Taman Nasional Kayan Mentarang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan referensi |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 28:
[[Berkas:River Wave A.JPG|jmpl|ka|200px|Arus arung jeram pada sungai Bahau]]
Jenis flora yang dilaporkan ada dalam kawasan ini di antaranya termasuk 500 jenis [[anggrek]] dan sedikitnya 25 jenis [[rotan]]. Selain itu juga telah berhasil diinventaris 277 jenis burung termasuk 11 jenis baru untuk Kalimantan dan Indonesia, 19 jenis endemik dan 12 jenis yang hampir punah. Beberapa jenis yang menarik di antaranya adalah 7 jenis Enggang, Kuau Raja, Sepindan Kalimantan dan jenis-jenis Raja Udang. TNKM juga merupakan habitat bagi banyak jenis satwa dilindungi seperti [[banteng]] (''Bos javanicus''), [[beruang madu]] (''Helarctos malayanus''), [[trenggiling]] (''Manis javanica''), macan dahan (''Neofelis nebulosa''), [[landak]] (''Hystrix brachyura''), dan rusa sambar (''Cervus unicolor''). Pada musim-musim tertentu di padang rumput di hulu Sungai Bahau, berkumpul kawanan banteng yang muncul dari kawasan hutan disekitarnya dan menjadi sebuah pemandangan yang menarik untuk disaksikan.<ref name="TNKM3"/>
== Keanekaragaman budaya ==
[[Berkas:Villages A.JPG|jmpl|200px|Profil desa di sepanjang sungai Kayan]] [[Berkas:Villages B.JPG|jmpl|200px|Desa di taman nasional Kayan Mentarang masih berupa desa hutan]]
Di dalam dan di sekitar TNKM ditemukan beraneka ragam budaya yang merupakan warisan budaya yang bernilai tinggi untuk dilestarikan. Sekitar 21.000 orang dari bermacam etnik dan sub kelompok bahasa, yang dikenal sebagai [[suku Dayak]], bermukim di dalam dan disekitar taman nasional. Komunitas Dayak, seperti suku [[Kenyah]], [[Kayan]], [[Lundayeh]], [[Tagel]], [[Saben]] dan [[Punan]], [[Badeng]], [[Bakung]], [[Suku Dayak Lebu' Kulit|Makulit]], [[Makasan]] mendiami sekitar 50 desa yang ada di dalam kawasan TNKM.<ref name="TNKM3">{{cite web|url=https://www.tanahnusantara.com/pesona-alam-taman-nasional-kayan-mentarang/|date=23 September 2017|last=Kenzo|first=Arion|title=Pesona Alam Taman Nasional Kayan Mentarang|website=www.tanahnusantara.com|accessdate=16 April 2021}}</ref>
Ditemukannya kuburan batu di hulu [[Sungai Bahau]] dan hulu [[Sungai Pujungan]], yang merupakan peninggalan suku Ngorek, mengindikasikan bahwa paling tidak sejak kurang lebih 400 tahun yang lalu masyarakat Dayak sudah menghuni kawasan ini. Peninggalan arkeologi yang paling padat ini diperkirakan sebagai peninggalan yang paling penting untuk pulau Borneo.
|