Sejarah Kabupaten Karawang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Medelam memindahkan halaman Sejarah Karawang ke Sejarah Kabupaten Karawang |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Gabungke|Kabupaten Karawang}}
{{Rapikan}}
'''Sejarah Karawang''' tersusun dari berbagai fragmen peradaban. Sejarah Karawang diawali dari awal abad Masehi dan terus bersambung hingga era Kerajaan Sunda, Mataram dan Masa Kemerdekaan Indonesia.
Kabupaten Karawang merupakan wilayah pesisir pantai utara Jawa bagian barat dan termasuk bagian dari Provinsi Jawa Barat.
== Sejarah
==== ''A. Berita Cina (Abad 3 Masehi)'' ====
Catatan tertulis yang pertama kali mengindikasikan keberadaan nama Karawang adalah Nan Chou I Wu Chih (Catatan Dari Daerah Selatan). Ini bukan kitab kungfu, apalagi kitab suci yang dicari Kera Sakti dan Biksu Suci dalam perjalanan ke barat. Nan Chou I Wu Chih adalah sebuah catatan perjalanan Cina bernama Wan Chen dari Dinasti Wu pada 220-280 Masehi. Wan Chen mencatat bahwa di daerah selatan atau yang oleh Bangsa Cina dinamakan Kun-lun-po (nusantara),terdapat sebuah pusat perdagangan yang sangat penting bernama Koying, yang memiliki pelabuhan besar, dan menjadi tempat persinggahan terakhir kapal-kapal dari India. Nama Koying juga terdokumentasikan dalam laporan utusan Kaisar Dinasti Wu, Ch`ih Wu, untuk kerajaan Hindu Funan yang berada di sekitar Sungai Mekong (Vietnam) pada abad ke-3. Utusan yang bernama Chung-Lang Kang-Tai dan Chu-Ying mencatat adanya sebuah tempat bernama Ge-ying, yang juga diterjemahkan sama dengan Koying, yang merupakan pusat perdagangan yang mengekspor mutiara, permata, emas, dan kacang-kacangan.Informasi dari Wan-Chen dan Kang-Tai tentang lokasi Koying menurut beberapa peneliti merujuk pada sebuah kerajaan yang berada di Indonesia bagian barat. Adapun tujuan para utusan Cina ke Funan adalah untuk mencari tahu rute perdagangan maritim melalui laut Asia Tenggara guna memperoleh barang-barang dari India dan Timur-Tengah. Sementara itu seorang biksu bernama Bodhibadra (359-429) yang sedang melakukan perjalanan menuju Cina juga mencatat adanya sebuah tempat bernama Koying.
Sampai sekarang, lokasi Koying belum dapat dipastikan seperti halnya kerajaan-kerajaan kuno lainnya yang berdiri pada awal Masehi. Para peneliti dari berbagai negara memiliki teori masing-masing tentang lokasi Koying. Namun peneliti asal Cornell University, Oliver Wiliam Wolter, memprediksi bahwa nama Koying merujuk pada nama Karawang. Sebutan Koying sama dengan sebutan Kawang, yang sekarang menunjuk pada lokasi Karawang Peneliti lainnya seperti Profesor McCoy8 dan juga Profesor Hasan Djafar, berpendapat sama dan mendasarkan argumennya akurasi pengucapan kata pada abad 3 Masehi dengan rekontrusi pelapalan Koying dengan Kawang, dan akhirnya menjadi Karawang. Dan jika hasil penelitian itu dibenarkan maka berarti nama Karawang sudah ada sejak awal Masehi, dan pengucapannya dalam bahasa Cina pada masa itu adalah Koying. Sedangkan Ptolemy menyebutnya Argyre. Interpretasi Koying menurut tradisi pantun kemungkinan mengarah pada Palabuhan Kuta Tambaga seperti yang disebut dalam Pantun Pakujajar Beukah Kembang.
Baris 28:
Kitab Babad Tanah Jawi adalah sebuah karya sastra sejarah dalam berbentuk tembang Jawa. Kitab tersebut mengupas berbagai peristiwa yang terjadi di Pulau Jawa, dari mulai kisah para nabi, nenek moyang kerajaan-kerajaan Hindu hingga kisah Mataram Islam. Buku Babad Tanah Jawa merupakan terjemahan dari ''Punika Serat Babad Tanah Jawi Wiwit Saking Nabi Adam Doemoegiing Taoen 1647'' yang disusun oleh W. L. Olthof di Leiden. Dalam Babad Tanah Jawi Karawang dikenal sebagai nama tempat dibuangnya Ciung Wanara ketika masih bayi. Ciung Wanara adalah salah satu penguasa terbesar kerajaan Sunda. Babad Tanah Jawi menerangkan bahwa karena adanya konflik kekuasaan di istana kerajaan, maka bayi Ciung Wanara dihanyutkan ke Sungai Karawang (Citarum), dan kemudian bayi tersebut dipungut oleh seorang penduduk yang dinamakan Ki Buyut Karawang, karena dia tinggal di sekitar Sungai Karawang, ''Kabucal ing lèpèn Karawang, sang natainggih sampun marêngi, jabang bayi kalêbêtakên ing tabêla, lajêng dipun kèlèkakên inglèpèn Karawang. Tabêla ingkang dipun kèlèkakên wau kapêndhêt ing tiyang mancing, anama Kyai Buyut ing Karawang''.
Dalam bagian lain, Babad Tanah Jawi juga menyebutkan nama Karawang sebagai salah satu wilayah yang dikuasai VOC pada tahun 1677
== Referensi : ==
Baris 35:
[[Kategori:Sejarah Kabupaten Karawang Jawa Barat]]
<references />
[[Kategori:Karawang]]
[[Kategori:Jawa Barat]]
|