Kedokteran hewan di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 25:
=== Pascasarjana ===
Beberapa universitas menyediakan pendidikan pascasarjana untuk ilmu kedokteran hewan, baik tingkat magister (S2) maupun doktor (S3). Meskipun demikian, program studi dan konsentrasi yang ditawarkan berbeda-beda. Sebagai contoh untuk tingkat S2, UGM membuka Program Studi Sains Veteriner dengan enam peminatan dan satu konsentrasi,{{efn|Peminatan Sains Veteriner UGM: (1) Penyakit dan Manajemen Kesehatan Unggas, (2) Bioreproduksi, (3) Biopatologi, (4) Ilmu klinik veteriner, (5) Biosain, (6) Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; serta satu konsentrasi: Epidemiologi Lapangan Veteriner Indonesia.<ref>{{Cite web|date=22 Agustus 2018|title=Kurikulum Magister|url=http://sainvet.fkh.ugm.ac.id/?page_id=23|website=Sain Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM|access-date=21 April 2020}}</ref>}} IPB membuka tujuh program studi atau mayor,{{efn|Program Studi S-2 FKH IPB: (1) Ilmu-ilmu Faal dan Khasiat Obat, (2) Anatomi dan Perkembangan, (3) Kesehatan Masyarakat Veteriner, (4) Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, (5) Mikrobiologi Medik, (6) Ilmu Biomedis Hewan, (7) Biologi Reproduksi.<ref>{{Cite web|title=Program Pascasarjana|url=https://fkh.ipb.ac.id/program-pascasarjana/|website=Fakultas Kedokteran Hewan IPB|access-date=21 April 2021}}</ref><ref name=PascasarjanaIPB>{{Cite web|title=Fakultas Kedokteran Hewan|url=https://pasca.ipb.ac.id/fakultas-kedokteran-hewan/|website=Pascasarjana IPB|access-date=21 April 2021}}</ref>}} Unair membuka empat program studi,{{efn|Program Studi S-2 FKH Unair: (1) Ilmu Biologi Reproduksi, (2) Ilmu Penyakit dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, (3) Agribisnis Veteriner, (4) Vaksinologi dan Imunoterapeutika.<ref>{{Cite web|title=Beranda|url=http://www.fkh.unair.ac.id/new/|website=Fakultas Kedokteran Hewan Unair|access-date=21 April 2021}}</ref>}} Unud membuka Program Studi Magister Kedokteran Hewan,<ref>{{Cite web|title=Brosur S2 FKH UNUD 2019|url=https://fkh.unud.ac.id/posts/brosur-s2-fkh-unud-2019|website=Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana|access-date=21 April 2021}}</ref> sedangkan Unsyiah membuka Program Studi Kesehatan Masyarakat Veteriner.<ref>{{Cite web|title=Sejarah S2 Kesmavet|url=http://kesmavet.fkh.unsyiah.ac.id/id/sejarah-s2-kesmavet|website=Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah|access-date=21 April 2021}}</ref> Sementara itu, program S3 diselenggarakan di IPB,<ref name=PascasarjanaIPB/> UGM,<ref>{{Cite web|title=Kurikulum Doktor|url=http://sainvet.fkh.ugm.ac.id/?page_id=917|website=Sain Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM|access-date=21 April 2021}}</ref> dan Unair.<ref>{{Cite web|title=Home|url=https://sainsvet.fkh.unair.ac.id/|website=Sains Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Unair|access-date=21 April 2021}}</ref>
== Organisasi profesi ==
{{main|Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia}}Di Indonesia, [[organisasi profesi]] untuk dokter hewan adalah Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Organisasi ini didirkan pada 9 Januari 1953 di [[Lembang, Bandung Barat|Lembang]], [[Jawa Barat]]. Meskipun demikian, cikal bakal organisasi telah ada sejak zaman Belanda, yaitu pada 1884 dengan nama Perhimpunan Kedokteran Hewan Hindia Belanda.<ref name="SejarahPDHI" /> PDHI memiliki 53 cabang di seluruh provinsi di Indonesia<ref>{{cite web|author=<!--Not stated-->|date=|title=PDHI cabang|url=https://pdhi.or.id/pdhi-cabang/|website=Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia|publisher=|access-date=22 Juni 2019|quote=}}</ref> dan membawahi 20 organisasi nonteritorial yang menampung para dokter hewan dengan minat, keahlian, atau bidang kerja yang sama.<ref>{{cite web|author=<!--Not stated-->|date=|title=Organisasi Non-Teritorial|url=https://pdhi.or.id/organisasi-non-teritorial/|website=Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia|publisher=|access-date=22 Juni 2019|quote=}}</ref>
== Sejarah ==
Baris 95 ⟶ 98:
Pada tahun 2010, program studi kedokteran hewan dibuka di [[Universitas Nusa Cendana]] [[Kupang]]<ref>{{cite web|url=https://fkh.undana.ac.id/index.php/in/who-we-are/history|title=Sejarah Singkat|website=Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana|accessdate=9 Januari 2020}}</ref> dan [[Universitas Hasanuddin]] [[Makassar]].<ref>{{cite web|url=https://med.unhas.ac.id/kedokteranhewan/index.php/sejarah/|title=Sejarah|website=Universitas Hasanuddin|accessdate=9 Januari 2020}}</ref> Terakhir, [[Universitas Padjadjaran]] [[Bandung]] membuka Program Studi Kedokteran Hewan yang berada di bawah Fakultas Kedokteran pada tahun 2019.<ref>{{cite web|url=http://www.fk.unpad.ac.id/prodi-detail/Mg/MzM|title=Program Studi Kedokteran Hewan|website=Universitas Padjadjaran|accessdate=9 Januari 2020}}</ref> Pada tahun yang sama, pemerintah mengesahkan UU Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan untuk menggantikan UU Nomor 16 Tahun 1992. Dalam UU baru ini, selain mencegah penyakit, [[pejabat karantina]] juga melakukan pengawasan dan pengendalian pada keamanan pangan, keamanan pakan, produk rekayasa genetik, sumber daya genetik, agensia hayati, [[jenis asing invasif]], tumbuhan dan satwa liar, serta [[Daftar tumbuhan dan satwa dilindungi di Indonesia|tumbuhan dan satwa langka]].<ref>{{Cite web|last=Kartika|first=Herny|date=8 Februari 2021|title=Sosialisasi Sistem Perkarantinaan Berdasarkan UU 21 Tahun 2019 di BBKP Surabaya|url=https://karantinasby.pertanian.go.id/2021/02/08/sosialisasi-sistem-perkarantinaan-berdasarkan-uu-21-tahun-2019-di-bbkp-surabaya/|website=Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya|access-date=24 April 2021}}</ref>
== Tokoh terkemuka ==
* [[Marah Roesli]] — dokter hewan dan sastrawan
* [[Taufiq Ismail]] — dokter hewan dan sastrawan
* [[Wiku Adisasmito]] — dokter hewan, akademisi, dan birokrat
== Catatan ==
|