi keluar dari Afrika dan Timur Tengah dan proses tersebut dalam proses rentang waktu yang sangat panjang selama sekitar 10.000 tahun untuk sampai ke Benua Sunda. Pengembangan Suku Bangsa-Bangsa Indonesia berasal dari Assam yang terletak di India Selatan, sebelah Utara Burma. Suku Melayu Purba atau Proto Malayan Tribes dari India Selatan itu dalam pengungsiannya, bergerak menyeberangi laut Andamen untuk kemudian berpencar dalam beberapa kelompok. Demikian teori yang dikemukakan oleh J. R. Logan pada abad Ke-19 M yang melakukan penelitian sejak tahun 1848 hingga 1900 asal usul melayu induknya di benua sunda<ref>{{Cite web|last=Zaharah Sulaiman|first=Puan|date=2018|title=Melayu orang asal Benua Sunda, bukan pendatang|url=|website=https://www.mstar.com.my/lokal/semasa/2018/08/02/melayu-datang-benua-sunda|access-date=2018}}</ref>. Kelompok kesatu, bergerak ketimur melalui Jawa dan Kalimantan dan ada yang terus keutara di Philipina, yang kemudian melahirkan Suku bangsa Igorot dan lain lain. Kelompok kedua mencapai ujung utara Sumatra menyusuri pantai barat dan mendarat di Singkel, Barus dan Sibolga, kemudian melahirkan cikal bakalnya Suku Suku Batak Karo, Batak Toba, Dairi dan Alas. Kelompok ketiga meneruskan pelayarannya menelusuri Pantai Barat Sumatra terus keselatan yang akhirnya melalui daerah Krui menuju kedaerah pegunungan, kembali sebagai People di Tengkuk Gunung Pesagi bukit barisan dan Seminung diperkirakan sebelum masehi, Di Benua Sunda Tercatat di dalam Geografi Indonesia Pulau Sumatra, berdasarkan luas merupakan pulau terbesar keenam di dunia<ref>{{Cite book|last=Dedy Tisna Amijaya|first=ST|date=1 Juni 2011|title=Mencari Jejak Mata Rantai Sejarah Sekala Bra di Nusantara|location=Bandar Lampung|publisher=FHESAGI JAYA|isbn=9786029933703|pages=3-5|url-status=live}}</ref>. Pulau ini membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi khatulistiwa, seolah membagi pulau Sumatra atas dua bagian, Sumatra belahan bumi utara dan Sumatra belahan bumi selatan. Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang melebihi 2.262 di atas permukaan laut Puncak Gunung Pesagi adalah satu dari 12 gunung yang ada di Provinsi Lampung<ref>{{Cite web|last=Pemerintah Kabupaten|first=Lampung Barat|date=2017|title=Menyibak aura mistis dan eksotis atap Sang Bumi Khuwa Jukhai|url=|website=https://www.lampungbaratkab.go.id/detailpost/edisi-lxvi-2017-budaya|access-date=2021}}</ref>, Indonesia. Dari beberapa gunung tersebut Gunung pesagi adalah Gunung yang mempppunyai puncak paling tinggi yang ada di tanah Lampung. Salah satu gunung di Sumatra dengan ketinggian 3.000 m di atas permukaan laut, merupakan barisan berapi aktif, berjalan sepanjang sisi barat pulau dari ujung utara ke arah selatan; sehingga membuat dataran di sisi barat pulau relatif sempit dengan pantai yang terjal dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur pulau yang luas dan landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka, Selat Bangka dan Laut China Selatan. Dari segi grafisnya Sumatera terbagi ke dalam berapa bagian yaitu Sumatra bagian Utara, Sumatra bagian Tengah dan Sumatra bagian Timur. Di bagian utara pulau Sumatra berbatasan dengan Laut Andaman dan di bagian selatan dengan Selat Sunda. Pulau Sumatra ditutupi oleh hutan tropik primer dan hutan tropik sekunder yang lebat dengan tanah yang subur. Gunung tidak Aktif di Sumatra adalah Gunung Pesagi dengan ketinggian melebihi 2.262 di atas permukaan laut , Gunung berapi yang tertinggi di Sumatra adalah Gunung Kerinci di Jambi, dan dengan gunung berapi lainnya yang cukup terkenal yaitu Gunung Leuser di Aceh dan Gunung Dempo di perbatasan Sumatra Selatan dengan Bengkulu. Pulau Sumatra merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi disepanjang Bukit Barisan, yang disebut Patahan Sumatra dan patahan kerak bumi di dasar Samudra Hindia disepanjang lepas pantai sisi barat Sumatra. Danau terbesar di Indonesia, Danau Toba terdapat di pulau Sumatra. Kepadatan penduduk pulau Sumatra urutan kedua setelah pulau Jawa. Saat ini pulau Sumatra secara administratif pemerintahan terbagi atas 10 provinsi yaitu Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu dan Lampung dan 2 provinsi lain yang merupakan pecahan dari provinsi induk di pulau Sumatra yaitu Riau Kepulauan dan Kepulauan Bangka Belitung Disebut Suku Bangsa, Etnis, Ulun, People di tengkuk Gunung Pesagi bukit barisan dan Seminung titik kebesaran di tengkuk Gunung Pesagi Hanibung pengalaman nenek moyang mereka yang bergerak mengarunggi samudra luas dalam melakukan pengungsian besar besaran membentuk karakter "dwi muka" sebagai manusia gunung dan tau akan arti laut. Sekala Brak Purba, yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Suku Bangsa Lampung sebagai salah satu tempat asal mula Suku Bangsa/Etnis/ Ulun Lampung, yaitu sebuah Kepaksian yang letaknya di dataran tinggi di tengkuk Gunung Pesagi, sebelah selatan Danau Ranau yang secara administratif kini berada di Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung Indonesia. Dari Ketinggian Sekala Brak inilah sebagian leluhur Suku Bangsa Lampung menyebar ke setiap penjuru dengan mengikuti aliran Way atau sungai-sungai yaitu<ref>{{Cite book|last=Dedy Tisna Amijaya|first=ST|date=1 Juli 2011|title=Mencari Jejak Mata Rantai Sejarah Sekala Bra di Nusantara|location=Bandar Lampung|publisher=FHESAGI JAYA|isbn=9786029933703|pages=6-7|url-status=live}}</ref>:
#Way Semaka
Baris 117:
[[Berkas:Archa ganesa 308.jpg|jmpl|'''GANESHA DI BUKIT DAMAR PULUK GUNUNG PESAGI PENINGGALAN AJARAN DARMA DAN NEGERI LELUHUR PARA DAPUNTA KEDATUAN SRIWIJAYA''']] [[Berkas:Asal mula kedatuan sriwijaya.jpg|jmpl|Temukan Arca Ganesha, Budayawan Katakan Lampung Asal Mula Kedatuan Sriwijaya]]
Di lereng gunung Pesagi,dapat ditemukan berbagai peninggalan lain,seperti bebatuan yang tersebar di gunung Pesagi serta di dataran sekala brak, tapak bekas kaki,altar/tempat eksekusi muda-mudi, Archa Ganesa di gunung pesagi. batu Brak, Batu Kayangan, Prasasti Maqom Tambak Batan dan masih banyak lagi dolmen-dolmen peninggalan sejarah Kepaksian Sekala Brak Purba. Kepaksian Sekala Brak menjalin kerjasama perdagangan antar pulau dengan Kerajaan Kerajaan lain di Nusantara dan bahkan dengan India dan Negeri Cina. Prof. Olivier W. Wolters dari Universitas Cornell, dalam bukunya Early Indonesian Commerce, Cornell University Press, Ithaca, New York, 1967, hal. 160, mengatakan bahwa ada dua kerajaan di Asia Tenggara yang mengembangkan perdagangan dengan Cina pada abad 5 dan 6 yaitu Kendali di Andalas dan Ho-lo-tan di Jawa. Dalam catatan Dinasti Liang (502-556) disebutkan tentang letak Kerajaan Sekala Brak yang ada di Selatan Andalas dan menghadap kearah Samudra India, Adat Istiadatnya sama dengan Bangsa Kamboja dan Siam, Negeri ini menghasilkan pakaian yang berbunga, kapas, pinang, kapur barus dan damar. Dari Prasasti Hujung Langit (Hara Kuning) bertahikh 9 Margasira 919 Caka yang di temukan di Bunuk Tenuar Liwa terpahat nama raja di daerah Suku Bangsa Lampung yang pertama kali ditemukan pada prasasti. Prasasti ini terkait dengan Sekala Brak yang masih dikuasai oleh Buay Tumi. Prof. Dr. Louis-Charles Damais dalam buku Epigrafi dan Sejarah Nusantara yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta, 1995 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta, 1995, halaman 26-45 Diketahui nama Raja yang mengeluarkan prasasti ini tercantum pada baris ke-7, menurut pembacaan Prof. Damais namanya adalah Haji Yuwa Rajya Punku Sri Haridewa. Lebih jauh lagi Sekala Brak Purba adalah juga merupakan cikal bakal Kedatuan Sriwijaya, di mana saat persebaran awal dimulai dari dataran tinggi di tengkuk gunung Pesagi dan Danau Ranau satu kelompok menuju keselatan menyusuri dataran Lampung dan kelompok yang lain menuju kearah utara menuju dataran Palembang. Van Royen:1927 Bahkan seorang keturunan dari Sekala Brak Purba adalah merupakan Pendiri dari Dinasti Kedatuan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang memulai Dinasti Kedatuan Sriwijaya awal dengan ibu negeri Minanga Komering. Arlan Ismail:2003 Kajian itu memiliki benang merah berdasar tulisan William Marsden melalui sejarah Sumatra, Menjelaskan, “apabila Orang Lampung ditanya tentang darimana mereka berasal, maka mereka menjawab dari dataran tinggi dan menunjuk kearah gunung yang tinggi serta sebuah danau yang luas”(Marsden 2008). Gunung dan danau yang dimaksud adalah Tengkuk Gunung Pesagi Bukit Barisan dan Danau Ranau. Tengkuk Gunung Pesagi Bukit Barisan adalah Pusat Pemerintahan pada jaman buay Tumi Kerajaan Sekala Brak purba. Saat ini, secara geografis wilayah buay/suku Tumi mencakup wilayah pesisir pantai utara Sumatra. Seorang ahli sejarah Lawrence Palmer Briggs dalam jurnalisnya di abad Ke-19 M, tahun 1950, menyebutkan bahwa sebelum abad Ke- 7, sekitar tahun 653 M, yang berlangsung sejak tahun 652 M hingga 675 M, ibukota Kedatuan Sriwijaya terletak di daerah pegunungan agak jauh dari Palembang. Tempat itu dipayungi oleh dua gunung dan dilatari sebuah danau (Keresidenan Lampung dan Palembang). Itulah sebabnya Sailendra dan keluarganya disebut “Family of the King of the Mountains” (Sailendravarmsa) Berdasarkan penelusuran hasil penelitian Binsar D.L. Tobing : 2004, dijelaskan bahwa Prasasti Hujuŋg Langit diantaranya menyebutkan satu daerah bernama Hujuŋg Langit yang seluruh hutan dan seluruh tanahnya diperuntukkan bagi bangunan suci. Nama Hujuŋg Langit itu sendiri tidak tercantum dalam peta maupun sumber-sumber lain, namun sekitar 13 km (jika ditarik garis lurus dari prasasti Hujung Langit) disebelah Timur Laut ada nama tempat yang bernama Ujung (Damais, 1995:28). Jadi yang dimaksud sebagai Hujung Langit adalah daerah yang bernama Ujung (Pekon Hujung kecamatan Belalau, Lampung Barat Provinsi Lampung). Haji Yuwa Rajya Punku Sri Haridewa Jika dilihat dari gelar yang melekat pada namanya, tersebutlah Punku, mempunyai arti tuanku, dimungkinkan sebagai gelar yang menganggap bahwa Punku Sri Haridewa merupakan orang yang turut melindungi serta memilihara bangunan suci. Pun atau Pu adalah merupakan gelar kehormatan bagi kebangsawanan seseorang sebagaimana banyak keluarga di Kerajaan San-fo-ts’i yang bergelar “Pu”. Begitu juga gelar Pu yang bersanding dalam kata DAPUNTA maka gelar dapunta harus diperuntukkan bagi orang yang amat tinggi kedudukannya. Kehormatan yang amat tinggi itu ditunjukkan dengan bubuhan da-, -ta, dan sebutan “Hyang”. Demikian keterangan makna gelar Pu dalam buku Sriwijaya yang ditulis oleh Prof. Dr. Slamet Muljana. Selanjutnya gelar Haji (Aji) adalah arti yang umum untuk “raja”, dipakai untuk menyebut seseorang dalam hubungannya dengan wilayah kekuasaannya(Ayatrohaedi, 1979: hal 79). Arti kata yang sama juga diberikan oleh Zoetmulder (1995: hal 327). yang menyebutkan bahwa Haji dapat diartikan sebagai raja, keluarga Raja, Sultan, Pangeran, Seri Baginda, Paduka Yang Mulia. Dan terdapat juga sebutan Yuwa Rajya (Yuwa Raja) untuk baginda Sri Haridewa, sebutan itu pernah tercantum dalam prasasti yang berasal dari Sumatra, yaitu prasasti Telaga Batu yang diperkirakan berasal dari Abad Ke-7 M tahun 686 Masehi. Dalam prasasti ini disebutkan tiga kategori pangeran, yaitu :yuwaraja (Putera Mahkota), pratiyuwaraja (Putera Mahkota ke dua), dan Rajakumara (Putera Mahkota lainnya )(de Casparis, 1956: hal 17; 1976: hal 69; Kulke, 1991 : hal 9). Biasanya raja muda ini sebelum menjadi raja yang berkuasa penuh diberi kedudukan sebagai raja/sultan disuatu daerah atau wilayah ( Soemadio (ed), 1993: hal 410). Selain nama Baginda Sri Haridewa yang tertulis dalam Prasasti Hujung Langit, terdapat juga para pejabat yang mengiringinya dalam penetapan sima tersebut, seperti Hulun (seseorang Yang Melayani Raja/Sultan/ Hulun Haji), pejabat tinggi yang hadir diantaranya Samgat Juru Pajak (Pejabat Pajak), Pamgat Juru Ruhanan (Pengawas Para Pejabat), Pramukha Kabayan (Pemuka yang berkaitan dengan bangunan suci), Juru Redap (Pejabat Bagian Informasi), Juru Pajabat (Petugas Menyambut Raja), juru samya (orang yang berkuasa pada derajat yang lebih rendah (desa), wakil pejabat atau kepala, Juru Natalan (Bagian Penulisan / Juru Tulis), Juru Mabwan (Pejabat Menangangi tenaga Kerja), dan pejabat tingkat banwa yang hadir diantaranya adalah Rama. Dan saat ini, walau prasasti itu usianya telah berabad – abad lamanya, namun sebutan sebutan yang ada didalam prasasti tersebut masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Kepaksian Sekala Brak zaman Saat ini, seperti sebutan Pun masih dipertahankan oleh masyarakat di sekitar Prasasti Hujung Langit dan batu brak, batu kayangan (Masyarakat/Rakyat Sekala Brak) sebagai panggilan kehormatan bagi anak laki laki tertua dari keturunan Sultan / SaiBatin Raja Adat Dikepaksian dalam wilayah Sekala Brak yang kini mengejawantah menjadi Kepaksian Sekala Brak zaman saat ini Kerajaan Sekala Brak. Selain itu juga Jabatan Juru, Hulun, Pramukha Kabayan, Rama/Perangkat Adat seperti dalam prasasti masih dipertahankan pula oleh masyarakat Adat Hususnya Kerajaan Sekala Brak untuk orang-orang yang memiliki tugas khusus dalam adat, yang kini disebut Jukuan Lamban, Gelar/Adok, Perangkat Adat dari tingkat tertinggi adalah Kepala Jukkuan Gelar Raja istri Batin, Perangkat Adat Gelar Batin Istri Khadin, Perangkat Adat Gelar Raden istri Minak, Perangkat Adat Gelar Minak istri Kimas, Perangkat Adat Gelar Kimas Istri Mas dan lainnya. Berdasarkan Kepercayaan lama di dataran sekala brak titik kebesaran di Hanibung titik lokasi batu brak dan batu kayangan dan Sejarah yang disusun di dalam Tambo Paksi, dataran Sekala Brak yang pada awalnya dihuni oleh salah satu komunitas yang tidak termasuk dari bagian suku tumi tetapi juga adalah kelompok-kelompok yang bisa di pengaruhi lebih awal untuk memeluk agama islam di sini dislokasi mereka di dalam sejarah yang namanya “Ranji Pasai” bahasa lampung nya “Sikam Jamma Pasai” (Kami Orang Pasai), suku bangsa Orang-orang mulia ketutunan Orang Mulia ini mengagungkan sebuah pohon yang bernama Belasa Kepampang atau nangka bercabang karena pohonnya memiliki dua cabang besar, yang satunya nangka dan satunya lagi adalah sebukau yaitu sejenis kayu yang bergetah. Keistimewaan Belasa Kepampang ini bila terkena cabang kayu sebukau akan dapat menimbulkan penyakit koreng atau penyakit kulit lainnya, namun jika terkena getah cabang nangka penyakit koreng tersebut dapat disembuhkan. Karena keanehan inilah maka Belasa Kepampang ini diagungkan oleh negeri suku bangsa Orang-orang mulia ketutunan Orang Mulia di dataran sekala brak titik kebesaran di Hanibung.<ref>{{Cite book|last=Dr.H.A Fauzie Nurdin, M.S.|first=Prof|date=Juni 2018|title=Orang Abung Cerita Rakyat Sumatra Selatan Dari Waktu Ke Waktu|location=Thafa Media Jl. Serandakan Km 8,5 Gunung Saren Kidul, Trimurjo, Sirandakan Bantul, Yogyakarta 55672|publisher=Thafa Media|isbn=978-602-1351-67-3|pages=V-291|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Prof. DR. Sudjarwo|first=Koodr|date=2018|title=Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Menjawab Sejarah|location=Bandar Lampung|publisher=Lampung Post|isbn=9786025270529|pages=6-8|url-status=live}}</ref>
▲== Berdirinya Kepaksian Sekala Brak ==
Didalam buku Kerajaan Jambulipo yang diterbitkan melalui Kelompok Penerbit Diandra Anggota IKAPI (062/DIY/08) pada BAB 2 halaman 31 Sejarah Singkat Kerajaan Jambulipo menjelaskan A.R Chaniago dalam (Firman,20120) berpendapat bahwa Kerajaan Jambulipo merupakan salah satu kerajaan tertua di Minangkabau dan diperkirakan telah ada sejak abad ke-10 Masehi tahun 901 Masehi, Ia juga menyebutkan bahwa Jambulipo dahulunya merupakan nama daerah yang menjadi tempat tinggal raja-raja zaman Dharmasraya (Firman,2012), Dharmasraya merupakan nama daerah yang cukup terkenal di Sumatra bagian tengah ketika agama Budha berkembang pesat pada awal abad ke-13 Masehi Dharmasraya berada di sekitar hulu sungai Batanghari, yaitu salah satu sungai terbesar di pulau Sumatra dengan lebar sekitar 500 m dan panjang 800 km. Sungai batanghari menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai di Pulau Sumatra bagian tengah kala itu (Soekmono, 1992:40; Utomo,1992:178).Nama Dharmasraya tercatat dalam Kitab Nagarakertagama sebagai salah satu daerah yang menjadi tujuan pasukan Ekspedisi Pamalayu Kerajaan Singasari atas perintah Raja Kartanegara pada tahun 1275 Masehi (Soekmono 1992:40;Utomo 1992:175; Kusumadewi 2012:4-5).Kini Dharmasraya merupakan sebuah Kabupaten Dharmasraya secara adat termasuk dalam wilayah Kerajaan Jambulipo. Di Sumatra Barat selain Kerajaan Pagaruyung ada juga Kerajaan Jambulipo<ref>{{Cite book|last=Sultan Kurnia|first=AB|date=2020|title=Kerajaan Jambulipo|location=Yogyakarta|publisher=IKAPI (062/DIY/08)|pages=31-32|url-status=live}}</ref>. Paksi artinya Tertinggi, Pemegang Kepemilikan Tertinggi yakni pemilik Pemegang Kekuasaan tertinggi atas wilayah rakyat dan Adat. Kepaksian adalah Pemegang Kekuasaan Tertinggi, Terhadap rakyat dan wilayah serta Adat. Sekala artinya Titisan Brak artinya Dewa. Sekala Brak Adalah titisan Dewa Kerajaan Sekala Brak (Baca: Kepaksian Sekala Bkhak) adalah sebuah kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Diriwayatkan kedatangan AL-Mujahid dari Pasai pesisir pantai utara Sumatra, Keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain Gelar Sultan Yang Dipertuan, Sampainya-n di Pagaruyung, kemudia setelah berdirinya salah satu Kerajaan di Pagaruyung, dari Pagaruyung Empat Umpu dari keturunan anak Raja tersebut beranjak ke Muko Muko menyebarkan agama Islam. Setelah itu Kerajaan Sekala Brak Purba ditaklukan oleh Empat Umpu yang menolak ajaran agama islam kemudian Kerajaan Sekala Brak Purba berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak. Yang berada di Empat Titik Kebesaran, yaitu pada Kepaksian Pernong terletak di kaki Gunung Pesagi di HANIBUNG Kecamatan Batu Brak, Kab. Lampung Barat (Gunung tertinggi di tanah Lampung), Kepaksian Nyerupa berada di Tampak Siring, Kepaksian Bejalan Di Way berada di puncak, Kepaksian Belunguh berada di Tanjung Menang. Kepaksian Sekala Brak adalah nama asli dari pada Struktur Organisasi yang berdiri sejak Rabu 24 Agustus 1289 Masehi (29 Rajab 688 H). Keempat Kepaksian dijadikan Paksi Pak Sekala Brak artinya Empat pemegang tertinggi di Sekala Brak. Dalam perkembangan sejarah dan sebutan terminology sekarang Struktur Kepaksian, Struktur yang dipegang oleh seorang Sultan/Saibatin Raja Adat di Kepaksian. dahulu pada zaman Kepaksian Sekala Brak sebutan Kepaksian adalah Kerajaan. Nama atau gelar Ratu dipegang oleh seorang laki-laki yang memegang pimpinan di suatu wilayah yang mempunyai Rakyat/Masyarakat. Saat ini Kepaksian sekala brak agar lebih terkenal luas menjadi Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, untuk di kepaksian pernong penambahan kata adat, sebagai Simbol Komitmen bahwa Kepaksian Pernong Sekala Brak Sultan/Raja Adat Dikepaksian di Istana Adat Gedung Dalom Kepaksian Pernong Sekala Brak sebagian besar para pejuang yang dimakamkan dimakam pahlawan, Jakarta, Lampung dan Sumatra Selatan. Karena itulah Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian Pernong lebih berkomitmen menggunakan istilah Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak. Sebuah Struktur Organisasi dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berkomitmen tentang keberadaan NKRI sebagai payung dari pada bangsa Indonesia dan Sekala Brak Adalah bagian dari pada Pilar-Pilar Penguat Kekokohan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)<ref>{{Cite book|last=Dedy Tisna Amijaya|first=ST|date=2018|title=Profil Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak|location=Bandar Lampung|publisher=PT Karya Cipta Mandiri|isbn=9786021484173|pages=XII|url-status=live}}</ref>.
Baris 125 ⟶ 124:
Keempat AL-Mujahid yang datang dari Pasai Pesisir Pantai Utara Sumatra Mereka membuat satu kemufakatan diatas Gunung Pesagi untuk menjadikan Sekala Brak sebagai satu negeri yang dibagi menjadi Empat wilayah bagian, yang kemudian dikenal sebagai Empat Ke Khalifahan, mulai berdirinya Kepaksian Sekala Bkhak ditancapkan Bendera AL-LIWA/PANJI SYAHADATAIN diatas puncak Gunung Pesagi Mulailah Menjadi Kepaksian Sekala Bkhak Pada 29 Rajab Sekitar 688 Hijriyah. Kepaksian Sekala Bkhak adalah yang membawa islam dan masuk melalui sebelah barat Tanah Lampung.
AL-Mujahid yang datang dari Pasai Pesisir Pantai Utara Sumatra mengislamkan Kerajaan Sekala Bkhak kuno dan mendirikan monarki yang disebut Kepaksian Sekala Brak dengan lokasi pusat wilayah kerajaan di daerah Hanibung, Desa Pekon Balak Kecamatan Batu Brak Saat ini, Bahkan diceritakan bahwa letak pusat wilayah kerajaan setelah dari hanibung berpindah sejauh sekitar 18 kilometer dari hanibung. pusat wilayah kerajaan berpindah kembali sekitar sejauh 15 kilometer dari Istana Gedung Dalom saat ini yang berdiri di Batu Brak, Berpindahnya Istana Gedung Dalom itu dari kejauhan sekitar 15 kilometer tidak dicopot atau dibongkar dulu melainkan diangkat ramai-ramai dan dibawa perlahan-pelahan menuju lokasi sekarang Selama 1 (satu) Tahun kisaran tahun 1899<ref>{{Cite book|last=Dedy Tisna Amijaya|first=ST|date=2011|title=Mencari Jejak Mata Rantai Sejarah Sekala Bra di Nusantara|location=Bandar Lampung|publisher=FHESAGI JAYA|isbn=9786029933703|pages=7|url-status=live}}</ref>.
▲=== Maqom, Penyucokan tempat berdirinya Tampuk Imam ===
Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu menggantikan ayahandanya Umpu Ratu Semula Raja Gelar Ratu Semula Raja menjadi Sultan/SaiBatin Raja Adat Dikepaksian di Kepaksian Sekala Brak sezaman dengan Sultan Banten Perabu Pucuk Amun. Menurut kisah yang dituturkan turun temurun, Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu merupakan sosok Sultan yang sangat Alim dan Sakti, salah satu bukti kesaktiannya terdapat disalah satu bukit bernama Bukit Selalau didekat pelabuhan Krui di pinggir laut yang sangat misteri, bekas telapak kaki beliau dan perahu beliau yang tertambat rapih sewaktu beliau melakukan perjumpaan dengan Penguasa Bunian Matu. Berdasarkan cerita lain, beliau sering dikabarkan telah mati namun tiba-tiba beliau kembali seperti sedia kala, terakhirkali beliau meniggal dunia di desa Pekon Balak Kecamatan Batu Brak dan dimakamkan di Tambak Bata Sekala Brak. di Desa Canggu Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung Negara Indonesia, terdapat bekas pijakan kaki yang diyakini nenek moyang pendahulu masyarata Batu Brak adalah simbol peninggalan dari Umpu Semula Jadi Gelar Sultan Ratu Semula Jadi, dan di batu tersebut terdapat bekas cakaran kaki Harimau. Banyak orang datang dari jauh mengaku keturunan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu ini dan ziarah kemakamnya di Batu Brak.Makam keramatnya masih terjaga hingga kini, terlihat batu segi empat yang tertata rapih menutupi permukaan makamnya, letaknya dipinggir tebing yang riskan terhadap pengikisan tanah, akan tetapi atas izin Alloh SWT sudah beberapa kali terjadi Gempa Bumi besar namun tanah makam beliau tak longsor. Terakhir baru- baru ini tahun 2017 sebuah pohon besar berusia ratusan tahun didekat Keramat beliau rubuh dari akar-akarnya, letak pohon sangat dekat dengan makam membuatnya sangat mungkin tertimpa, namun kayu besar yang rubuh kearah Makam Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu itu tidak sedikitpun menimpa makam beliau. Keunikan Makam Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu ini juga terdapat pada ukiran hewan menyerupai ular pada batu yang bersusun dipermukaan makam pada bagian kaki sebelah kiri. Masyarakat menyebutnya ukiran “ Luday “ ( Naga ), hewan yang hanya ada satu dan sebagai penguasa didalam perairan yang paling dalam, tampaknya itulah makna ukiran Luday tersebut yaitu sebagai simbol satu-satunya penguasa atau dalam istilah Lampungnya yaitu SaiBatin, karena memang kedudukan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu adalah SaiBatin/Sultan di Kepaksian Sekala Brak Kerajaan berlandaskan nilai-nilai gama Islam. Kebesaran nama Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu juga dinukilkan dalam Warahan dari daerah Way Kanan, sebuah warahan yang cukup terkenal yaitu Warahan Radin Jambat, diwarahkan dalam bait pantun bahwa Radin Jambat melakukan perjalanan spiritual ke Puncak Pesagi dan dilanjutkan ke Makam Tambak Bata maksudnya adalah Makam Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu, termaksud didalam bait pantun warahan nomer 12 dan 20 yang berbunyi “ Mak Cipak Kuranana, Mak Cipak Kuranani, Ya Laju Lapah Tapa, Haguk Bukti Pesagi, Bupintak Disan Sina, Bukilu Ngati ati “ selanjutnya “ Laju Ngejukko Bura, Seranta Jama Jimat, Mari Tiyanna Laju, Laju di Tambak Bata, PanjangPitu Mesagi, Temegak Nyalan Diwa, Nudungko Salisa Puri, Radin Jambat Kuwasa “ . Maqom Penyucokan Tampuk Imam adalah makam Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu beliau adalah seorang Waliyulloh yang menyebarkan agama Islam, saat beliau menundukkan Penguasa Bunian Matu maka tempat berdirinya membekas pada sebuah batu, batu tempat berdiri itulah yang disebut dengan MAQOM SELALAU, dan Maqom itu kemudian menjadi titik patokan wilayah, yaitu mulai dari Maqom Selalau kearah utara sampai ke tebu tegantung yang berbatasan dengan Kerajaan Sungai Limau Bengkulu adalah wilayah Kepakisan Nyerupa, sedangkan mulai dari Maqom Selalau terus ke arah selatan sampai menjumpai Tikokh Bekhak di daerah Tanggamus adalah wilayah Kepaksian Sekala Brak, juga termasuk Suoh, Bandar Negeri Suoh dan Batu brak sekarang ini. Demikian tertulis dalam Kitab tua dari kulit kayu yang disebut Tambo Paksi, tapi saat itu belum ada marga marga berdiri, baru kemudian setelah rentang waktu yang lama, banyak pendatang menuju wilayah pesisir. Diwilayah Pesisir ini terdapat juga beberapa keturunan yang berasal dari Kepaksian Sekala Brak, pada awal-awal penyebarannya adalah Lima Punggawa dari Kepaksian Sekala Brak kemudian diabadikan menjadi nama wilayah di pesisir yaitu daerah Penggawa V (Lima) hingga saat ini. Desa-desa Penggawa V saat ini yang berda di Kecamatan Karya Penggawa dan Kecamatan Way Kerui. Karena menurut Kitab tua dari kulit kayu yang disebut Tambo Paksi sebagian wilayah dipesisir adalah Wilayah Sekala Brak dan sebagian lagi adalah wilayah Umpu Ratu Nyerupa, maka anak Keturunan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu ada yang hijrah dari Hanibung Batu Brak untuk membesarkan adat bukan memisahkan diri yaitu di daerah Tenumbang, keturunan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu, Sultan Sekala Brak itu sebagai wakil dari Kepaksian Sekala Brak untuk mengurus wilayah di Pesisir, namun walau telah ada wakil di Tenumbang saat itu, SaiBatin Kepaksian Sekala Brak yaitu Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu masih tetap turun menjaganya, sehingga disana terdapat Maqom Selalau. Adat nestiti yg berlaku “ Umpu Ratu mejong di hejongan” artinya adalah hanya anak nya Umpu ratu yg duduk menduduki kebesaran nya / jenganan adat Kepaksian nya, jadi anak tuha pantang dan tidak mungkin meninggalkan tahta nya, menebas hutan bersusah payah membuka pemukiman baru.
Pada era selanjutnya ada nama Rakian Sakti yaitu anak dari Ratu Mengkuda Pahawang Umpu Ratu Bejalan Di Way Jurai ke- 4 ( empat ) hijrah pula ke pesisir menuju daerah Ngambur. Seiring berjalannya waktu banyak pula kelompok- kelompok yang datang dari luar dan meminta izin kepada Keturunan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Sultan Kepaksian Sekala Brak di Tenumbang untuk membuka lahan mendirikan perkampungan baru. Wilayah Umpu Ratu Nyerupa di Wilayah Pesisir sangat strategis, maka pada abad Ke-16 M Berlangsung Sejak Tahun 1501 M Sultan Banten mengajak kerjasama ekonomi dengan dengan Umpu Ratu Nyerupa, bentuk kerjasama itu dikeluarkanlah Piagam Perjanjian oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin. Dari Wilayah Kepaksian Sekala Brak dan Umpu Ratu Nyerupa di Pesisir inilah kemudian berdiri marga-marga, khususnya lagi saat Abad Ke-19 M tahun 1824 M terjadilah Traktat London, tukar guling kekuasaan Inggris dan Belanda, saat pemerintahan colonial belanda menggantikan Inggris untuk berkuasa di Wilayah Keresidenan Bengkulu termasuk wilayah pesisir krui, maka berdiri marga-marga disepanjang pesisir, saat terjadi traktat London itu tercatat telah ada 10 ( sepuluh ) Marga di Pesisir yaitu Tenumbang, Ngambur, Way Sindi, Punggawa Lima, Ngaras, Bengkunat, Belimbing, Pugung Tampak, Pugung Bandar, Pugung Malaya.
Baris 152 ⟶ 149:
Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung Fase ini merupakan bagian terpenting dari eksistensi masyarakat Suku Bangsa Lampung. Putra dari Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang, Umpu Pernong Gelar Sultan Ratu Buay Pernong Dia adalah Pendiri Kepaksian Pernong memerintah di Henibung pad presensi Dolmen Batu Brak saat ini serta ketiga saudaranya<ref>{{Cite book|last=Dedy Tisna Amijaya|first=ST|date=1 Juni 2011|title=Mencari Jejak Mata Rantai Sejarah Sekala Bra di Nusantara|location=Bandar Lampung|publisher=FHESAGI JAYA|isbn=9786029933703|pages=9-12|url-status=live}}</ref>.
==
Istana Gedung Dalom adalah tempat tinggalnya, Istananya, Pusat Pemerintahannya sang Sultan/SaiBatin Raja Adat Dikepaksian, Pesikhah. Sejak zaman dahulu tempat tinggalnya sang Sultan ini disebut ISTANA GEDUNG DALOM oleh Pemerintah Hindia Belanda, oleh rakyat dan masyarakat adat, hingga pada saat kemerdekaan Republik Indonesia sampai saat ini sebutan nama terhadap Istana Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak adalah ISTANA GEDUNG DALOM. ISTANA GEDUNG DALOM ini sudah 1 (satu) kali direnovasi pada kisaran tahun 1990-1991 dan sebutannya tetap Istana Gedung Dalom, baik sebutan dari Sultan, Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat maupun sebutan dari masyarakatnya<ref>{{Cite web|last=Kabupaten Lampung Barat|first=Pemerintah Kabupaten Lampung Barat|date=2016|title=Budaya|url=|website=https://lampungbaratkab.go.id/detailpost/budaya}}</ref>.
Baris 201 ⟶ 198:
Untuk membacanya, perlu dibersihkan dengan cara dilap menggunakan kain halus secara perlahan dan terus menerus. Setelah itu, ke atas permukaannya diusap-usapkan tepung beras putih. Setelah merata pada bagian yang terdapat lekukan garis huruf akan terisi tepung halus dan permukaan tanpa lekukan akan tetap coklat. Karenanya guratan dan goresan huruf itu bisa terbaca. Konon, berisi pesan-pesan penting dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin. Tongkat ini peninggalan para Sai Batin terdahulu dan tersimpan dengan baik sampai saat ini.
Disamping keris Istinjak Darah, seperti telah diceritakan pada bagian terdahulu, Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak juga memiliki begitu banyak keris, tombak, dan pedang. Dalam ingatan Paduka YM SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syahpernong,S.H. disamping sejumlah keris pusaka yang tersimpan rapih, kakeknya pernah memperlihatkan begitu banyak keris tanpa penutup, tanpa tangkai pegangan. Besi-besi keris itu teronggok begitu saja di kotak-kotak kayu. Paduka YM SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syahpernong,S.H. kemudian membersihkan dan memperbaiki, melengkapi keris-keris itu. Kini, sebagian dari keris itu sudah diberi sarung dan tangkai yang bagus. Beberapa di antaranya telah dianugerahkan kepada sejumlah Raja Jukkuan, para Penggawa dan orang- orang yang dipandang pantas<ref>{{Cite book|last=Seem R Canggu|first=SE MM|date=2018|title=Tata TiTI|location=Bandar Lampung|publisher=FHESAGI JAYA|pages=1-72|url-status=live}}</ref>.
▲== Pemerintahan ==
Struktur Pemerintahan dari pada ini bisa Piramida Tertinggi adalah Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian ini memegang kekuasaan menentukan mutlak Bertitah, Berita dan Lain Sebagainya semua beserta seluruhnya berpusat kepada Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian semua hak-hak kebesaran ada pada Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian semua yang dipakai Struktur dibawahnya atas perintah atas berkenannya, titah dari Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian, dibawahnya Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian adalah pemapah dalom, pemapah dalom ini sepertinya wakil Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian, pemapah dalom ini ada 2 (dua) yang pertama terdiri dari mempunyai 2 (dua) kaki Perdana mentri dan perdana utama pemapah dalom ini mempunyai garis juga kepada kampung batin garis lurus ke kampung batin ini adalah dari Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian tapi garis koordinasinya kepada pemapah dalom. kalau garis lurusnya dari Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian, didalam Istana Gedung Dalom ada pengapungan batin, pemapah dalom, para puakhi saudara Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian dengan Istilah, bahasa Lampungnya "Sagedung, Isi ni Gedung" yang artinya "isi Gedung (isi Istana)" bahasa Lampungnya "Puakhi ni Saibatin" yang artinya "Saudara nya Saibatin" itu belum keluar dari Gedung (Istana Gedung Dalom) masih menyatu terhadap Istana Gedung Dalom Struktur dibawah keluarganya Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian adalah suku-suku balak yang tersebar di sepanjang pesisir Pugung Malaya, Ranau bahkan di wilayah tanggamus ini dinamakan suku-suku balak, ada juga pesumbaian dan Khaja-Khaja baca (raja-raja) Jukuan, dibawah raja Sumbai baru Batin dibawah batin namanya Kebbu di pimpin oleh seorang Radin di bawah radin bulambanan, lamban-lamban (rumah-rumah) sebelum dia berkeluarga dia lamban (rumah) biasa tapi setelah dia berkeluarga baru mempunyai kedudukan<ref>{{Cite book|last=Dedy Tisna Amijaya|first=ST|date=2011|title=Mencari Jejak Mata Rantai Sejarah Sekala Brak di Nusantara|location=Bandar Lampung|publisher=FHESAGI JAYA|isbn=9786029933703|pages=14-16|url-status=live}}</ref>.
===Sistem Pemerintahan Adat Di Istana Gedung Dalom Sekala Brak===
Inilah warna kekayaan budaya di Tanah Lampung, jadi bicara tentang Lampung maka bicara tentang SaiBatin dan Pepadun, 2 komunitas yang saat ini tersublimasi menjadi satu peradaban baru yang menata kehidupan bermasyarakat, menjaga ketertiban dan menciptakan pranata pranata sosial dari zaman ke zaman yang dianut oleh masyarakat Lampung hingga saat ini. Eksistensi Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak sampai saat ini masih terjaga secara utuh.
Baris 252 ⟶ 247:
Raja / Depati berkewajiban menyusun angkat tindih ( tingkatan ) status anak buah seoseorang tersebut, untuk kemudian dilaksanakan musyawarah atau disebut Himpun/Hippun. Para kepala Jukku berkewajiban menyusun akkat tindih (tingkatan) status anak buah yang akan diberi gelar. Akkat tindih itu kemudian dimusyawarahkan dengan raja-raja Kappung Batin. Pengusulan pakkal ni adok ini harus menimbang gelar dari ayahnya (lulus kawai); cakak adok (naik tingkatan gelar) dan adanya pemekaran Jukkuan. Hasil musyawarah diserahkan kepada Sai Batin melalui Pemapah Dalom/Pemapah Paksi untuk dimintakan persetujuan. Apa pun keputusan Sai Batin itulah yang harus diterima.
Jika seorang menyandang adok yang tidak sesuai tata adatnya maka masyarakat mengistilahkan dengan “ Busuk Huwak ” atau memakai baju yang ukurannya kebesaran sehingga terlihat janggal dan tidak pantas maka menimbulkan “ Upok Bujuk “ atau cemo’ohan masyarakat atas perilaku tersebut. Masyarakat adat Lampung yang memegang teguh tata petiti adat saibatin “ Pandai Dihejonganni Dikhi” yang berarti faham letak dan peran dirinya dalam masyarakat adat untuk senantiasa berbuat yang terbaik sesuai kapasitas diri.
Negeri baru bentukan dari Si Bulan (Buay Bulan) atau Putri Indarwati yang berasal dari Sekala Brak mendirikan negeri yang baru diluar Bumi Sekala Brak yaitu di daerah Tulang Bawang.
===Tujuh Pedoman Hidup suku bangsa Lampung===
#Berani menghadapi tantangan: mak nyerai ki mak karai, mak nyedor ki mak bador.
Baris 272 ⟶ 265:
#Sakai-Sambayan (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya).
===Sekilas Tentang Seni Dan Tradisi Sekala Brak===
Bangsa Lampung memiliki ragam kesenian yang kaya akan keragaman, keindahan dan keanggunan budaya.
Tarian yang dibawakan oleh Muli Meghanai Lampung memiliki ciri khas gerak serta langgam tersendiri. Tarian klasik yang diselenggarakan pada saat upacara kerajaan adalah suatu bentuk tarian yang dikenal dengan nama Tarakot Kataki atau Lalayang Kasiwan yang masing masing diperagakan oleh dua belas Meghanai secara bersama sama sebagian memegang kipas dan sebagian lagi tidak memegang kipas.
Baris 282 ⟶ 275:
Saat ini Kain Tapis telah dikomersialkan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan telah melanglangbuana hingga ke mancanegara. Kini Kain Tapis telah mengalami perkembangannya hingga semakin variatif dengan berbagai macam bentuk dan telah merambah dunia fasion seperti pakaian dan aksesoris aksesoris yang bermotifkan Tapis.
===Sekala Brak===
====Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23====
[[Edward Syah Pernong|PYM SPDB Brigjen. Pol. Drs. H. Pangeran Edward Syah pernong,S.H.]]===
[[Berkas:Sultan sekala brak 308.jpg|jmpl|Paduka Yang Mulya SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syah pernong,S.H. Gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23 di Nobatkan Pada Tanggal 20 Mei 1989 dalam suatu Prosesi Adat Tayuh Bimbang Paksi Yang Pertama di Istana Gedung Dalom Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak.]]
Baris 321 ⟶ 314:
#Pati Sahli Kapolri (2016).
====Para Pahlawan Perjuangan, Kemerdekaan Istana Gedung Dalom
* Pangeran Alif Jaya Gelar Sultan Pangeran Alif Jaya tahun (1801 M-1844 M)
Catetan Tentang Pangeran Alif Jaya Gelar Sultan Pangeran Alif Jaya, Sekitar tahun (1801):
Baris 348 ⟶ 341:
#Pahlawan Akmal
====Tentang Umpu Raja Dunia Muda Gelar Sultan Maha Raja Muda====
Umpu Raja Dunia Muda Gelar Sultan Maha Raja Muda, Pada masa itu sekitar tahun (1571 M-1645 M). Catetan Tentang Umpu Raja Dunia Gelar Umpu Raja, Pada masa itu sekitar:
Ada serangan dari kejauhan dari kerajaan Palembang tampa pemberitahuan tampa ada suatu layaknya pertikaian tiba-tiba menyerang sekala brak, dalam rentang waktu perlawanan ahirnya pasukan Palembang itu bisa di pukul mundur dan kembali.
====Permaisuri====
Putra dan Putri Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke 23 serta Permaisuri Puniakan Ratu Ir. Nurul Adiati Gelar Ratu Mas Itton Dalom Ratu Kepaksian Pernong Sekala Brak :
*Putra Mahkota Sekala Brak Pangeran Alprinse Syah Pernong
Baris 358 ⟶ 351:
[[Berkas:Ratu sekala brak 308.jpg|jmpl|Permaisuri Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23. Puniakan Ratu Ir. Nurul Adiati Gelar Ratu Mas Itton Dalom Ratu Kepaksian Pernong Sekala Brak.]][[Berkas:Putra mahkota 308.jpg|jmpl|Putra Mahkota Pangeran Alprinse Syah Pernong. Keturunan lurus tak terputus tertua dari garis Ratu.]]
====Pepatih – pepatih istana gedung dalom sekala brak====
*Putra dan Putri dari Pangeran Maulana Balyan Gelar Sultan Sempurna Jaya Permaisuri Puniakan Ratu Hj. Rochma Syuri Maulana Gelar Ratu Mas Ria Intan Ratu Batu Brak Kepaksian Pernong. Putra Pertama dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
Baris 434 ⟶ 427:
#Widyan Putra Anantawikrama
====Perangkat Adat (Pemangku Adat Kepaksian/Kerajaan)====
===
*Pengapungan Batin (Kampung Batin)
#Khaja Paksi
Baris 446 ⟶ 439:
#Khaja Sampurna
===
*Dr. H. Iskandar Zulkarnain,M.H. Gelar Radin Kiemas Panji Utama (RKPU)
*[[Suntana|Irjen. Pol. Drs. Suntana, M.Si]]
Baris 458 ⟶ 451:
Untuk Pemapah Dalom, Mengkoordinasikan kepada Khaja-Khaja Pengapungan Batin, Khaja-Khaja Suku Wilayah yang ada di Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak dan di luar Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak di Provinsi Lampung, Saibatin Marga Kerabat yang telah mendirikan negeri-negeri baru di wilayah pesisir yang mempunyai hubungan kekerabatan dan kebesaran dengan Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak dan kebesaran-kebesaran Kerajaan Sultan Pendahulu.
===
* Pekon pekon balak
#Khaja Pendaksa lamban pekuon
Baris 556 ⟶ 549:
#Khaja cakranringrat 2 lamban suka khajin
===
* Dewan adat adalah Struktur organisasi para khaja-khaja jukuan paksi 30 personil kepengurusan serta keanggotaan nya adalah seluruh para khaja-khaja jukuan paksi yang ada di lampung barat dan sepanjang pesisir tanah lampung yang telah dinobatkan oleh para saibati dahulu dan sekarang
===
#Saibatin marga ulu krui
#Saibatin marga way sindi
Baris 576 ⟶ 569:
#Marga pulau pisang
===
#Kepala suku laila muda jukuan Kagungan pekon balak
#Kepala suku tanjung sari jukuan suka khajin kenyangan
Baris 613 ⟶ 606:
#Kepala suku sukaraja II
===
#Khaja kumala dewa lamban padasuka
#Khaja utakha lamban kedamaian gemuttukh agung kegeringan
Baris 631 ⟶ 624:
#Dalom akbar sampurna jaya lamban balak sukau
===
*Kerukunan pembesar Adat way lima pesumbaian 17 kedondong marga way lima suku-suku sumbai-sumbai yang turun dari sekala brak yang dulu berasal dari sekala brak beberapa kebandakhan di kabupaten pesawaran.
===
#Saibatin marga ratu
#Saibatin marga dantaran
Baris 641 ⟶ 634:
#Saibatin marga ketibung
===
#Marga balak
#Marga lunik
#Marga bumi waras
===
*Marga legun Obie Muzaffar
===
#Panglima Tapak Belang
#Panglima Alif Jaya
Baris 655 ⟶ 648:
#Panglima Sindang Kunyaian
===
#Hanggum Jejama komunitas pelestarian adat dan budaya Istana Gedung Dalom Sekala Brak.
#Hanggum Jejama Sekretariat Istana Gedung Dalom Kepaksian di Sekala Brak.
#Hanggum Jejama Mully Mekhanai Paksi di Istana Gedung Dalom Kota Bandar Lampung.
===
*Pendekar puting beliung daerah Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus 41 personil pasukan ring 1 Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian.
===
Muasal Pendekar Puting Beliung
Paduka Yang Mulia SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syah Pernong, S.H., M.H. Sultan/SaiBatin Raja Adat di Kepaksian, Sultan Sekala Bkhak Yang Dipertuan Ke-23, berkisah menjelaskan asal usul Pendekar Puting Beliung kepada Fenomena Budaya Nusantara com. di Bandar Lampung. Dipaparkannya, bahwa Pendekar Puting Beliung ini ada 41 orang, karena para hulubalang kerajaan selain di pusat kerajaan sekala brak di lampung barat, hulubalang dan pendekar kepaksian pernong banyak tersebar di tujuh kabupaten di propinsi menjaga masyarakat adat dan bersinergi dengan pemerintah daerah setempat termasuk dengan kepolisian resort setempat. terutama di wilayah Lampung selatan, banyak para pendekarnya, kalau dulu di wilayah pusat kerajaan di Sekala brak Lampung barat para hulu balang banyak yang dididik oleh puting beliung, yaitu yang dinamakan Labung Angin, selain itu ada hulubalang Tikam Seribu pemeganng pusaka tumbak khusus. Pada saat ini para Hulubalang-hulubalang kepaksian pernong di tiap wilayah itu dididik di daerah masing masing untuk mengasah ketrampilan beladirinya yang kemudian setelah diadakan suatu ritual tertentu yang disebut ritual Paccukh pittu, bagi mereka yang sudah lolos pendidikan silat dan menjalani ritual Paccoh Pitu. mereka ini lah yang kemudian namanya Pendekar Puting Beliung. “Jadi para Pendekar Puting Beliung. mesti berasal dari om bahatur, artinya. dia harus berasal dari bahatur. Karena Bahatur itu masuk kategori para pemberani karena itu lah para Bahatturlah yang kemudian dipilih untuk menjadi Pendekar Puting Beliung,” Jadi pendekar Puting beliung itu harus berasal dari bahatur. Bahatur itulah pemberani sedangkan bahatur itu adalah merupakan nama dari para pemberani-pemberani yang awal mula nya berangkat dari sebutan untuk para jelma bani dari Way Handak. Kalianda Lampung Selatan yang melalui proses pacukh pitu para pendekar-pendekar para hulu-hulubalang yang telah naik ke Sekala Brak menjalankan ritual tertentu terutama paling banyak adalah dari Way Handak Lampung Selatan inilah yang paling banyak menjadi bahatur. Untuk dapat menjadi bahatur menjadi sosok pemberani yang siap untuk berkelahi, oleh Masyarakat adat Sekala Brak yang merupakan suatu kesatuan utuh supaya seragam, maka ritual dan istilah kebahaaturan dari Way Handak ini diadop oleh pasukan-pasukan pendekar dari Tanggamus dari pesisir barat dan Sekala Brak.” “memang kendala. Ya adalah, menjadi bahatur itu gampang-susah, karena bahatur itu harus pendekar dulu, dan memang pemberani, jadi para hulubalang banyak, para pendekar banyak, tapi para bahatur itu tidak banyak berasal dari pendekar bahatur Sekala Brak, yang kemudian dia dilatih lagi menjadi Puting beliung untuk mengawal Raja/Sultan. Bahatur banyak di daerah selatan dan Tanggamus dipimpin oleh panglima, Panglima di daerah selatan Itu, ada empat panglima, sedangkan Tanggamus satu. Panglima inilah apabila para laskar adat seluruh Kerajaan Sekala Brak Kepaksian Pernong mulai turun semua, baik yang di Lampung barat, Pesisir barat, Tanggamus, Pesawaran itu, maka yang memimpin nanti adalah Panglima dari selatan, sudah saya kondisikan, karena yang saya posisikan komando dari seluruhnya panglima dari selatan, Panglima Alif Jaya, Panglima Elang Berantai, Panglima Tapak Belang dan Panglima Sindang Kunyaian. Tetapi khusus untuk Tanggamus, Pesawaran dan Pringsewu dipegang oleh satu orang Panglima, yaitu Panglima Pengittokh Alam, dan para bahatur-bahaturnya. Bahatur Tanggamus dan Bahatur Way Handak ini, inilah yang paling dekat karena mereka wilayahnya satu pesisir. Dan diantara Way Handak dan Tanggamus itu Bandar Lampung, karena kalau saya ke Bandar Lampung maka, bergantianlah para bahatur hulubalang dari Tanggamus dan dari Way Handak Kalianda yang turun untuk menjaga mengawal, tetapi kalau saya dari Jakarta, kalau sudah lewat Kalianda, biasanya para bahatur Lampung Selatan biasanya sudah turun itu untuk mengawal”. Lebih lanjut, dijelaskan, kalau pada saat ini ada 21orang, karena disesuaikan. Setiap akan masuk menjadi Pendekar Puting Beliung ini melalui pengkaderan, biasanya orang tuanya datang menyerahkan anak laki-lakinya pada Saibatin sambil menyerahkan kain putih, yang artinya suatu saat, bila dalam pengabdiannya dia harus berkorban nyawa, tidak usah dibawa pulang lagi, tanamkam di mana dia gugur. Di mana dia tewas diserahkan kain putih ini untuk dia, dan dia sudah diserahkan menjadi milik Saibatin sebagai pengawalnya Sai Batin. Setelah itu, lanjut, SaiBatin, calon Pendekar Puting Beliung ini dikirim ke Tanah Datar. “Jadi kalau di tanah datar itu sudah banyak tahu mereka, bahwa Pendekar Skala Brak itu di sana. “Seperti pendekar sekarang ini dua tahun lebih mereka digembleng di sana. Disitu setiap hari selama dua tahun lebih, kerjanya pagi, siang, malam, terus menerus, latihan bela diri saja, latihan bagaimana cara berkelahi, cara membunuh, cara membela diri segala macam, disertai ritual. Mereka puasa kalau bermalam mereka selesai disurau, sampai subuh mereka di surau, pagi mereka mulai latihan, spesial olah jalan-jalan kemudian persiapan, hingga maghrib, setelah selesai turun mereka berlatih sampai tengah malam mereka latihan,” Tahapan pertama, lanjut Paduka, mereka berguru Silat Kumango namanya. Pada saat menyelami silat Kumango di Tanah Datar itu, mereka juga berziarah ke makam Syekh Abdurrahman al-Khalidi. “Syekh Kumango adalah seorang ulama tarekat dan pendekar silat ternama asal Kumango, pencipta Silat Kumango.
Baris 668 ⟶ 661:
Setelah menghabiskan penggemblengan latihan keras dan ritual di Tanah Datar, kembalilah mereka. Para pendekar ini kemudian menghadap Sultan, kemudian dijadikan pengawal. “Mereka mengawal saya ketika saya berada di Jakarta atau ketika saya ke Tanggamus, karena saya banyak melakukan kunjungan ke sana atau juga di Sekala Brak,” Adat Harus Menghadirkan Keamanan dan Kesejukan Berkaca dari peristiwa di Kalianda, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu, tandas Paduka maka perlu Laskar Panglima ini dibentuk. Maksudnya untuk menjaga dan mengantisipasi kalau terjadi hal yang tak diinginkan seperti bentrokan, supaya cepat diantisipasi. “Tak terjadi dari mana-mana turun langsung menyerang dan tak terkendali. Belajar dari kejadian ini semua harus ditata. Supaya adat tidak menjadi anarkis. Tidak terjadi tindakan pengrusakan yang menyebabkan permusuhan. Tetapi adat harus menghadirkan kesejukan, keamanan, kebahagiaan, rasa nyaman, terjamin, rasa solidaritas, persaudaraan brotherhood,” Untuk itu, imbuhnya, mulailah lebih ditata, panglimanya mulai dibentuk dari Kalianda. Dulu wilayah-wilayah di Penggung dikuasai oleh Tumenggung, setiap wilayah mesti ada Tumenggungnya yang pegang satu Tumenggung, ada di Sekala Brak. Melihat setuasi sekarang ini yang paling banyak kegiatan ada di wilayah kota dan di selatan, maka sekarang ini Panglimanya justru saya angkat dari luar Sekala Brak. Yaitu dari wilayah selatan, dari Kalianda dan Tanggamus. Itulah daerah-daerah yang rawan, karena Sekala Brak, Pesisir Barat, Ranau situasinya kondusif. Wilayah yang dekat dengan kerajaan cenderung lebih terjaga, tambah jauh dari kerajaan biasanya mereka tambah kencang dan tambah temperamen. Disitu maka ditempat kan para Panglima-panglimanya ada pun keberadaan puting beliung saat ini, Puting Beliung ada yang di daerah Tanggamus, tetapi mereka juga ada di Sekala Brak. Kalau saya pulang dan di Jakarta, kalau saya masuk wilayah selatan juga ada panglimanya. “Nah di Selatan ini walaupun dia Panglima Selatan, tapi dia mengcover seluruh wilayah pesisir, masyarakat sepanjang pesisir kita cover. Begitulah peranan Puting Beliung ini,” “Mereka inilah kerabat-kerabat kami, saudara-saudara dekat kami, dan dalam satu payung kekerabatan Kerajaan Sekala Brak, mereka ada lima Sai Batin Marga di Way Handak yang memegang keadatan disana. Para Bahatur ini saya ambil dari kerabat-kerabat saya dan para marga-marga di Way Handak dan ada di Tanggamus”. terang Paduka dalam memimpin Kepaksiannya dengan rasa kekerabatan, kearifan dan penuh kebijakan terhadap Masyarakat Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak Lampung.Menurut Paduka, nama Puting Beliung ini berasal dari seorang pendekar besar pada jaman Belanda kira-kira Tahun 1926 -1927 yang pernah diadu dengan seorang mantan bajak laut dari Pulau Berhala yang memang jagoan silat bermata satu yang mengajar silat sepanjang kota di Sumatera. Pada waktu itu, lanjut, Paduka, dia datang mau mengajar silat di Sekala Brak, oleh Kakek saya waktu dia menghadap Sultan disampaikan bahwa disini sudah banyak yang berguru. ”Saya ke sini bukan untuk mengajar orang yang belum bisa berkelahi, tetapi saya ini mengajar para pendekar supaya belajar lebih handal. Dan saya sanggup untuk diuji coba, ” ujar Paduka mengutip ucapan jagoan silat si mata satu, kepada kakeknya. Kemudian pada waktu itu, lanjut Paduka, diturunkanlah Budin dari daerah Sukabumi, Pendekar Kepaksian Pernong mereka diadu. Dalam satu gebrak langsung diputar langsung dikepit, selesai, yang namanya mantan Pendeka, Pendeka namanya yang dari bajak laut dari Pulau Berhala itu, ndak bisa bergerak lagi. Akhirnya dia pulang malu, sejak saat itu, Budin diberi gelar oleh Saibatin kakek , karena peraganya waktu main itu betul-betul berputar mereka bermain itu seperti tidak kelihatan, hampir tidak bisa dilihat berputar langsung bergulung-gulung bergumul sekali proses, selesai, langsung mengunci, berdebu sampai membubung ke atas, bak puting beliung. “Maka kakek saya menyebutnya pendekar Puting Beliung. Yang dulu juga biasanya disebut hulu balang Saibatin, hulu balang raja. Karena hanya raja saja yang memerintah dan juga mengawal raja,” kisah Paduka. Kemudian di jaman saya, lanjut Paduka, sebutan itu saya tambahkan si Puting Beliung, ternyata lebih dikenal orang. “Puting Beliung inilah yang melahirkan banyak pendekar sampai ratusan. Yang ada disini Pendekar Puting Beliung, hulu balang Labung Angin namanya. Hujan angin itu juga sebutan puting beliung yang tersebar sekarang ini. Demikianlah kisahnya, Mas Bambang,” Sabda Baginda mengunci perbincangan di Bandar Lampung, belum lama ini<ref>{{Cite web|last=Sekalabrak|first=Kerajaankepaksianpernong|date=2021-02-26|title=Maqom Tambak Bata – SEKALA BRAK|url=https://sekalabrak.com/maqom-bambak-bata-maqom-umpu-ratu-selalau-sanghyang-sangun-gukhu-gelar-sultan-umpu-ratu-selalau-sanghyang-sangun-gukhu/|language=id-ID|access-date=2021-04-09}}</ref>. (Dedy Tisna Amijaya Komunitas Pelestari Adat dan Budaya Hanggum Jejama Kepaksian di Sekala Brak).
===
*Berkedudukan dalam adat sebagai Pendekar labung angin 115 (seratus limabelas) personil
===
#Palima Pengittokh Alam 1 (satu) Personil
#Wakil Panglima Pengittokh Alam 1 (satu) Personil
#Bahatur 110 (seratus sepuluh) Personil
===
#Wakil panglima 2 (dua) Personil
#Bahatur 14 (empat belas) Personil
#Punggawa 8 (delapan) Personil
===
#Punggawa 1 (satu) Personil
#Bahatur 14 (empat belas) Personil
==
Paksi hanya ada 4 (empat) karena Paksi adalah Bentuk dari sebuah Kerajaan. Paksi ini juga menjadi cikal bakal keberadaan dari pada nama Paksi Pak. Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak ini sama juga dengan Kerajaan-Kerajaan besar yang ada di Nusantara. Hadirnya Kerajaan mempunyai garis merah Penaklukan dimana Paksi Pak ini muncul setelah menakluk kan Sekala Brak Kuno. Setelah itu tidak ada penaklukan lagi, Penyebaran-Penyebaran dari pada keturunan Paksi Pak yang mendirikan negeri-negeri baru di dalam membawa kebangsawanan, karena tidak mungkin ada gelaran-gelaran muncul kalu tidak ada Kerajaan, gelaran-gelaran adat yang timbul Sultan, Raja / Dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas, Mas / inton. Bahkan setiap jenjang gelar memiliki “ rukun pedandan” atau ketentuan adat tersendiri yang dilarang dipakai oleh gelar lain, melekat bagi dirinya tatanan adat mengenai “alat di lamban, alat dibadan , dan alat dilapahan” Oleh karena kekhususan tatanan tersebut, dengan melihat tatanan yang dikenakan seseorang, maka dengan mudah dapat diketahui kedudukan dan adok/gelarnya hal ini membuktika bahwa ada Struktur sebuah Kerajaan yang menjadi rujukan bahwasanya di tanah Lampung jika tidak ada Kerajaan Sekala Brak maka semua gelaran-gelaran itu hanya gelaran-gelaran hampa, akan tetapi di tanah Lampung muncul sebuah Kerajaan yang berdasarkan Penaklukan, Penyebaran agama Islam di tanah Lampung dan sebagainya. Memang dahulu namanya bukanlah Kerajaan tapi Kepaksian pada zaman sekarang ini lah yang ber istilah Kerajaan, kemudian dalam hubungan selanjutnya Marga itu muncul setelah jaman Belandan pada abad ke 19 tahun 1824 Masehi dalam rangka mempreteli berbagai tipu muslihat dilakukan untuk memecah belah Kerajaan agar tidak kuat dan tidak bersatu lagi. Bahkan sebutan Paksi, Gelar Sultan, Maharaja dan sebagainya pada zaman Belanda bukan lagi di larang akan tapi TERLARANG. Belanda hanya menerapkan sistim Pemerintahan yaitu Kepasirahan, oleh Belanda Paksi di bagi, untuk Kepaksian Pernong tanah buminya di bagi menjadi 8 (delapan), 8 (delapan) kemargaan zaman dahuhu marga itu daerah kekuasaannya sangatlah luas bukan hanya sebatas 1 (satu) Kecamatan, akan tetapi mempunyai kedudukan yang sangat besar, setelah Kepasirahan terbentuk khusus Paksi pak, di Kepaksian Pernong diberi mandat untuk memegang 2 (dua) Marga tapi yang bersipat turun temurun, sedangkan di tempat-tempat lain yang sudah di pecah menjadi marga-marga mereka sistem pemilihan 5 (lima) tahun sekali sistem pemilihan yang naik jadi pasirah yang pasirah lama mundur, 5 (lima) tahun lagi pemilihan seperti zaman pada saat sekarang ini, apabila dia menjadi pasirah 3 (tiga) kali maka dia diangkat oleh belanda menjadi Depati dan apa bila dia menjadi 4 (empat) kali, mendapat gelar pangeran dari belanda tapi gelar pangeran itu hanya untuk dirinya saja tidak untuk diturunkan kepada keturunannya. Kemudian Masyarakat Kepenyimbangan Strukturnya adalah lebilh bersipat demokratis tetapi ini adalah Struktur Lampung yang mempunyai nilai-nilai keagungan di masyarakat Lampung karena masyarakat yang memegang nuansa demokratis ini menjaga nilai-nilai kehidupan tatacara yang ada pada sistim Kepenyimbangan<ref>{{Cite book|last=Dedy Tisna Amijaya|first=ST|date=2011|title=Mencari Jejak Mata Rantai Sejarah Sekala Brak di Nusantara|location=Bandar Lampung|publisher=FHESAGI JAYA|isbn=9786029933703|pages=16-18|url-status=live}}</ref><ref>https://sekalabrak.com/pemerintahan-dan-perbedaan/</ref>.
|