Global Mediacom: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
EEIHAJL (bicara | kontrib)
EEIHAJL (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41:
* Bambang diizinkan untuk mengimpor mobil mewah pada 1996 untuk [[SEA Games 1997]] tanpa bea masuk.<ref>[https://sabytdn.tripod.com/index-3.html " KERAKUSAN $OEHARTO DAN KELUARAGANYA"]</ref>
* PT Bima Citra Mandiri, perusahaan yang terafiliasi di Bimantara diizinkan untuk menjadi pembeli tunggal (me[[monopoli]]) dari [[jeruk pontianak]] yang ada di [[Kalimantan Barat]]. Hasilnya bukannya petani untung, malah akibatnya mereka merugi.<reF>[https://books.google.co.id/books?id=2PcwAgAAQBAJ&pg=PA42&dq=bima+citra+mandiri&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjCq5WrxLTuAhWS_XMBHUlMA1sQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=bima%20citra%20mandiri&f=false Asian Development Experience Vol. 2: The Role of Governance in Asia]</ref>
* [[Pertamina]] sendiri menyewa kapal tanker (miliknya sendiri yang disewakan) dari Bimantara (PT Samudera Petrindo Asia) dengan harga [[Dolar Amerika Serikat|US$]] 17.000/hari.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=uHjtAAAAMAAJ&q=bimantara+tanker&dq=bimantara+tanker&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjcsKbDy7TuAhU1IbcAHVmaAvIQ6AEwB3oECAAQAg Menuju Riau berdaulat: Penjarahan minyak Riau, Volume 1]</ref>
Seperti telah disebutkan, unsur kronisme yang ditunjukkan Orde Baru telah membuat sejumlah perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia, harus "terpaksa" menggunakan jalur tikus lewat Bimantara. Beberapa perusahaan asing tersebut, seperti PT Food Specialities Indonesia ([[Nestle]]) dan PT Indomiwon Citra Inti yang merupakan kongsi dengan [[Grup Salim]] dan [[Miwon]] [[Korea Selatan|Korea]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=aQpxAAAAMAAJ&q=food+specialties+bimantara&dq=food+specialties+bimantara&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiFtp7YxrTuAhUw4jgGHdEPDAkQ6AEwA3oECAEQAg Harta Soeharto]</ref> Namun, kerjasama ini jauh lebih besar terlihat dalam industri kimia dan bahan bakar ([[gas alam]], [[minyak bumi]]), misalnya pembentukan PT Trans Javagas Pipeline (dengan [[ARCO]]), PT Bimatama Graha Perkasa (dengan [[Exxon]] dan [[Mobil (perusahaan)|Mobil]]), PT Montrose Pestindo Nusantara (dengan [[Montrose]]), PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (dengan [[American Petroleum Institute]] dan [[Pennzoil]]|Pennzoil Product Co]]).<ref name=GJA/>
 
Bagaimanapun, pada akhirnya bisnis Bambang dalam Bimantara pun lenyap bersama dengan kejatuhan Orde Baru. Bambang perlahan-lahan melepas kepemilikannya (via PT Asriland) di PT Bimantara yang pada saat itu terlilit hutang, dari 36,51% pada 2000 menjadi 14,32% pada 2003. Saham Bambang itu beralih ke orang yang kini menjadi pemilik perusahaan ini, yaitu [[Hary Tanoesoedibjo|Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo]] (Hary Tanoe atau HT). Hary sebenarnya bukanlah seorang industriawan atau seorang konglomerat besar dari awal, melainkan hanya seorang pemain di industri keuangan dan pasar modal lewat PT [[Bhakti Investama]]. HT lewat PT Bhakti meningkatkan kepemilikannya di PT Bimantara secara bertahap: dari 10,72% pada 2001 hingga mencapai 37,60% pada 2003. Pada 30 April 2002, HT dikukuhkan sebagai Presiden [[Direktur]] Bimantara. Masuknya HT dalam PT Bimantara ini memang mengagetkan karena dia dianggap pada saat itu tidak punya kekuatan modal besar untuk menguasai "raksasa" bisnis Cendana tersebut. Ada yang menganggap upaya HT ini mendapatkan "bekingan" dari keluarga Cendana sehingga ia hanya sebagai operator, ada rumor yang menuduhnya merupakan kepanjangan tangan [[Salim Group]],<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/8955/salim-tidak-membonceng-bhakti-masuk-bimantara Salim Tidak Membonceng Bhakti Masuk Bimantara]</ref> rumor lain mengatakan ia diberi modal oleh investor rahasia, bahkan ada juga yang menuduhnya dibantu oleh investor kawakan [[George Soros]].<ref>[https://rmol.id/read/2017/03/17/284153/bambang-tri-pendiri-rcti-tersingkir-atau-disingkirkan-hary-tanoe Bambang Tri, Pendiri RCTI, Tersingkir Atau Disingkirkan Hary Tanoe?]</ref> Namun, HT membantah semua itu dalam wawancara tahun 2007 dan menyatakan keberhasilannya lebih disebabkan prestasinya menyehatkan Bimantara dengan meningkatkan kinerjanya dan menjual aset-asetnya yang potensial.<ref>[https://swa.co.id/swa/listed-articles/mengapa-orang-masih-mengira-yang-laintanya Mengapa Orang Masih Mengira yang Lain?]</ref>
Baris 478:
| Saat ini masih menjadi bagian MNC Group. Ada yang masih menggunakan nama aslinya, tapi ada juga yang sudah berganti nama}}
}}
Hampir semua perusahaan non-media, dilepas oleh BMTR pada 2000-2006 seiring dengan restrukturisasi dan perubahan kepemilikan. Sedangkan PT Mobile-8 Telecom dilepas pada 2008-2010, Metro TV dilepas pada 2003 dan PT Citra Kalimantan Energi dilepas pada 2017. Namun, untuk beberapa perusahaan lain, hanya berpindah induk (bukan kepemilikan), seperti RCTI dialihkan kepada anak usahanya yaitu PT Media Nusantara Citra dan PT Citra International Finance (lalu berubah nama menjadi MNC Finance) kini menjadi dibawah PT [[MNC Financial Services|PT MNC Kapital Indonesia]]. Terkhusus Plaza Indonesia, juga sempat dialihkan ke perusahaan lain, namun pada Agustus 2017 akhirnya dilepas oleh perusahaan MNC Group, PT [[MNC Land]]|PT MNC Land Tbk]].<Refref>[https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170814163505-92-234672/hary-tanoe-akan-lepas-seluruh-saham-di-plaza-indonesia-realty Hary Tanoe Akan Lepas Seluruh Saham di Plaza Indonesia Realty]</ref>
 
== Referensi ==