Mas Pardi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bobisinyo (bicara | kontrib)
biodata lahir dan wafat
biodata
Baris 37:
Setelah merampungkan keorganisasian TKR Laut, Mas Pardi yang termasuk kalangan sepuh (seusia dengan Bung Karno) digantikan oleh [[Mohammad Nazir]] sebagai pucuk pimpinan badan pertahanan matra laut. Selanjutnya, Mas Pardi aktif kembali dalam dunia pendidikan pelaut dan bekerja di jawatan pelayaran di [[Yogyakarta]]. Pasca pengakuan kedaulatan, pemerintahan Indonesia tengah berbenah dalam memperbaiki struktur kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam tubuh Angkatan Laut. Seiring dengan dibangunnya IAL – Institut Angkatan Laut (sekarang [[AAL]]) pada tahun 1953, Bung Karno sudah mencanangkan Indonesia sebagai negara maritim yang besar. Pidatonya yang terkenal saat peresmian IAL ialah sebagai berikut: "Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya…, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawati samudra. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri".
 
Pada tahun yang sama, atas usulan Mas Pardi, Badan Diklat Perhubungan Republik Indonesia mendirikan Akademi Ilmu Pelayaran yang menyelenggarakan Program Diploma III (setara dengan BSc) dengan 2 jurusan antara lain: Nautika dan Teknika (sertifikat kompetensi Klas III) dengan lama pendidikan 3-4 tahun. Baru pada 27 Februari 1957, AIP diresmikan oleh [[Bung Karno]]. Saat itu juga menjadi Akademi Pelayaran Pertama di Indonesia dengan lokasi kampus yang berada di Jl. Gunung Sahari, Mangga Dua Ancol, [[Jakarta Utara]]. Mas Pardi pun ditunjuk sebagai juga sebagai pengajar di AIP. Sementara kepala AIP pertama ialah HP Kalangi, seorang Indo Belanda yang aktif juga dalam dunia kepelautan. Tugas lembaga pendidikan ini hanya satu yaitu menyiapkan SDM Pelaut Indonesia yang andal dan terampil, sebagaimana isi pidato Bung Karno pada saat meresmikan IAL. Berdasarkan pengalamannya di dunia pelayaran sejak zaman [[Belanda]] dan [[Jepang]], hingga menjadi pimpinan BKR Laut, Mas Pardi meletakan sendi-sendi kepelautan [[Indonesia]]. Hal itu menjadi jembatan lintas zaman sejak masa [[Sriwijaya]] dan [[Majapahit]] hingga masa kemerdekaan yang bercita-cita menjadi negara maritim atau Mercusuar Dunia. Beliau wafat di Poliklinik SPM Semarang, Jawa Tengah karena sakit dalam usia 66 tahun, hari Selasa tanggal 13 Agustus 1968 jam 18.45 WIB.<ref>{{Cite book|date=1973|title=Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945 - 1950.|location=Jakarta|publisher=Dinas Sejarah TNI-AL|pages=768|url-status=live}}</ref> Makam beliau dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2012.
 
== Referensi ==