Ratu Adil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7:
Ratu Adil bersenjata [[trisula weda|trisula weda]]. Sebagaimana yang disebutkan oleh ramalan Jayabaya senjata Ratu Adil adalah trisula, senjata bermata tiga & weda atau pengetahuan dalam arti suatu pengetahuan mengenai tiga hal yang memiliki sifat kebenaran, kebijaksanaan, dan keadilan dalam menata dunia. Trisula Weda sendiri sebuah perumpamaan mengenai ilmu rahasia leluhur nusantara yang disebut [[Sastra Jendra Hayuningrat | Sastra Jendra Hayuningrat ]] yaitu ilmu untuk menata dunia dengan metode menghubungkan benang merah antara masa sekarang, masa depan dan masa lalu. Hanya orang yang mengetahui tentang masa lalu yang akan datang mengungkapkan kebenaran dan orang yang mengetahui permasalahan di masa sekarang yang dapat memberikan solusi secara bijaksana hingga berlaku adil sesuai kepercayaan masyarakat apa pun yang telah dibuatkan dalam kitab suci mereka mengenai masa depan yang akan terjadi.
 
Ratu Adil, Satria Pininggit bukan [[Imam Mahdi]] atau [[Isa Al-masih]] dan bukan merupakan sosok yang sama, sangat berbeda, [[Jawa kuno]] (dwipa) mengenal sosok Ratu Adil dari zaman dahulu, dia adalah sosok keturunan dari [[Krisna]]. Sosok ini pula diyakini sebagai bukti janji dari [[Sabdo Palon]] yang merupakan pamomong tanah Jawa kepada seorang ulama yang membawa ajaran Islam. Satu dari keempat janji yang tidak disanggupi ulama islam bahwasananya ajaran islam tidak akan mengubah orang Jawa menjadi kehilangan kejawaannya dan hal itu hanya mampu dibuktikan sesuai perjalanan waktu yang akan datang hingga saat janji tersebut tidak ditepati makan Sabdo Palon akan datang untuk menagih janjinya dengan memilih momongan sebagai satria piningit atau satria yang tersembunyi untuk menyadarkan kembali masyarakat khususnya di tanah Jawa dalam mengenali jati dirinya.
 
Dalam Uga Wangsit Siliwangi tertulis jelas bahwa Ratu Adil atau budak angon (kiasan dari orang atau golongan rakyat biasa),