Mintobasuki, Gabus, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Rapikan (balikkan jika perlu)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 23:
 
Selama beberapa dekade, desa Mintobasuki dipimpin oleh beberapa kepala desa. Beberapa nama kepala desa yang sedang dan pernah memimpin di desa Mintobasuki yaitu:
 
- SARTI (Menjabat 3 bulan)
- KARTO PAR (19XX-19XX)
 
- KARDO (menjabat 7 bulan)
1- SARMIN KARTO PAR (19XX-19XX(menjabat selama 32 tahun))
 
- MOHADI (19XX-1987)
- KARDO (menjabat 7 bulan)
- SANTOSO (1987-1997)
 
- MARSONO (1997-2008)
2- SARMIN (19XX-19XX(menjabat selama
- DWI KADARIYATUN (2008-2014)
32 tahun))
- SANTOSO (2015-2021)
 
- SARYADI (2021-2027)
3- MOHADI (19XX-1987)
 
4 - SANTOSO (1987-1997)
 
5- MARSONO (1997-2008)
 
6- DWI KADARIYATUN (2008-2014)
 
7- SANTOSO (2015-2021)
 
8- SARYADI (2021-2027)
 
Rata rata penduduk Mintobasuki bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Padi merupakan pertanian utama di daerah ini. selain itu, Jagung dan kacang-kacangan juga merupakan hasil pertanian penduduk di desa ini meskipun hanya sebatas sebagai tanaman sela atau tanaman ganti sementara padi. Tanah pertanian sawah di desa ini merupakan lahan kering dan minim saluran irigasi pada musim kemarau sehingga menggantungkan air dari air hujan (sawah '''''tadah hujan''''') dan dari air sungai Silugonggo dan tembusannya. Air dari sungai dipompa dengan menggunakan mesin pompa air untuk mengairi sawah pertanian warga. Beberapa warga juga mulai beralih ke pertanian tebu. Hal tersebut bisa dilihat dengan bertambahnya lahan garapan tebu di desa tersebut meskipun kurang begitu masif. Minimnya pengairan merupakan alasan utama mereka untuk mengganti jenis tanamannya dari padi dan kacana-kacangan ke jenis tebu. Beberapa warga dea Mintobasuki merupakan masyarakat nelayan meskipun tingkat progresivitasnya semakin menurun. Warga merupakan nelayan kali dan nelayan laut. Warga di daerah sungai Silugonggo pada zaman dahulu sering melaut dari Juwana untuk mencari ikan di laut Jawa meskipun jarak desa ini dengan pantai lumayan jauh. Sekarang hasil tangkapan ikan mereka kurang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga profesi ini sudah mulai ditinggalkan saat ini.