Geger Cilegon 1888: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
== Latar belakang ==
Perlawanan yang dikobarkan Ki Wasyid bersama para tokoh Banten dalam Geger Cilegon dilatarbelakangi oleh kesewenang-wenangan Belanda yang saat itu merupakan peralihan terhadap kependudukan [[Kolonial Belanda|Belanda]] di Banten. Kebencian masyarakat makin memuncak saat masyarakat tertekan dengan dua musibah yakni dampak meletusnya [[Gunung Krakatau]] di [[Selat Sunda]] ([[23 Agustus]] [[1883]]) yang menimbulkan gelombang laut yang menghancurkan [[Anyer]], [[Merak, Sukamulya, Tangerang|Merak]], [[Caringin, Labuan, Pandeglang|Caringin]], Sirih, [[Pasauran]], Tajur, dan [[Carita, Carita, Pandeglang|Carita]]. Selain itu musibah kelaparan, penyakit sampar (pes), penyakit binatang ternak (kuku kerbau) membuat penderitaan rakyat menjadi-jadi.
Di tengah kemelut ini, kebijakan pemerintah Belanda yang mengharuskan masyarakat membunuh kerbau karena takut tertular penyakit membuat warga makin terpukul. Belum lagi, penghinaan Belanda terhadap aktivitas keagamaan menambah rentetan alasan dilakukan perlawanan bersenjata. Di lain pihak, tekanan hidup yang makin terdesak membuat warga banyak lari ke klenik (tahayul).
Baris 30:
Dalam empat bulan terakhir tahun 1887 kegiatan anggota-anggota komplotan sangat meningkat, mereka adakan pertemuan-pertemuan melakukan perjalanan dan mempropagandakan perjuangan mereka di satu pihak dan melatih murid-murid mereka dalam cara-cara bertempur di lain pihak. Menjelang waktu itu, semangat pemberontakan sudah mencekam anggota-anggota tarekat. Mereka sependapat bahwa gerakan mereka sudah mencapai banyak kemajuan, dan mereka memutuskan untuk memperluas persiapan-persiapan pemberontakan dan mengikutsertakan orang-orang di luar tarekat.
Pada 29 September 1887, kiai-kiai Banten mengadakan pertemuan yang kedua dala tempo kurang dari sebulan di Beiji, sebagai tamu haji
# Pelatihan pencak dipergiat ;
# Pengumpulan dan pembuatan senjata ;
|