Bangsa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pelengkapan definisi bangsa |
|||
Baris 48:
Lihat pula: [[Negara kebangsaan|Negara Kebangsaan]]
Dalam artikelnya yang berjudul "
Dalam bukunya yang berjudul "''Nationalism: Five Roads to Modernity''", [[
== Ilmu Sosial ==
Pada akhir abad ke 20, banyak ahli ilmu sosial berargumen bahwa ada 2 tipe bangsa, yaitu [[nasionalisme sipil]], sebagai contoh adalah Perancis dan [[nasionalisme etnis]], sebagai contoh adalah Jerman. Tradisi warga Jerman dikonseptualisasi oleh filsuf awal abad 19 seperti [[Johann Gottlieb Fichte]], dan ditunjukan kepada manusia yang memiliki kesamaan bahasa, agama, budaya, sejarah dan [[Kelompok etnik|kelompok etnis]], itulah pembeda mereka dari manusia dari bangsa lain.<ref name=":0">{{Cite book|title=Noiriel, Gérard (1992). Population, immigration et identité nationale en France:XIX-XX siècle. Hachette. ISBN 2010166779.|url-status=live}}</ref> Ini adalah visi, diantara lain adalah [[Ernest Renan]].<ref name=":0" />
Analasis masa kini cenderung berdasarkan studi sosio-sejarah tentang pembangunan sentimen [[identitas nasional]], mencoba untuk menindetifikasi individu dan mekanisme kolektif, baik sadar atau tidak, sengaja atau tidak. Menurut beberapa dari studi ini, dapat dilihat bahwa [[
== Debat mengenai potensi sebuah bangsa pada masa yang akan datang ==
Baris 64:
Teori [[Benturan Peradaban|benturan peradaban]] sangat kontras dengan teori [[Kosmopolitanisme|kosmopolitan]] mengenai dunia yang semakin terhubung dan tidak lagi membutuhkan negara kebangsaan. Menurut [[ilmuwan politik]] [[Samuel Huntington]], [[identitas]] budaya dan agama dari sebuah masyarakat akan menjadi sumber utama konflik di dunia pasca- [[Perang Dingin]].
Teori ini pertama kali dirumuskan pada kuliah tahun 1992 di [[American Enterprise Institute]] <ref>{{Cite book|title="U.S. Trade Policy — Economics". AEI. 15 February 2007. Archived from the original on 29 June 2013. Retrieved 20 February 2013.|url-status=live}}</ref> yang kemudian dikembangkan pada tahun 1993 dalam artikel [[Foreign Affairs]] yang berjudul "''The Clash of Civilizations?''". Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberi respon pada buku yang ditulis oleh [[Francis Fukuyama]] yang berjudul ''[[The End of History and the Last Man]]''.<ref>{{Cite book|title=Official copy (free preview): "The Clash of Civilizations?". Foreign Affairs. Summer 1993. Archived from the original on 29 June 2007.|url-status=live}}</ref> Huntington lalu mengembangkan [[tesis]]<nowiki/>nya pada buku yang berjudul "
Huntington mulai memikirkan teorinya dengan melakukan beberapa survei berbeda mengenai sifat politik global pada pasca- [[Perang Dingin]]. Beberapa ahli teori berargumen bahwa [[hak asasi manusia]], [[demokrasi liberal]] dan ekonomi [[pasar bebas]] menjadi satu-satunya alternatif ideologis yang tersisa bagi negara-negara di dunia pasca-Perang Dingin. Secara spesifik, [[Francis Fukuyama]] berargumen bahwa dunia telah mencapai "akhir sejarah" [[Georg Wilhelm Friedrich Hegel|Hegelian]], dalam bukunya yang berjudul "The End of History and the Last Man".
|