Vihara Mahacetya Dhanagun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Eriza Yulianti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Eriza Yulianti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 4:
Dibangunnya vihara Hok Tek Bio ini tak lepas dari keberadaan etnis Tionghoa ke Indonesia khususnya Bogor. Zaman dahulu, para pedagang dari Belanda dan Tiongkok datang ke Batavia dan  terjadi suatu persaingan yang kemudian pecah perang pada tahun 1740. Ketika itu, pedagang Belanda didukung oleh pemerintahan kolonial Belanda. Dan untuk mengendalikan situasi, Pemerintahan Belanda mendirikan kampung-kampung etnis agar mudah diawasi.
 
Pada tahun 1853, Gubernur Jendral JC Baud mengatur zona atau wilayah permukiman yang dinamakan Wijkenstelsel yang membagi wilayah permukiman berdasarkan kelompok etnis tertentu. Tujuannya untuk memudahkan pemerintah kolonial mengontrol masyarakat agar tidak bercampur dengan masyarakat lain. Kebijakan ini melarang etnis Tionghoa tinggal di tengah kota.<ref>{{Cite web|title=Menyusuri Sejarah Pecinan Bogor di Jalan Suryakencana|url=https://travel.detik.com/destination/d-2237210/menyusuri-sejarah-pecinan-bogor-di-jalan-suryakencana|website=detikTravel|language=id|access-date=2021-04-23}}</ref>
 
Oleh Belanda, semua etnis itu dikotak-kotakan untuk mencapai tujuan mereka, politik adu domba agar satu sama yang lain tidak ada kerukunan. Selain itu pemerintah kolonial Belanda memberlakukan aturan pemisahan agar etnis tionghoa tidak menikah dengan pribumi. Akhirnya etnis Tionghoa tersebut pindah ke kota Bogor dan membangun perkampungan kecil untuk keluarga semua etnis yang saat ini dikenal dengan daerah pecinan Bogor. Dari perkumpulan itulah akhirnya orang-orang Tionghoa mendirikan sebuah kuil. Berdasarkan peristiwa perpindahan etnis Tionghoa tersebut Vihara Dhanagun ini diperkirakan dibangun pada awal abad 18 M