Prostitusi di Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
Kontrol ketat bisa ditemukan di kota pelabuhan [[Hamburg]]. Peraturan termasuk mendefinisikan pakaian dan perilaku pekerja seks komersial di dalam rumah bordir dan luar, hal ini membuat pekerja seks komersial dianggap kelas yang berbeda dalam masyarakat.
 
Pada awal abad ke-20, prostitusi dianggap sebagai "hal yang berbahaya untuk masyarakat"<ref>{{cite book|url=|title=Das Arbeitshaus Breitenau|last=Ayaß|first=Wolfgang|date=1992|publisher=[[University of Kassel]]|isbn=978-3-88122-670-7|location=|page=|author-link=}}</ref> walaupun begitu, beragam rumah bordir dan distrik merah muncul pada waktu ini contohnya adalah Helenenstraße di Bremen (dari tahun 1878), Linienstraße di Dortmund (dari tahun 1904), Stahlstraße di Essen (dari tahun 1900an1900-an), Rampenloch di Minden (dari tahun 1908), Im Winkel di Bochum (dari tahun 1912an), dan Flaßhofstraße di Oberhausen (dari 1910 dan 1963). Diperkirakan pada 1900an1900-an terdapat 50.000 perempuan yang bekerja di [[Berlin]]<ref>Friedrich Lenger. European Cities in the Modern Era, 1850-1914. BRILL, 2012. {{ISBN|9004233385}}. page 238]</ref> (Populasi pada 1 Desember 1990 mencapai 1.888.848 jiwa).
 
=== Republik Weimar (1918–1933) ===
Baris 52:
Di Jerman Barat, pendaftaran dan pengujian tetap diberlakukan tetapi dalam praktiknya terdapat perbedaan ditiap wilayah. Di [[Bavaria]], diberlakukan test tambahan untuk [[HIV]] selain test [[penyakit menular seksual]] sejak 1987. Tetapi banyak pekerja yang tidak melalukannya dan menghindari terdaftar secara resmi. Sebuah studi pada 1992 menemukan bahwa hanya 2,5% pekerja yang terkena penyakit menular, angkanya lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat biasa<ref name="leopold">B. Leopold, E. Steffan, N. Paul: ''Dokumentation zur rechtlichen und sozialen Situation von Prostitutierten in der Bundesrepublik Deutschland'', Schriftenreihe des Bundesministeriums für Frauen und Jugend, Band 15, 1993. (German)</ref>.
 
Pada 1967, rumah bordir terbesar di Eropa, Eros Center yang berlantai enam, dibuka di [[Reeperbahn]] di [[Hamburg]]. Bahkan pada 1972 dibuka lagi rumah bordir yang lebih besar yang menggunakan gedung berlantai 12 bernama Pascha di [[Cologne]]. Ketika ketakutan akan AIDS melanda diakhir 1980an1980-an, hal tersebut berefek kepada bisnis rumah bordir yang menyebabkan ditutupnya Eros Center dan juga bisnis rumah bordir yang lain<ref>[https://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?res=940DEED71438F937A25756C0A96E948260&sec=&spon=&pagewanted=print A Red-Light District Loses Its Allure], ''The New York Times'', 14 May 1988</ref><ref name="hasilan otomatis2">[http://www.spiegel.de/panorama/0,1518,515535,00.html Willi Bartels ist tot], ''Spiegel Online'', 5 November 2007. {{in lang|de}}</ref>. Pascha terus berkembang, dan berevolusi menjadi waralaba dengan membuka rumah bordir tambahan di [[München|Munich]] dan [[Salzburg]].
 
Apapun yang mengarah kepada "promosi prsotitusi" (''Förderung der Prostitution'') adalah perbuatan melawan hukum sampai dengan 2001, bahkan setelah reformasi menyeluruh terhadap hukum pidana pada 1973. Tempat ini beroperasi dibawah ancaman tindakan melawan hukum. Kebanyakan rumah bordir beroperasi sebagai bar yang memiliki kamar sewaan terpisah yang legal walaupun begitu, banyak pemerintah daerah yang membangun, mengoperasikan, dan mendapatkan keuntungan dari rumah sewa ''Dirnenwohnheime'' ('rumah sewa pelacur') untuk mengontrol pekerja seks jalanan dan praktik mucikari. Di gedung ini pekerja seks menyewa ruangan perhari. Kompleks rumah sewa ini disebut sebagai "Laufhäuser" dioperasikan dibawah nama ''Eros Centers''. Bahkan sebelum reformasi 2001, banyak pekerja seks komersial kelas atas beroperasi di apartemen pribadi, sendiri atau bersama dengan rekannya. Gedung mewah bernama "FKK-Sauna-Clubs" menjadi tempat eksklusif untuk pekerja seks di Jerman. Di tempat tersebut, pria dan wanita harus membayar biaya masuk sebesar €50 sampai dengan €100 termasuk untuk pembelian makanan dan minuman, pekerja seks bisa langsung menegosiasikan langsung dengan kliennya mengenai imbal jasa, hal ini untuk menghidari praktik mucikari ("Zuhälterei"). Variasi ilegal lainnya juga hadir seperti membuat iklan terbuka di internet dan surat kabar. Layanan ini bertarif €75 sampai dengan €90.
Baris 106:
 
== Tingkat Pelacuran Serta Masalah-Masalah Lainnya ==
Studi pada awal 1990an1990-an mengestimasi sekitar 50.000–200.000 wanita dan beberapa pria menjadi pekerja seks di Jerman<ref name="leopold" />. Buku ''[[:en:International Encyclopedia of Sexuality|International Encyclopedia of Sexuality]]'' yang diterbitkan pada 1997, melaporkan lebih dari 100.000 wanita bekerja sebagai prostitusi di Jerman<ref name="encyclo2">[http://www2.hu-berlin.de/sexology/IES/germany.html Germany] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070428175212/http://www2.hu-berlin.de/sexology/IES/germany.html|date=28 April 2007}}, ''International Encyclopedia of Sexuality'', 1997–2001</ref>. Studi pada 2005 angka 200.000 sebagai "estimasi setengah realita"<ref name="ab2">[http://www.bmfsfj.de/doku/prostitutionsgesetz/index.html Auswirkungen des Prostitutionsgesetzes] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080630202335/http://www.bmfsfj.de/doku/prostitutionsgesetz/index.html|date=30 June 2008}}, IV Internationale Perspective. Sozialwissenschaftliches Frauenforschungsinstitut, Freiburg. July 2005. {{in lang|de}}</ref>. Organisasi berbasis isu prostitusi ''[[:en:Hydra (association)|Hydra]]'' mengeluarkan angka 400.000 pekerja, angka ini yang banyak digunakan media saat ini. Studi pada 2009 oleh [[:en:TAMPEP|TAMPEP]] juga menggunakan angka ini, dimana pekerja seks penuh waktu dan paruh waktu berjenis kelamin wanita mencapai 93%, pria 4%, dan ''transgender'' 3%<ref name="tampep2" />.
 
Studi yang sama juga menemukan fakta bahwa 63% dari pekerja seks di Jerman adalah warga negara asing, dimana dua pertiganya datang dari [[Eropa Tengah]] dan [[Eropa Timur]]. Pada 1999 porsi pekerja seks asing di Jerman hanya 52%, kenaikan ini akibat [[perluasan Uni Eropa]]<ref name="tampep2" /><ref>{{citation|url=https://www.welt.de/vermischtes/article6209687/Deutschlands-Prostitution-immer-internationaler.html|title=Deutschlands Prostitution immer internationaler|date=1 February 2010|newspaper=Die Welt|language=German|last1=Schiltz|first1=Christoph B.}}</ref>.
Baris 184:
Pembunuhan pekerja seks kelas atas [[:en:Rosemarie Nitribitt|Rosemarie Nitribitt]] di Frankfurt menarik perhatian media Jerman pasca perang. Fakta dibalik kematiannya kabur, investigasi kepolisian menyatakana tidak ada petunjuk yang jelas mengenai pelaku selain itu, tersangka utama kemudian dibebaskan karena tidak cukup bukti. Beberapa orang penting merupakan pelanggan Rosemarie, fakta yang digunakan media bahwa ada tekanan sehingga kasus ini ditutup-tutupi sehingga pembunuh sebenarnya tidak terungkap. Kasus ini menjadi inspirasi dari dua film.
 
Werner Pinzner merupakan pembunuh bayaran yang beroperasi di rumah bordir di Hamburg pada 1980an1980-an. Ditangkap pada 1986, ia mengaku telah membunih dealam orang yang terlibat dalam bisnis prostitusi. Pengacara dan istrinya bekerja sama untuk menyelundupkan pistol ke markas kepolisian Hamburg pada 29 Juli 1986, dimana dirinya berhasil membunuh jaksa penuntut umum, istrinya, dan dirinya sendiri. Pengacaranya dihukum enam tahun penjara akibat membantu terjadinya pembunuhan<ref>Danuta Harrich-Zandberg: Der St. Pauli-Killer. In: Helfried Spitra (Hrsg.): ''Die großen Kriminalfälle. Der St. Pauli-Killer, der Ausbrecherkönig und neun weitere berühmte Verbrechen.'' Campus-Verlag, Frankfurt am Main 2004, {{ISBN|3-593-37438-2}}, p. 11-34. {{in lang|de}}</ref>.
 
Enam orang dibunuh di rumah bordir di [[:en:Frankfurt am Main|Frankfurt am Main]] pada 1994. Pasangan dari Hungaria yang mengeloa rumah bordir dan empat pekerja seks asal Rusia ditemukan tewas dicekik dengan kabel listrik. Kasus ini bisa diungkap, pencurian yang gagal, pencuri tersebut ternyata seorang suami yang istrinya bekerja disana<ref>{{citation|url=http://www.spiegel.de/spiegel/print/d-8870669.html?name=N%26auml%3Bgel+im+Fleisch|title=Nägel im Fleisch|journal=Der Spiegel|issue=4|date=22 January 1996}}</ref><ref>{{citation|title=Kohlrouladen und Champagner|url=http://www.spiegel.de/spiegel/print/d-8907032.html?name=Kohlrouladen+und+Champagner|author=Gisela Friedrichsen|date=1 April 1996|journal=Der Spiegel|issue=14|language=de}}</ref>.