Ubud, Ubud, Gianyar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~PL |
Ahmad Yaqin (bicara | kontrib) Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor |
||
Baris 3:
|nama = Ubud
|foto = [[Berkas:Kantor Kelurahan Ubud, Gianyar.jpg|300px|Kantor lurah Ubud]]
|keterangan = Kantor
|peta =https://www.google.com/maps/place/Ubud,+Kecamatan+Ubud,+Kabupaten+Gianyar,+Bali/@-8.4983853,115.2548071,13.5z/data=!4m5!3m4!1s0x2dd23d0d964ec3b7:0x4030bfbca7d2d30!8m2!3d-8.5078075!4d115.2643794?hl=id
|provinsi = Bali
|dati2 = Kabupaten
Baris 10:
|kecamatan = Ubud
|kode pos = 80571
|lurah =
|luas =
|penduduk = 11.137 jiwa(2020)
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
|kepadatan = 1.
|RT =
|RW =
|KK = 1.062 KK https://gianyarkab.bps.go.id/publication/2020/09/28/75256bf12cafbc8938c57700/kecamatan-ubud-dalam-angka-2020.html
|APBDesa =
|bahasa =
|BPS_code =
|situs web =
}}
'''Ubud''' adalah sebuah [[kelurahan]] dan merupakan pusat pemerintahan yang berada di Kecamatan [[Ubud, Gianyar|Ubud]], Kabupaten [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], Provinsi [[Bali]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref>
== Demografi ==
Penduduk kelurahan Ubud sampai dengan tahun
== Sejarah ==
'''Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Ubud'''
Dalam perjalanan sejarah Guru Suci Mpu Markandya dari Gunung Raung Jawa ke Bali, dalam proses penyebaran Agama Hindu beliau tiba disebuah lereng atau bukit kecil yang memanjang ke arah utara dan selatan. Bukit ini diapit oleh dua buah sungai yang berliku yang mirip seperti dua ekor naga. Sungai yang berada disebelah barat bernama Sungai Wos Barat, sedangkan yang berada disebelah timur bernama Sungai Wos Timur. Mpu Markandya mendirikan sebuah pemukiman disebut “Sarwa Ada” yang terletak disekitar Desa Taro.
Kedua Sungai Wos Barat dan Wos Timur bertemu menjadi satu di sebuah lokasi yang disebut dengan Campuhan. Di Campuhan inilah Mpu Markendya mengadakan tempat pertapaan dan beliau mulai merambas hutan untuk membuat pemukiman dan membagikan tanah pertanian bagi pengikutnya. Dengan demikian sempurnalah Yoga Sang Rsi, yang ditandai dengan dimulainya kehidupan masyarakat di desa ini dengan dianugrahinya tanah untuk pertanian sebagai sumber kehidupan.
Sebutan Wos untuk kedua sungai yang telah bercampur ini melekat menjadi nama desa/pemukiman pada jaman itu. Sedangkan nama sungai ini sesuai dengan maknanya. Sesuai dengan isi lontar ''Markandya Purana, Wos'' ngaran “''Usadi''”, Usadi ngaran “''Usada''”, dan Usada ngaran “''Ubad''”. Dari kata ubad ini ditranskripsikan menjadi '''UBUD'''.
Selain tersebut di atas, Kelurahan Ubud juga memiliki sejarah kepemimpinan kepala desa. Keperbekelan desa di Ubud dimulai tahun 1922 yang dipimpin oleh seorang perbekel pada waktu itu bernama Pan Grya. Wilayah Ubud waktu itu meliputi Sambahan, Junjungan, Bentuyung, Ubud, Kutuh dan Nagi. Pan Grya kemudian digantikan oleh A.A.Gde Kerepeg yang menambah lagi wilayahnya ke Taman Kaja, Padangtegal dan Tegallantang.
Sejak tanggal 31 Desember 1980 Keperbekelan Ubud berubah status menjadi kelurahan, dan perbekelnya Tjokorda Gde Rai Darmawan diangkat menjadi Kepala Kelurahan Ubud. (lahirnya Kelurahan Ubud tanggal 1 Januari tahun 1981.
Sejak jaman perang kemerdekaan putra-putri Ubud telah banyak yang ikut memberi andil demi kemajuan bangsa dan negara, seperti I Wayan Suweta, Nyoman Sunia, Ida Tjokorda Putra Sudarsana, Nombrog dan Made Kajeng. Demikian juga di jaman pembangunan ini salah seorang putra Ubud, yaitu : DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati juga telah memberikan andil yang sangat berharga bagi kemajuan bangsa dan Negara kita, khususnya dalam bidang pembangunan fisik, berupa penciptaan sebuah teknik pembangunan yang dinamakan “''Sosrobahu''” dalam pembuatan jalan layang di Jakarta.
'''Perbekal/Kepala Kelurahan Ubud'''
Dan dalam perkembangannya, Kelurahan Ubud pernah dipimpin oleh Perbekel/Kepala Kelurahan sebagai berikut :
1. Pan Grya (1922-1932)
2. Anak Agung Gde Krepeg (1932-1942)
3. Gusti Putu Leket (1942-1950)
4. Tjokorda Alit Dalem (1950-1955)
5. Anak Agung Gde Rai Gug (1955-1977)
6. Tjokorda Gde Rai Darmawan (1977-1983)
7. Tjokorda Raka Sukawati (1983-1988)
8. Tjokorda Gde Anom (1988-1991)
9. Tjokorda Gde Rai Darmawan (1991-1993)
10. I Ketut Suastika, BA (1993-1998)
11. Cokorda Gede Putra Darmayuda, S.IP., M.Si (1998-2006)
12. Drs. I Kadek Alit Wirawan (2006-2006)
13. I Made Wartana, AP (2006-2009)
14. I Wayan Ardana, AP., MA (2009-2009)
15. Dra. Melgia C. Van Harling (2009-2009)
16. I Dewa Gde Pariyatna, S.STP (2009-2013)
17. I Wayan Parmadi, S.IP.,M.A.P. (2013-2019)
18. I Gusti Ngurah Nyoman Suastika, ST (2019-Sekarang)
== Pendidikan ==
|