Sejarah kimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 9 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 266:
{{Main article|Joseph Louis Gay-Lussac|Hukum Gay-Lussac}}
 
Kimiawan Prancis [[Joseph Louis Gay-Lussac]] berbagi minat dengan Lavoisier dan yang lainnya dalam studi kuantitatif tentang sifat gas. Dari program penelitian utamanya yang pertama pada tahun 1801–1802, dia menyimpulkan bahwa ekspansi volume gas berbanding lurus dengan kenaikan suhu: kesimpulan ini biasanya disebut "[[hukum Charles]]", karena Gay-Lussac memberi penghargaan pada [[Jacques Charles]], yang telah sampai pada kesimpulan yang hampir sama pada tahun 1780an1780-an namun tidak mempublikasikannya.<ref name="GL02">{{citation | author = Gay-Lussac, J. L. | authorlink = Joseph Louis Gay-Lussac | year = L'An X – 1802 | title = Recherches sur la dilatation des gaz et des vapeurs |trans_title = Researches on the expansion of gases and vapors | journal = Annales de chimie | volume = 43 | pages = 137–175 | url = https://books.google.com/books?id=Z6ctSn3TIeYC&pg=PA137#v=onepage&q&f=false}}. [http://web.lemoyne.edu/~giunta/gaygas.html English translation (extract).]<br>
On page 157, Gay-Lussac mentions the unpublished findings of Charles: "''Avant d'aller plus loin, je dois prévenir que quoique j'eusse reconnu un grand nombre de fois que les gaz oxigène, azote, hydrogène et acide carbonique, et l'air atmosphérique se dilatent également depuis 0° jusqu'a 80°, le cit. Charles avait remarqué depuis 15 ans la même propriété dans ces gaz ; mais n'avant jamais publié ses résultats, c'est par le plus grand hasard que je les ai connus''." (Before going further, I should inform [you] that although I had recognized many times that the gases oxygen, nitrogen, hydrogen, and carbonic acid [i.e., carbon dioxide], and atmospheric air also expand from 0° to 80°, citizen Charles had noticed 15 years ago the same property in these gases; but having never published his results, it is by the merest chance that I knew of them.)</ref> Hukum tersebut ditemukan secara terpisah oleh filsuf alam Inggris John Dalton pada tahun 1801, walaupun deskripsi Dalton kurang menyeluruh dibandingkan Gay-Lussac.<ref>J. Dalton (1802) [https://books.google.com/books?id=3qdJAAAAYAAJ&pg=PA595#v=onepage&q&f=false "Essay IV. On the expansion of elastic fluids by heat,"] ''Memoirs of the Literary and Philosophical Society of Manchester'', vol. 5, pt. 2, pages 595-602.</ref><ref>http://www.chemistryexplained.com/Fe-Ge/Gay-Lussac-Joseph-Louis.html</ref> Pada tahun 1804 Gay-Lussac membuat beberapa pendakian tajam di atas 7.000 meter di atas permukaan laut dalam balon berisi hidrogen—sebuah prestasi yang tak tertandingi selama 50 tahun kemudian—yang memungkinkannya menyelidiki aspek lain dari gas. Dia tidak hanya mengumpulkan pengukuran magnetik di berbagai ketinggian, tapi juga mengukur tekanan, suhu, dan kelembaban serrta sampel udara, yang kemudian dianalisis secara kimia.
 
Baris 280:
Setelah Dalton menerbitkan teori atomnya pada tahun 1808, beberapa gagasan utamanya segera diadopsi oleh sebagian kimiawan. Namun, ketidakpastian bertahan selama setengah abad tentang bagaimana teori atom dikonfigurasi dan diterapkan pada situasi nyata; kimiawan di berbagai negara mengembangkan beberapa sistem atomistik yang tidak kompatibel. Sebuah makalah yang menyarankan jalan keluar dari situasi sulit ini diterbitkan pada awal tahun 1811 oleh fisikawan Italia [[Amedeo Avogadro]] (1776-1856), yang menghipotesiskan bahwa volume gas yang sama pada [[suhu]] dan [[tekanan]] yang sama mengandung jumlah molekul yang sama, kemudian diikuti bahwa [[berat molekul]] relatif dari dua gas adalah sama dengan perbandingan densitas kedua gas tersebut di bawah kondisi suhu dan tekanan yang sama. Avogadro juga beralasan bahwa gas sederhana tidak terbentuk dari atom tunggal tapi merupakan molekul senyawa dari dua atau lebih atom. Dengan demikian Avogadro mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi Dalton dan lainnya saat Gay-Lussac melaporkan bahwa di atas 100&nbsp;°C volume uap air dua kali volume oksigen yang digunakan untuk membentuknya. Menurut Avogadro, molekul oksigen telah terbagi menjadi dua atom dalam proses pembentukan uap air.
 
Hipotesis Avogadro tidak diakui selama setengah abad setelah pertama kali dipublikasikan. Banyak alasan pengabaian ini telah dikutip, termasuk beberapa masalah teoretis, seperti "dualisme" versi Jöns Jakob Berzelius, yang menegaskan bahwa senyawa disatukan oleh daya tarik muatan listrik positif dan negatif, sehingga tidak terbayangkan bahwa bisa ada sebuah molekul yang terdiri dari dua atom dengan muatan listrik yang sama—seperti oksigen. Kendala tambahan untuk mengakuinya adalah kenyataan bahwa banyak kimiawan enggan mengadopsi metode fisika (seperti penentuan densitas uap) untuk memecahkan masalah mereka. Pada pertengahan abad, beberapa tokoh terkemuka mulai memandang eskalasi kekacauan persaingan sistem berat atom dan rumus molekul sebagai tak dapat ditoleransi lagi. Selain itu, bukti kimia murni mulai terkuak yang mengarah pada kemungkinan bahwa pendekatan Avogadro adalah benar. Selama tahun 1850an1850-an, kimiawan yang lebih muda, seperti [[Alexander William Williamson|Alexander Williamson]] di Inggris, [[Charles Frédéric Gerhardt|Charles Gerhardt]] dan [[Charles-Adolphe Wurtz]] di Prancis, serta [[August Kekulé]] di Jerman, mulai menganjurkan reformasi kimia teoretis agar konsisten dengan teori Avogadro
 
=== Wöhler dan debat vitalisme ===
Baris 289:
Ini membuka bidang penelitian baru dalam bidang kimia, dan pada akhir abad ke-19, para ilmuwan mampu mensintesis ratusan senyawa organik. Senyawa terpenting di antaranya adalah [[mauve]] (ungu muda), [[magenta]], dan [[Bahan pewarna|pewarna]] sintetis lainnya, serta [[aspirin]] obat yang banyak digunakan. Penemuan sintesis urea buatan memberikan kontribusi besar terhadap teori [[isomer]]isme, karena rumus kimia empiris untuk urea dan [[amonium sianat]] identik (lihat [[sintesis Wöhler]]). Pada tahun 1832, Friedrich Wöhler dan Justus von Liebig menemukan dan menjelaskan [[gugus fungsional]] dan [[Radikal bebas|radikal]] dalam kaitannya dengan kimia organik, serta pertama kali mensintesis [[benzaldehida]]. Liebig, seorang kimiawan Jerman, memberikan kontribusi besar pada [[pertanian]] dan [[Biokimia|kimia biologi]], dan bekerja pada organisasi [[kimia organik]]. Liebig dianggap sebagai "bapak industri [[pupuk]]" karena penemuan [[nitrogen]] sebagai [[nutrisi]] tanaman esensial, dan perumusan [[Hukum Minimum Liebig|Hukum Minimum]] yang menggambarkan efek masing-masing nutrisi pada tanaman pangan.
 
=== Pertengahan 1800an1800-an ===
Pada tahun 1840, [[Germain Hess]] mengajukan [[hukum Hess]], sebuah pernyataan awal tentang [[hukum kekekalan energi]], yang menetapkan bahwa perubahan [[energi]] dalam proses kimia hanya bergantung pada keadaan bahan awal dan produk dan bukan pada jalur spesifik yang diambil antara keduanya. Pada tahun 1847, [[Hermann Kolbe]] memperoleh [[asam asetat]] dari sumber yang sepenuhnya anorganik, yang menyangkal vitalisme lebih jauh. Pada tahun 1848, [[William Thomson, 1st Baron Kelvin]] (umumnya dikenal sebagai Lord Kelvin) menetapkan konsep [[nol mutlak]], suhu di mana semua gerakan molekuler berhenti. Pada tahun 1849, [[Louis Pasteur]] menemukan bahwa bentuk [[rasemat]] dari [[Asam tartarat|asam tartrat]] adalah campuran levorotatori dan dekstrorotatori, sehingga menjelaskan sifat [[rotasi optik]] dan memajukan bidang [[stereokimia]].<ref>{{cite web | title = History of Chirality | publisher = Stheno Corporation | year = 2006 | url = http://www.sthenocorp.com/history.htm | accessdate = 2007-03-12 |archiveurl = https://web.archive.org/web/20070307222010/http://www.sthenocorp.com/history.htm <!-- Bot retrieved archive --> |archivedate = 2007-03-07}}</ref> Pada tahun 1852, [[Agustus Beer]] mengajukan [[Hukum Beer–Lambert|hukum Beer]], yang menjelaskan hubungan antara komposisi campuran dengan jumlah cahaya yang akan diserapnya. Berdasarkan sebagian dari karya sebelumnya oleh [[Pierre Bouguer]] dan [[Johann Heinrich Lambert]], ia menetapkan teknik [[Kimia analisis|analisis]] yang dikenal sebagai [[spektrofotometri]].<ref>{{cite web | title = Lambert-Beer Law | publisher = Sigrist-Photometer AG | date = 2007-03-07 | url = http://www.photometer.com/en/abc/abc_061.htm | accessdate = 2007-03-12}}</ref> Pada tahun 1855, [[Benjamin Silliman, Jr]] memelopori metode [[Perengkahan (kimia)|pemecahan petroleum]], yang memungkinkan terjadinya industri [[petrokimia]] modern.<ref>{{cite web | title = Benjamin Silliman, Jr. (1816–1885) | work = Picture History | publisher = Picture History LLC | year = 2003 | url = http://www.picturehistory.com/find/p/17879/mcms.html | accessdate = 2007-03-24 | archive-date = 2007-07-07 | archive-url = https://web.archive.org/web/20070707023346/http://www.picturehistory.com/find/p/17879/mcms.html | dead-url = yes }}</ref>
 
Baris 432:
{{quote|Hukum mendasar fisika yang diperlukan untuk teori matematika dari sebagian besar fisika dan keseluruhan kimia telah sepenuhnya diketahui, dan kesulitannya adalah bahwa penerapan sebenarnya dari hukum ini menyebabkan persamaan menjadi terlalu rumit untuk dapat dipecahkan. Oleh karena itu, menjadi sangat diharapkan bahwa aproksimasi metode praktis untuk menerapkan mekanika kuantum harus dikembangkan, yang dapat mengarah pada penjelasan tentang fitur utama sistem atom kompleks tanpa terlalu banyak komputasi.}}
 
Oleh karena itu, metode mekanika kuantum yang dikembangkan pada tahun 1930an1930-an dan 1940an1940-an sering disebut sebagai [[fisika molekular]] atau [[fisika atom]] teoretis untuk menggarisbawahi fakta bahwa teori tersebut lebih merupakan aplikasi mekanika kuantum pada kimia dan [[spektroskopi]] daripada jawaban atas pertanyaan yang relevan secara kimia. Pada tahun 1951, artikel yang merupakan tonggak dalam kimia kuantum adalah makalah seminal [[Clemens C. J. Roothaan]] tentang [[persamaan Roothaan]].<ref>[[Clemens C. J. Roothaan|C.C.J. Roothaan]], ''A Study of Two-Center Integrals Useful in Calculations on Molecular Structure'', J. Chem. Phys., 19, 1445 (1951).</ref> Ini membuka jalan menuju pemecahan [[Hartree-Fock|persamaan medan swakonsisten]] untuk molekul kecil seperti [[hidrogen]] atau [[nitrogen]]. Komputasi tersebut dilakukan dengan bantuan tabel integral yang dihitung menggunakan komputer tercanggih di masanya.
 
Pada tahun 1940-an banyak fisikawan beralih dari [[fisika molekuler]] atau [[fisika atom]] ke [[fisika nuklir]] (seperti [[J. Robert Oppenheimer]] atau [[Edward Teller]]). [[Glenn T. Seaborg]] adalah seorang ahli kimia nuklir Amerika yang terkenal karena karyanya tentang isolasi dan identifikasi [[Unsur transuranium|unsur-unsur transuranium]] (yang lebih berat daripada [[uranium]]). Dia berbagi Hadiah Nobel Kimia tahun 1951 dengan [[Edwin McMillan|Edwin Mattison McMillan]] atas penemuan unsur transuranium mereka yang mereka lakukan secara terpisah. [[Seaborgium]] dinamai untuk menghormatinya, menjadikannya satu-satunya tokoh, bersama [[Albert Einstein]], yang namanya diabadikan sebagai nama unsur ketika yang bersangkutan masih hidup.