Inkuisisi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 77:
Istilah "Inkuisisi Abad Pertengahan" digunakan para sejarawan untuk menyifatkan berbagai macam inkuisisi yang dibentuk sekitar tahun 1184, termasuk Inkuisisi Keuskupan (tahun 1184–1230-an) dan Inkuisisi Kepausan (1230-an). Inkuisisi-inkuisisi tersebut dibentuk guna menyikapi gerakan-gerakan rakyat berskala besar di seluruh Eropa yang dianggap sebagai gerakan [[murtad]] atau bidat, khususnya gerakan [[Katarisme]] di kawasan selatan Prancis serta gerakan [[Waldens|Waldensisme]] di kawasan selatan Prancis dan kawasan utara Italia. Inkuisi-inkuisisi lain baru terbentuk sesudah inkuisisi-inkuisisi perdana ini. Dasar hukum bagi sejumlah aktivitas inkuisisi adalah [[bulla kepausan|bula]] ''[[Ad extirpanda]]'' tahun 1252 dari [[Paus Inosentius IV|Paus Inosensius IV]] yang secara eksplisit mengizinkan (sekaligus menetapkan keadaan-kondisi yang mengizinkan) penggunaan [[siksaan]] oleh Inkuisisi demi mendapatkan pengakuan dari ahli bidat.<ref>{{Cite journal | doi=10.1111/j.0028-4289.2006.00142.x|title = Aquinas on Torture| journal=New Blackfriars| volume=87| issue=1009| pages=229–237|year = 2006|last1 = Bishop|first1 = Jordan| doi-access=free}}</ref> Meskupun demikian, [[Nicolau Eimeric|Nikolaus Eimerik]], inkuisitor penyusun "''Directorium Inquisitorum''", menandaskan bahwa "''quaestiones sunt fallaces et ineficaces''" (interogasi lewat siksaan itu menyesatkan dan sia-sia). Pada tahun 1256, para inkuisitor diberi [[absolusi]] jika menggunakan alat-alat penyiksaan.<ref>Larissa Tracy, ''Torture and Brutality in Medieval Literature: Negotiations of National Identity'', (Boydell & Brewer Ltd, 2012), 22; "''Pada tahun 1252, Inosensius IV mengizinkan penggunaan siksaan untuk mendapatkan bukti dari terdakwa, dan pada tahun 1256, para inkuisitor diizinkan untuk saling memberikan absolusi jika mereka menggunakan alat-alat penyiksaan secara langsung sesuai peruntukannya, alih-alih diwakili orang awam...''".</ref>
 
Pada abad ke-13, [[Paus Gregorius IX]] (menjabat tahun 1227–1241) menyerahkan tugas pelaksanaan inkuisisi kepada [[Dominikan|tarekat Dominikan]] dan [[Fransiskan|tarekat Fransiskan]]. Pada Akhir Abad Pertengahan, hanya [[Inggris]] dan [[Mahkota Kastila|Kastila]] negara-negara besar di Dunia Barat tanpa Inkuisisi Kepausan.
Sebagian besar inkuisitor adalah anggota-anggota tarekat yang mengajar ilmu teologi dan/atau ilmu hukum di universitas-universitas. Mereka menggunakan [[sistem inkuisitorial|prosedur-prosedur inkuisitor]], suatu praktik hukum yang lazim, hasil adapasi prosedur-prosedur peradilan Romawi Kuno.<ref>Peters, Edwards. "Inquisition", hlm. 12.</ref> Mereka mengadili perkara bidat bersama para uskup dan kelompok-kelompok "asesor" (rohaniwan dengan tugas yang kurang lebih sama dengan juri atau penasihat hukum sekarang ini), dan memberdayakan pihak-pihak berwenang setempat untuk menggelar persidangan dan mengadili ahli-ahli bidat. Selepas tahun 1200, tiap-tiap Inkuisisi dikepalai seorang [[inkuisitor agung]]. Inkuisisi-inkuisisi yang dikepalai inkuisitor agung bertahan sampai pertengaan abad ke-19.<ref>[http://libro.uca.edu/lea1/append2.htm Lea, Henry Charles. ''A History of the Inquisition of Spain''], jld. 1, apendiks 2</ref>